Follow Us :              

Stunting Jadi Persoalan Serius, Pemprov Jateng Ajak Santri Cegah Pernikahan Dini

  22 October 2023  |   08:30:00  |   dibaca : 384 
Kategori :
Bagikan :


Stunting Jadi Persoalan Serius, Pemprov Jateng Ajak Santri Cegah Pernikahan Dini

22 October 2023 | 08:30:00 | dibaca : 384
Kategori :
Bagikan :

Foto : Bintoro (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Bintoro (Humas Jateng)

DEMAK - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menggandeng seluruh elemen masyarakat guna menggencarkan berbagai program percepatan penurunan stunting di daerah. Salah satunya dengan mengajak para santri menangani persoalan tersebut, melalui sosialisasi dan edukasi tentang risiko pernikahan dini.

Hal tersebut disampaikan Sekretaris Daerah Jateng, Sumarno dalam sarasehan "Jo Kawin Bocah Ben Ora Stunting" di Pendapa Kabupaten Demak, Minggu (22/10/2023).

"Jihad adalah bagaimana upaya kita bersungguh-sungguh menghadapi masalah-masalah bangsa Indonesia. Termasuk stunting adalah masalah bangsa kita, sehingga kita harus berjihad menangani masalah stunting," ujarnya.

Stunting atau gagal tumbuh kembang anak terjadi akibat beberapa faktor. Salah satunya adalah belum ideal atau cukup usianya seseorang saat menikah, sehingga berpotensi melahirkan bayi dalam kondisi stunting. 

Keadaan tersebut, terjadi akibat  kurangnya wawasan dan pengetahuan seseorang terkait gizi serta kesehatan. Bahkan dari sebelum menikah, saat hamil, hingga melahirkan.

Sekda berharap, para santri dapat ikut menyosialisasikan program-program pemerintah dalam upaya penanganan stunting. Sebab, perihal bahaya stunting, penyebab, bahkan pencegahannya masih belum banyak diketahui oleh masyarakat.

"Jangan sampai adik-adik ini (peserta sarasehan) menjadi bagian yang berkontribusi terhadap stunting. Para pelajar dan santri yang merupakan generasi usia produktif, diharapkan tidak menikah pada usia dini," pintanya.

Sementara itu, Kepala Bidang Pondok Pesantren Kantor Wilayah Kementerian Agama Jawa Tengah, Muhtasit mengatakan, sarasehan yang merupakan rangkaian peringatan Hari Santri Nasional ke-9 tingkat Jateng itu, diikuti 500 santri serta pelajar MA/SMA dari berbagai lembaga pendidikan di Kabupaten Demak dan sekitarnya. 

Sarasehan “Jo Kawin Bocah” ini bertujuan untuk mengurangi angka pernikahan dini di Jateng. Selain itu, para peserta yang merupakan usia produktif dapat mengetahui tentang risiko hamil di usia belum ideal atau kurang dari 19 tahun. Dengan demikian, harapannya angka stunting di Jateng dapat diminimalisasi.


Bagikan :

DEMAK - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menggandeng seluruh elemen masyarakat guna menggencarkan berbagai program percepatan penurunan stunting di daerah. Salah satunya dengan mengajak para santri menangani persoalan tersebut, melalui sosialisasi dan edukasi tentang risiko pernikahan dini.

Hal tersebut disampaikan Sekretaris Daerah Jateng, Sumarno dalam sarasehan "Jo Kawin Bocah Ben Ora Stunting" di Pendapa Kabupaten Demak, Minggu (22/10/2023).

"Jihad adalah bagaimana upaya kita bersungguh-sungguh menghadapi masalah-masalah bangsa Indonesia. Termasuk stunting adalah masalah bangsa kita, sehingga kita harus berjihad menangani masalah stunting," ujarnya.

Stunting atau gagal tumbuh kembang anak terjadi akibat beberapa faktor. Salah satunya adalah belum ideal atau cukup usianya seseorang saat menikah, sehingga berpotensi melahirkan bayi dalam kondisi stunting. 

Keadaan tersebut, terjadi akibat  kurangnya wawasan dan pengetahuan seseorang terkait gizi serta kesehatan. Bahkan dari sebelum menikah, saat hamil, hingga melahirkan.

Sekda berharap, para santri dapat ikut menyosialisasikan program-program pemerintah dalam upaya penanganan stunting. Sebab, perihal bahaya stunting, penyebab, bahkan pencegahannya masih belum banyak diketahui oleh masyarakat.

"Jangan sampai adik-adik ini (peserta sarasehan) menjadi bagian yang berkontribusi terhadap stunting. Para pelajar dan santri yang merupakan generasi usia produktif, diharapkan tidak menikah pada usia dini," pintanya.

Sementara itu, Kepala Bidang Pondok Pesantren Kantor Wilayah Kementerian Agama Jawa Tengah, Muhtasit mengatakan, sarasehan yang merupakan rangkaian peringatan Hari Santri Nasional ke-9 tingkat Jateng itu, diikuti 500 santri serta pelajar MA/SMA dari berbagai lembaga pendidikan di Kabupaten Demak dan sekitarnya. 

Sarasehan “Jo Kawin Bocah” ini bertujuan untuk mengurangi angka pernikahan dini di Jateng. Selain itu, para peserta yang merupakan usia produktif dapat mengetahui tentang risiko hamil di usia belum ideal atau kurang dari 19 tahun. Dengan demikian, harapannya angka stunting di Jateng dapat diminimalisasi.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu