Follow Us :              

Tinjau Banjir Jepara dan Demak, Pj Gubernur Minta Tanggul-Tanggul Sungai Dievaluasi

  18 March 2024  |   11:30:00  |   dibaca : 754 
Kategori :
Bagikan :


Tinjau Banjir Jepara dan Demak, Pj Gubernur Minta Tanggul-Tanggul Sungai Dievaluasi

18 March 2024 | 11:30:00 | dibaca : 754
Kategori :
Bagikan :

Foto : Ebron (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Ebron (Humas Jateng)

DEMAK – Pj Gubernur Jawa Tengah, Komjen Pol (P) Drs. Nana Sudjana A.S., M.M., meninjau bencana banjir di Kabupaten Jepara dan Kabupaten Demak pada Senin, 18 Maret 2024.

Tinjauan ke daerah-daerah tersebut, dilakukan bersama dengan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB); Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG); dan Komisi VIII DPR RI.  

Saat berada di Kabupaten Demak, Pj Gubernur bersama rombongan mengecek langsung kondisi tanggul Sungai Wulan yang jebol. 

Banjir di daerah tersebut merupakan kejadian banjir kedua di lokasi yang sama. Bahkan, banjir kali ini juga semakin meluas sampai ke Kabupaten Kudus. 

Pj Gubernur mengatakan, setiap terjadi bencana, langkah pertama yang dilakukan adalah memindahkan warga ke tempat yang lebih aman, sama halnya dengan penanganan banjir di Jepara maupun Demak. 

"Tempat evakuasi di Demak dan Kudus, ada sekitar puluhan tempat pengungsian," ucapnya.

Selain mengevakuasi warga, Pemprov Jateng bersama BNPB, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), TNI, Polri dan instansi lainnya juga sudah menyiapkan berbagai kebutuhan untuk para pengungsi. Mulai dari dapur umum, posko Kesehatan, logistik, dan semua keperluan dasar masyarakat.

"Di sini masyarakat juga sudah banyak yang kembali ke rumah, karena (banjir) sudah surut. Tanggul juga akan ditutup dalam waktu dua hari," ujar Pj Gubernur.

Menurutnya, perlu dilakukan evaluasi terhadap seluruh tanggul sungai yang ada di Jateng. Hal ini sebagai langkah antisipasi, apabila tanggul-tanggul yang ada tidak kuat menahan debit air sungai yang cukup tinggi. 

Berdasarkan data bencana banjir dalam 10 hari terakhir di Jateng, salah satu penyebabnya adalah jebolnya tanggul atau bendungan, seperti yang terjadi di Kabupaten Pekalongan, Grobogan, Demak, dan Jepara.

"Tanggul-tanggul yang ada akan dievaluasi, dan secara bertahap akan dilakukan perbaikan," kata Pj Gubernur. 

Evaluasi perlu dilakukan, mengingat berdasarkan informasi dari BMKG, selama sepekan ke depan masih ada potensi cuaca ekstrem yang terjadi di Jateng. Oleh karena itu, tanggul-tanggul di sungai perlu diperkuat. 

Selain evaluasi tanggul, Jateng juga menerapkan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) yang dilakukan sampai daerah terdampak banjir benar-benar surut atau tanggul-tanggul yang ada telah selesai ditutup.

Sementara itu, Kepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto mengatakan, banjir di Jepara dan Demak, memiliki penyebab yang sama, yaitu jebolnya tanggul Daerah Aliran Sungai (DAS) Wulan. Kedua daerah tersebut, diketahui masuk ke dalam DAS Wulan. 

Bencana banjir di Demak ini menjadi perhatian serius, sebab dampaknya sampai melumpuhkan Jalur Pantura.

"Kita sudah punya pengalaman langsung, menangani banjir serupa di tempat yang sama. Cuma karena debit air lebih tinggi, sehingga terkesan yang terdampak lebih luas," jelas Suharyanto.

Ia menegaskan, pihaknya akan terus berkoordinasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk memperbaiki tanggul-tanggul sungai. Harapannya, penanganan tanggul dilakukan dengan lebih baik agar tidak ada lagi tanggul yang jebol, karena tidak kuat menahan debit air sungai yang tinggi.


Bagikan :

DEMAK – Pj Gubernur Jawa Tengah, Komjen Pol (P) Drs. Nana Sudjana A.S., M.M., meninjau bencana banjir di Kabupaten Jepara dan Kabupaten Demak pada Senin, 18 Maret 2024.

Tinjauan ke daerah-daerah tersebut, dilakukan bersama dengan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB); Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG); dan Komisi VIII DPR RI.  

Saat berada di Kabupaten Demak, Pj Gubernur bersama rombongan mengecek langsung kondisi tanggul Sungai Wulan yang jebol. 

Banjir di daerah tersebut merupakan kejadian banjir kedua di lokasi yang sama. Bahkan, banjir kali ini juga semakin meluas sampai ke Kabupaten Kudus. 

Pj Gubernur mengatakan, setiap terjadi bencana, langkah pertama yang dilakukan adalah memindahkan warga ke tempat yang lebih aman, sama halnya dengan penanganan banjir di Jepara maupun Demak. 

"Tempat evakuasi di Demak dan Kudus, ada sekitar puluhan tempat pengungsian," ucapnya.

Selain mengevakuasi warga, Pemprov Jateng bersama BNPB, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), TNI, Polri dan instansi lainnya juga sudah menyiapkan berbagai kebutuhan untuk para pengungsi. Mulai dari dapur umum, posko Kesehatan, logistik, dan semua keperluan dasar masyarakat.

"Di sini masyarakat juga sudah banyak yang kembali ke rumah, karena (banjir) sudah surut. Tanggul juga akan ditutup dalam waktu dua hari," ujar Pj Gubernur.

Menurutnya, perlu dilakukan evaluasi terhadap seluruh tanggul sungai yang ada di Jateng. Hal ini sebagai langkah antisipasi, apabila tanggul-tanggul yang ada tidak kuat menahan debit air sungai yang cukup tinggi. 

Berdasarkan data bencana banjir dalam 10 hari terakhir di Jateng, salah satu penyebabnya adalah jebolnya tanggul atau bendungan, seperti yang terjadi di Kabupaten Pekalongan, Grobogan, Demak, dan Jepara.

"Tanggul-tanggul yang ada akan dievaluasi, dan secara bertahap akan dilakukan perbaikan," kata Pj Gubernur. 

Evaluasi perlu dilakukan, mengingat berdasarkan informasi dari BMKG, selama sepekan ke depan masih ada potensi cuaca ekstrem yang terjadi di Jateng. Oleh karena itu, tanggul-tanggul di sungai perlu diperkuat. 

Selain evaluasi tanggul, Jateng juga menerapkan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) yang dilakukan sampai daerah terdampak banjir benar-benar surut atau tanggul-tanggul yang ada telah selesai ditutup.

Sementara itu, Kepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto mengatakan, banjir di Jepara dan Demak, memiliki penyebab yang sama, yaitu jebolnya tanggul Daerah Aliran Sungai (DAS) Wulan. Kedua daerah tersebut, diketahui masuk ke dalam DAS Wulan. 

Bencana banjir di Demak ini menjadi perhatian serius, sebab dampaknya sampai melumpuhkan Jalur Pantura.

"Kita sudah punya pengalaman langsung, menangani banjir serupa di tempat yang sama. Cuma karena debit air lebih tinggi, sehingga terkesan yang terdampak lebih luas," jelas Suharyanto.

Ia menegaskan, pihaknya akan terus berkoordinasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk memperbaiki tanggul-tanggul sungai. Harapannya, penanganan tanggul dilakukan dengan lebih baik agar tidak ada lagi tanggul yang jebol, karena tidak kuat menahan debit air sungai yang tinggi.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu