Follow Us :              

Eks Napiter Yayasan Gema Salam Sumbang 1.350 Masker untuk Warga Jateng

  13 April 2020  |   09:30:00  |   dibaca : 2249 
Kategori :
Bagikan :


Eks Napiter Yayasan Gema Salam Sumbang 1.350 Masker untuk Warga Jateng

13 April 2020 | 09:30:00 | dibaca : 2249
Kategori :
Bagikan :

Foto : Vivi (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Vivi (Humas Jateng)

SEMARANG – Dukungan dari berbagai pihak kepada Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dalam menangani wabah covid-19 terus mengalir. Senin (13/4/2020), sejumlah eks narapidana terorisme (Napiter) yang tergabung dalam Yayasan Gema Salam memberikan bantuan 1.350 masker kepada Pemprov Jateng.

"Ini bentuk kepedulian kami kepada pemerintah dan masyarakat Jawa Tengah di tengah wabah corona. Kami ingin membantu meskipun dalam bentuk yang kecil. Harapannya ini bisa membantu masyarakat agar tetap menaati peraturan pemerintah untuk mengenakan masker," kata perwakilan eks napiter, Joko Tri Harmanto alias Jack Harun, di Gedung Gradhika Bhakti Praja.

Di hadapan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Wakil Gubernur Taj Yasin Maimoen, Jack mengatakan, masker-masker itu buatan para eks napiter di Yayasan Gema Salam. 

Yayasan Gema Salam merupakan wadah bagi mantan napiter di Jawa Tengah yang didukung oleh Bapas Surakarta dan Yayasan Prasasti Perdamaian.

"Ini jahit sendiri, untuk yang ikut menjahit ada dua orang, yang lain bantu kaos dan alat lainnya. Bahan kami ambil dari sisa jahitan kaos dan baju batik untuk kemudian kami jahit menjadi masker. Bantuan 1.000 masker itu yang kami hasilkan selama satu pekan. Perharinya bisa produksi 100 masker," jelasnya.

Ganjar mengapresiasi kepedulian yang diberikan oleh para eks napiter. Menurutnya, apa yang dilakukan oleh kawan-kawan di Yayasan Gema Salam sangat luar biasa. Di saat pemerintah mewajibkan masyarakat menggunakan masker demi memutus rantai persebaran virus corona, Yayasan Gema Salam berkontribusi dengan menyumbangkan masker untuk warga Jawa Tengaah.

"Saya tidak pernah menghitung jumlahnya, satu pun kalau itu diberikan dengan ikhlas dan ingin disumbangkan untuk kemanusiaan, buat saya itu seperti sejuta masker yang diberikan bahkan lebih. Terpenting adalah ketulusan hati, niat yang baik, dan ini bagian dari sakitnya bangsa, sakitnya negara, deritanya rakyat, kita semua menanggung bersama," kata Ganjar.

"Tetap semangat dan terus berproduksi agar banyak orang tidak kerepotan untuk mencari dan menggunakan masker. Biarkan masker yang berstandar kesehatan digunakan oleh tenaga medis dan kita cukup memakai masker dari kain ini saja. Jangan lupa setiap empat jam dicuci, jangan lupa selalu cuci tangan, dan jaga jarak," imbuh Ganjar.

Pada kesempatan itu, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah juga menerima bantuan dari grup Cimory, United Bike, dan PT Pesona Wisata Jateng yang memberikan 1.500 APD dan 5.000 botol susu untuk tenaga medis. Ada juga bantuan 2.000 hand sanitizer dari PT Kosmetika Tama Super Indah.

"Bantuan ini pasti sangat membantu, khususnya bagi tenaga medis yang berada di benteng terakhir, mereka harus berjuang, nyawa dipertaruhkan, dan tidak bisa menemui orang yang disayang," pungkas Ganjar.


Bagikan :

SEMARANG – Dukungan dari berbagai pihak kepada Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dalam menangani wabah covid-19 terus mengalir. Senin (13/4/2020), sejumlah eks narapidana terorisme (Napiter) yang tergabung dalam Yayasan Gema Salam memberikan bantuan 1.350 masker kepada Pemprov Jateng.

"Ini bentuk kepedulian kami kepada pemerintah dan masyarakat Jawa Tengah di tengah wabah corona. Kami ingin membantu meskipun dalam bentuk yang kecil. Harapannya ini bisa membantu masyarakat agar tetap menaati peraturan pemerintah untuk mengenakan masker," kata perwakilan eks napiter, Joko Tri Harmanto alias Jack Harun, di Gedung Gradhika Bhakti Praja.

Di hadapan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Wakil Gubernur Taj Yasin Maimoen, Jack mengatakan, masker-masker itu buatan para eks napiter di Yayasan Gema Salam. 

Yayasan Gema Salam merupakan wadah bagi mantan napiter di Jawa Tengah yang didukung oleh Bapas Surakarta dan Yayasan Prasasti Perdamaian.

"Ini jahit sendiri, untuk yang ikut menjahit ada dua orang, yang lain bantu kaos dan alat lainnya. Bahan kami ambil dari sisa jahitan kaos dan baju batik untuk kemudian kami jahit menjadi masker. Bantuan 1.000 masker itu yang kami hasilkan selama satu pekan. Perharinya bisa produksi 100 masker," jelasnya.

Ganjar mengapresiasi kepedulian yang diberikan oleh para eks napiter. Menurutnya, apa yang dilakukan oleh kawan-kawan di Yayasan Gema Salam sangat luar biasa. Di saat pemerintah mewajibkan masyarakat menggunakan masker demi memutus rantai persebaran virus corona, Yayasan Gema Salam berkontribusi dengan menyumbangkan masker untuk warga Jawa Tengaah.

"Saya tidak pernah menghitung jumlahnya, satu pun kalau itu diberikan dengan ikhlas dan ingin disumbangkan untuk kemanusiaan, buat saya itu seperti sejuta masker yang diberikan bahkan lebih. Terpenting adalah ketulusan hati, niat yang baik, dan ini bagian dari sakitnya bangsa, sakitnya negara, deritanya rakyat, kita semua menanggung bersama," kata Ganjar.

"Tetap semangat dan terus berproduksi agar banyak orang tidak kerepotan untuk mencari dan menggunakan masker. Biarkan masker yang berstandar kesehatan digunakan oleh tenaga medis dan kita cukup memakai masker dari kain ini saja. Jangan lupa setiap empat jam dicuci, jangan lupa selalu cuci tangan, dan jaga jarak," imbuh Ganjar.

Pada kesempatan itu, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah juga menerima bantuan dari grup Cimory, United Bike, dan PT Pesona Wisata Jateng yang memberikan 1.500 APD dan 5.000 botol susu untuk tenaga medis. Ada juga bantuan 2.000 hand sanitizer dari PT Kosmetika Tama Super Indah.

"Bantuan ini pasti sangat membantu, khususnya bagi tenaga medis yang berada di benteng terakhir, mereka harus berjuang, nyawa dipertaruhkan, dan tidak bisa menemui orang yang disayang," pungkas Ganjar.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu