Follow Us :              

PJJ Munculkan Nikah Dini, Pemprov Jateng Gencar Kampanyekan 'Jo Kawin Bocah'

  16 September 2021  |   10:00:00  |   dibaca : 1447 
Kategori :
Bagikan :


PJJ Munculkan Nikah Dini, Pemprov Jateng Gencar Kampanyekan 'Jo Kawin Bocah'

16 September 2021 | 10:00:00 | dibaca : 1447
Kategori :
Bagikan :

Foto : Bintoro (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Bintoro (Humas Jateng)

PEKALONGAN - Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) menjadi solusi yang diambil pemerintah untuk menjamin kelangsungan pendidikan selama masa pandemi covid 19. Tetapi, di daerah-daerah yang budaya nikah dininya masih kental, PJJ justru dianggap 'ijin' kelonggaran untuk menikah sambil sekolah. 

Fakta tersebut dijumpai Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen saat mampir ke SMA N 1 Petungkriyono di sela-sela bersepeda, Kamis (16/09/2021). Kepala Sekolah SMA N 1 Petungkriyono Agus Dwi Prodo menyampaikan, siswi lulus SMP mau melanjutkan ke SMA saja sudah banyak yang dilamar. Di sekolah yang dia pimpin, sudah 3 siswi kelas X yang bertunangan. Persoalan ini jadi tantangan tersendiri. 

"Orang tua kalau sudah ada yang menanyakan (anaknya), wes ora usah (tidak usah) sekolah. Jadi pikirannya orang tua (PJJ) kaya kejar paket C sing sekolahe ora mbendina (yang sekolahnya tidak setiap hari). Sing (yang) penting dapat ijazah," bebernya. 

Tantangan ini, lanjutnya, tidak ringan. Sebab, menikah dini di Petungkriyono masih menjadi bagian dari budaya. Di samping itu, sekitar 80 persen orang tua siswa tidak berpendidikan memadai.  Pihak sekolah mengaku sudah berusaha mengedukasi masyarakat.

Wakil Gubernur Taj Yasin  menyadari, daerah-daerah di pinggiran dan terpencil memang masih kental dengan budaya nikah dini. Maka, keberadaan sekolah diupayakan dekat dengan masyarakat, agar mudah diakses. Pembelajaran Tatap Muka pun, saat ini tengah didorong untuk dimulai, dengan catatan ketat dalam menerapkan protokol kesehatan.

"Nha ini (pernikahan dini) memang perlu diperhatikan khusus. Dan mereka harus didorong,(kesadarannya)" ujarnya. 

Pemerintah telah berupaya agar tidak sampai ada siswa yang putus sekolah, termasuk dengan alasan menikah dini. 

"(Nikah dini) Selain (jadi) putus sekolah, juga berbahaya. (Karena itu) Kita lagi kampanye untuk 'Jo Kawin Bocah'. Kita dorong (sosialisasi) itu," pungkas dia.


Bagikan :

PEKALONGAN - Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) menjadi solusi yang diambil pemerintah untuk menjamin kelangsungan pendidikan selama masa pandemi covid 19. Tetapi, di daerah-daerah yang budaya nikah dininya masih kental, PJJ justru dianggap 'ijin' kelonggaran untuk menikah sambil sekolah. 

Fakta tersebut dijumpai Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen saat mampir ke SMA N 1 Petungkriyono di sela-sela bersepeda, Kamis (16/09/2021). Kepala Sekolah SMA N 1 Petungkriyono Agus Dwi Prodo menyampaikan, siswi lulus SMP mau melanjutkan ke SMA saja sudah banyak yang dilamar. Di sekolah yang dia pimpin, sudah 3 siswi kelas X yang bertunangan. Persoalan ini jadi tantangan tersendiri. 

"Orang tua kalau sudah ada yang menanyakan (anaknya), wes ora usah (tidak usah) sekolah. Jadi pikirannya orang tua (PJJ) kaya kejar paket C sing sekolahe ora mbendina (yang sekolahnya tidak setiap hari). Sing (yang) penting dapat ijazah," bebernya. 

Tantangan ini, lanjutnya, tidak ringan. Sebab, menikah dini di Petungkriyono masih menjadi bagian dari budaya. Di samping itu, sekitar 80 persen orang tua siswa tidak berpendidikan memadai.  Pihak sekolah mengaku sudah berusaha mengedukasi masyarakat.

Wakil Gubernur Taj Yasin  menyadari, daerah-daerah di pinggiran dan terpencil memang masih kental dengan budaya nikah dini. Maka, keberadaan sekolah diupayakan dekat dengan masyarakat, agar mudah diakses. Pembelajaran Tatap Muka pun, saat ini tengah didorong untuk dimulai, dengan catatan ketat dalam menerapkan protokol kesehatan.

"Nha ini (pernikahan dini) memang perlu diperhatikan khusus. Dan mereka harus didorong,(kesadarannya)" ujarnya. 

Pemerintah telah berupaya agar tidak sampai ada siswa yang putus sekolah, termasuk dengan alasan menikah dini. 

"(Nikah dini) Selain (jadi) putus sekolah, juga berbahaya. (Karena itu) Kita lagi kampanye untuk 'Jo Kawin Bocah'. Kita dorong (sosialisasi) itu," pungkas dia.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu