Follow Us :              

Gelar Popda 2021 Non Virtual, Panitia Terapkan Strategi Prokes

  16 November 2021  |   10:00:00  |   dibaca : 1104 
Kategori :
Bagikan :


Gelar Popda 2021 Non Virtual, Panitia Terapkan Strategi Prokes

16 November 2021 | 10:00:00 | dibaca : 1104
Kategori :
Bagikan :

Foto : istimewa (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : istimewa (Humas Jateng)

SEMARANG - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah melalui Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) menggelar Pekan Olahraga Pelajar Daerah Jawa Tengah atau Popda Jateng Non Virtual 2021 di Kota Semarang, 14-22 November 2021. Sebanyak 1.025 orang atlet pelajar ikut ambil bagian di even Popda Jateng itu. 

Hal ini disampaikan Kepala Bidang Keolahragaan Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Jawa Tengah Agung Hariyadi usai pertandingan Popda cabang olahraga (cabor) sepatu roda di Jatidiri Semarang, Selasa (16/11/2021). 

"Total atlet 1.025 dari seluruh cabor,  pelatih ada 408 orang, dan panpel (panitia pelaksana) cabor 241 orang. Lumayan banyak juga. Makanya kita bagi menjadi dua tahap," kata Agung. 

Pihaknya membagi event menjadi dua tahap dengan total sepuluh cabor. Tahap pertama, ada enam cabor yang digelar 14-17 November, yaitu atletik, petanque, tenis meja, panahan, voli pasir, dan sepatu roda. Di tahap kedua ada empat cabang olahraga yaitu voli indoor, bulu tangkis, sepak takraw, dan tenis lapangan yang akan diadakan 19-21 November. 

"Jadi merupakan rangkaian dari kegiatan popda yang diawali dari cabor jenis virtual. Tahap kedua ini non virtual. Sudah kita laksanakan seluruhnya terkait dengan Popda tingkat provinsi ini," tambahnya. 

Pemetaan cabor digelar dua tahap dengan pertimbangan mengurangi potensi penularan Covid-19. Hal itu sekaligus hasil pemetaan Disporapar Jateng bersama dengan Tim Gugus Tugas Covid yang dirasa aman dihelat di masa pandemi. 

"Kita lakukan secara bertahap karena kita menghindari kerumunan. Kalau cabor kita gelar dalam waktu bersamaan tentu sangat berpotensi terhadap kerumunan sehingga kita pecah menjadi dua tahap. Semua peserta kita pastikan sudah vaksin. Pada saat registrasi kita lakukan tes antigen. Jadi kita tetap melaksanakan protokol kesehatan secara ketat terhadap even ini," imbuhnya. 

Dengan lokasi penyelenggarannya di Kota Semarang yang terbagi menjadi beberapa venue. Yaitu kawasan Stadion Jatidiri, Tri Lomba Juang, Stadion Diponegoro, Unnes, dan GOR Dolog. 

Seorang atlet sepatu roda dari Kota Semarang, Tahta S, mengaku gembira dengan pelaksanaa even olahraga ini, terlebih dilakukan secara offline. Bagi Tahta even ini menjadi ajang pembuktian kemampuan diri, karena itu dia sangat bahagia bisa berhasil meraih medali emas di cabang olahraga sepatu roda 200 meter.  "Alhamdulillah senang, bangga juga bisa dapat medali emas," kata Tahta. 

Seperti disampaikan Agung Haryadi, tujuan diadakan Popda adalah sebagai pola pembinaan secara berjenjang dan berkelanjutan bagi atlet-atlet muda seperti Tahta dan atlet muda berprestasi lainnya.  Pemprov Jawa Tengah sesungguhnya sedang menyiapkan mereka dari tingkat pelajar untuk mengikuti event kejuaraan yang lebih tinggi. 

Popda, dengan kata lain, menjadi wadah bagi pemerintah untuk mendapatkan atlet potensial di usia emas yang akan dibina dan dikembangkan. 

"Target kita adalah mengantarkan mereka ke event yang lebih tinggi yaitu di PON," ujarnya sembari berpesan agar atlet menjaga sportivitas dan menjaga kesehatan di masa pandemi.


Bagikan :

SEMARANG - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah melalui Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) menggelar Pekan Olahraga Pelajar Daerah Jawa Tengah atau Popda Jateng Non Virtual 2021 di Kota Semarang, 14-22 November 2021. Sebanyak 1.025 orang atlet pelajar ikut ambil bagian di even Popda Jateng itu. 

Hal ini disampaikan Kepala Bidang Keolahragaan Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Jawa Tengah Agung Hariyadi usai pertandingan Popda cabang olahraga (cabor) sepatu roda di Jatidiri Semarang, Selasa (16/11/2021). 

"Total atlet 1.025 dari seluruh cabor,  pelatih ada 408 orang, dan panpel (panitia pelaksana) cabor 241 orang. Lumayan banyak juga. Makanya kita bagi menjadi dua tahap," kata Agung. 

Pihaknya membagi event menjadi dua tahap dengan total sepuluh cabor. Tahap pertama, ada enam cabor yang digelar 14-17 November, yaitu atletik, petanque, tenis meja, panahan, voli pasir, dan sepatu roda. Di tahap kedua ada empat cabang olahraga yaitu voli indoor, bulu tangkis, sepak takraw, dan tenis lapangan yang akan diadakan 19-21 November. 

"Jadi merupakan rangkaian dari kegiatan popda yang diawali dari cabor jenis virtual. Tahap kedua ini non virtual. Sudah kita laksanakan seluruhnya terkait dengan Popda tingkat provinsi ini," tambahnya. 

Pemetaan cabor digelar dua tahap dengan pertimbangan mengurangi potensi penularan Covid-19. Hal itu sekaligus hasil pemetaan Disporapar Jateng bersama dengan Tim Gugus Tugas Covid yang dirasa aman dihelat di masa pandemi. 

"Kita lakukan secara bertahap karena kita menghindari kerumunan. Kalau cabor kita gelar dalam waktu bersamaan tentu sangat berpotensi terhadap kerumunan sehingga kita pecah menjadi dua tahap. Semua peserta kita pastikan sudah vaksin. Pada saat registrasi kita lakukan tes antigen. Jadi kita tetap melaksanakan protokol kesehatan secara ketat terhadap even ini," imbuhnya. 

Dengan lokasi penyelenggarannya di Kota Semarang yang terbagi menjadi beberapa venue. Yaitu kawasan Stadion Jatidiri, Tri Lomba Juang, Stadion Diponegoro, Unnes, dan GOR Dolog. 

Seorang atlet sepatu roda dari Kota Semarang, Tahta S, mengaku gembira dengan pelaksanaa even olahraga ini, terlebih dilakukan secara offline. Bagi Tahta even ini menjadi ajang pembuktian kemampuan diri, karena itu dia sangat bahagia bisa berhasil meraih medali emas di cabang olahraga sepatu roda 200 meter.  "Alhamdulillah senang, bangga juga bisa dapat medali emas," kata Tahta. 

Seperti disampaikan Agung Haryadi, tujuan diadakan Popda adalah sebagai pola pembinaan secara berjenjang dan berkelanjutan bagi atlet-atlet muda seperti Tahta dan atlet muda berprestasi lainnya.  Pemprov Jawa Tengah sesungguhnya sedang menyiapkan mereka dari tingkat pelajar untuk mengikuti event kejuaraan yang lebih tinggi. 

Popda, dengan kata lain, menjadi wadah bagi pemerintah untuk mendapatkan atlet potensial di usia emas yang akan dibina dan dikembangkan. 

"Target kita adalah mengantarkan mereka ke event yang lebih tinggi yaitu di PON," ujarnya sembari berpesan agar atlet menjaga sportivitas dan menjaga kesehatan di masa pandemi.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu