Follow Us :              

Wagub : Pertanian adalah Salah Satu Ketahanan Negara

  04 October 2022  |   09:00:00  |   dibaca : 772 
Kategori :
Bagikan :


Wagub : Pertanian adalah Salah Satu Ketahanan Negara

04 October 2022 | 09:00:00 | dibaca : 772
Kategori :
Bagikan :

Foto : Bintoro (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Bintoro (Humas Jateng)

SEMARANG - Pertanian merupakan sektor strategis. Kestabilan harga maupun ketersediaan komoditas pertanian, dipengaruhi banyak faktor, baik internal maupun eksternal. Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen memberikan contoh salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi adalah kondisi perang di suatu negara, seperti yang saat ini terjadi antara Rusia dan Ukraina. 

"Salah satu ketahanan kita adalah ya pertanian, dan itu menjadi pondasi bagaimana kekuatan negara itu diuji," tutur Taj Yasin dalam Seminar Nasional Advokasi dan Jurnalistik bertema "Mewujudkan Pola Pikir Kritis Guna Membuat Perubahan yang Sistematis, yang diselenggarakan Fakultas Pertanian Universitas Wahid Hasyim, Selasa (04/10/2022) di Balaikota Semarang. 

Perang Rusia - Ukraina, sebut wagub, menimbulkan krisis pangan di negara-negara yang biasa mendapatkan pasokan komoditas pertanian, dari kedua negara yang berperang. Taj Yasin menceritakan pengalamannya saat lawatan ke Jerman belum lama ini. Dia mendapati masyarakat Jerman yang kesulitan mendapatkan bahan pangan, lantaran mereka kurang memberikan perhatian pada soal tanaman pertanian, karena mereka lebih berfokus pada peternakan. 

"Setelah itu saya mengunjungi di beberapa negara Eropa. Ternyata dampaknya juga luar biasa. Selain harga minyak naik, bahan baku pokok makanan juga mereka berkurang" ungkapnya.  

Taj Yasin pun mengajak para mahasiswa pertanian untuk terus membangun sektor pertanian di negeri sendiri. Pertanian tidak selalu identik dengan kebutuhan lahan yang luas, lanjutnya. Di pekarangan pun, bisa menjadi tempat bertani.  

"Banyak lho saat ini yang berbisnis memulai pertanian-pertanian di lahan-lahan pekarangan. Dindingnya dibikin sap-sap an. Ada kubis, macam-macam. Itu juga bisa buat cadangan makanan untuk keluarga. Bahkan bukan hanya untuk cadangan makanan keluarga, tapi bisa juga menjadi income keluarga dan harganya ini lebih mahal (karena organik)," jelasnya.  

Dia pun meminta mahasiswa untuk berpikir kritis memecahkan berbagai persoalan pertanian. Misalnya, cara mensiasati agar tidak terjadi anjloknya harga pertanian saat panen raya dan membangun jejaring dengan stakeholder bidang pertanian.


Bagikan :

SEMARANG - Pertanian merupakan sektor strategis. Kestabilan harga maupun ketersediaan komoditas pertanian, dipengaruhi banyak faktor, baik internal maupun eksternal. Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen memberikan contoh salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi adalah kondisi perang di suatu negara, seperti yang saat ini terjadi antara Rusia dan Ukraina. 

"Salah satu ketahanan kita adalah ya pertanian, dan itu menjadi pondasi bagaimana kekuatan negara itu diuji," tutur Taj Yasin dalam Seminar Nasional Advokasi dan Jurnalistik bertema "Mewujudkan Pola Pikir Kritis Guna Membuat Perubahan yang Sistematis, yang diselenggarakan Fakultas Pertanian Universitas Wahid Hasyim, Selasa (04/10/2022) di Balaikota Semarang. 

Perang Rusia - Ukraina, sebut wagub, menimbulkan krisis pangan di negara-negara yang biasa mendapatkan pasokan komoditas pertanian, dari kedua negara yang berperang. Taj Yasin menceritakan pengalamannya saat lawatan ke Jerman belum lama ini. Dia mendapati masyarakat Jerman yang kesulitan mendapatkan bahan pangan, lantaran mereka kurang memberikan perhatian pada soal tanaman pertanian, karena mereka lebih berfokus pada peternakan. 

"Setelah itu saya mengunjungi di beberapa negara Eropa. Ternyata dampaknya juga luar biasa. Selain harga minyak naik, bahan baku pokok makanan juga mereka berkurang" ungkapnya.  

Taj Yasin pun mengajak para mahasiswa pertanian untuk terus membangun sektor pertanian di negeri sendiri. Pertanian tidak selalu identik dengan kebutuhan lahan yang luas, lanjutnya. Di pekarangan pun, bisa menjadi tempat bertani.  

"Banyak lho saat ini yang berbisnis memulai pertanian-pertanian di lahan-lahan pekarangan. Dindingnya dibikin sap-sap an. Ada kubis, macam-macam. Itu juga bisa buat cadangan makanan untuk keluarga. Bahkan bukan hanya untuk cadangan makanan keluarga, tapi bisa juga menjadi income keluarga dan harganya ini lebih mahal (karena organik)," jelasnya.  

Dia pun meminta mahasiswa untuk berpikir kritis memecahkan berbagai persoalan pertanian. Misalnya, cara mensiasati agar tidak terjadi anjloknya harga pertanian saat panen raya dan membangun jejaring dengan stakeholder bidang pertanian.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu