Follow Us :              

Program Dahsyat, Andalan Warga Larangan Brebes Atasi Stunting

  02 November 2022  |   11:00:00  |   dibaca : 1760 
Kategori :
Bagikan :


Program Dahsyat, Andalan Warga Larangan Brebes Atasi Stunting

02 November 2022 | 11:00:00 | dibaca : 1760
Kategori :
Bagikan :

Foto : Slam (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Slam (Humas Jateng)

BREBES - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo dibuat bangga dengan semangat warga Desa Larangan Kabupaten Brebes dalam penanganan stunting. Saat menengok kegiatan Posyandu di desa itu, Rabu (2/11), ia melihat warga kompak dan semangat bergotong royong mengatasi masalah stunting. 

Desa Larangan telah terbentuk Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) dan didukung dari anggaran Dana Desa. Desa tersebut juga punya Program Bapak Asuh Anak Stunting dengan anggaran swadaya. Selain itu ada Program Dahsyat, yakni Dapur Sehat Atasi Stunting. 

"Ya saya senang melihat kekompakan warga mengatasi stunting. Di Brebes ini karena potensi stuntingnya tinggi, maka kerja kita mesti lebih keras lagi, lebih sistematis lagi. Tapi melihat ini, saya percaya penanganan stunting berjalan baik," ucap Gubernur optimis. 

Desa Larangan juga aktif melakukan pengecekan dan sosialisasi terus baik pada ibu hamil, menyusui bahkan pasangan yang akan menikah. Saat mengecek kegiatan Posyandu itu, Gubernur menemukan ada pasangan yang akan menikah dan dilakukan asesmen. 

"Tadi dikasih contoh saya senang, dua anak muda yang mau menikah. Mereka dicek darah, tensi dan lainnya. Perempuannya biasanya ada anemia dan dikasih vitamin. Artinya sebenarnya pemerintah mulai dari desa, kecamatan juga puskesmas, mereka semua bisa memberikan informasi yang benar," ucapnya. 

Pada mereka yang ternyata memiliki masalah kesehatan, sudah tersedia program penanganan. Program ini diberikan sejak bayi dalam kandungan maupun saat sudah dilahirkan. 

"Tadi ada program Dahsyat, ini contoh yang menurut saya kreatif. Jadi dengan lokalitas yang ada dapur sehatnya, mereka membikin orangtua, keluarga, ibu hamil, bapaknya mengerti dengan asupan gizi yang baik untuk ke ibu hamil, atau ke keluarga dalam rangka program untuk mencegah stunting. Menurut saya programnya bagus, sangat dahsyat," tegasnya. 

Pada sisi lain Gubernur juga berharap program-program yang dijalankan tidak hanya sekadar seremony. Program tetap harus dijalankan dengan serius. 

"Ini tidak boleh menjadi seremoni ketika pejabat mau datang. Ini harus jadi gerakan terus menerus untuk membangun kesadaran pentingnya mengatasi stunting," pungkasnya. 

Terkait kesehatan bayi dan ibu hamil  Pemerintah Provinsi Jawa Tengah telah membuat program Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng (5ng) untuk mengatasi persoalan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB) dan juga  stunting. Program ini ternyata berhasil menurunkan angka stunting di Jawa Tengah. Tahun 2013, saat Ganjar Pranowo awal menjabat, angka stunting di Jawa Tengah mencapai 37 persen. Jumlah itu turun menjadi 20 persen di tahun 2021. 

Salah satu kader Posyandu Desa Larangan, Kartiti mengatakan, terdapat 34 anak stunting di desanya sudah ditangani semua. Mereka selalu dipantau asupan gizinya tiap hari. 

"Jadi program Dahsyat itu kami memberikan bantuan Rp25.000 kepada setiap sasaran. Bantuan bukan berupa uang, melainkan bahan makanan. Kami bekerjasama dengan Kampung KB untuk program itu," ucapnya. 

Selain itu, kader Posyandu juga selalu sosialisasi tentang pentingnya menjaga kesehatan bagi ibu hamil dan menyusui. Setiap ada pasangan yang mau menikah, juga dilakukan sosialisasi serta tes kesehatan.


Bagikan :

BREBES - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo dibuat bangga dengan semangat warga Desa Larangan Kabupaten Brebes dalam penanganan stunting. Saat menengok kegiatan Posyandu di desa itu, Rabu (2/11), ia melihat warga kompak dan semangat bergotong royong mengatasi masalah stunting. 

Desa Larangan telah terbentuk Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) dan didukung dari anggaran Dana Desa. Desa tersebut juga punya Program Bapak Asuh Anak Stunting dengan anggaran swadaya. Selain itu ada Program Dahsyat, yakni Dapur Sehat Atasi Stunting. 

"Ya saya senang melihat kekompakan warga mengatasi stunting. Di Brebes ini karena potensi stuntingnya tinggi, maka kerja kita mesti lebih keras lagi, lebih sistematis lagi. Tapi melihat ini, saya percaya penanganan stunting berjalan baik," ucap Gubernur optimis. 

Desa Larangan juga aktif melakukan pengecekan dan sosialisasi terus baik pada ibu hamil, menyusui bahkan pasangan yang akan menikah. Saat mengecek kegiatan Posyandu itu, Gubernur menemukan ada pasangan yang akan menikah dan dilakukan asesmen. 

"Tadi dikasih contoh saya senang, dua anak muda yang mau menikah. Mereka dicek darah, tensi dan lainnya. Perempuannya biasanya ada anemia dan dikasih vitamin. Artinya sebenarnya pemerintah mulai dari desa, kecamatan juga puskesmas, mereka semua bisa memberikan informasi yang benar," ucapnya. 

Pada mereka yang ternyata memiliki masalah kesehatan, sudah tersedia program penanganan. Program ini diberikan sejak bayi dalam kandungan maupun saat sudah dilahirkan. 

"Tadi ada program Dahsyat, ini contoh yang menurut saya kreatif. Jadi dengan lokalitas yang ada dapur sehatnya, mereka membikin orangtua, keluarga, ibu hamil, bapaknya mengerti dengan asupan gizi yang baik untuk ke ibu hamil, atau ke keluarga dalam rangka program untuk mencegah stunting. Menurut saya programnya bagus, sangat dahsyat," tegasnya. 

Pada sisi lain Gubernur juga berharap program-program yang dijalankan tidak hanya sekadar seremony. Program tetap harus dijalankan dengan serius. 

"Ini tidak boleh menjadi seremoni ketika pejabat mau datang. Ini harus jadi gerakan terus menerus untuk membangun kesadaran pentingnya mengatasi stunting," pungkasnya. 

Terkait kesehatan bayi dan ibu hamil  Pemerintah Provinsi Jawa Tengah telah membuat program Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng (5ng) untuk mengatasi persoalan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB) dan juga  stunting. Program ini ternyata berhasil menurunkan angka stunting di Jawa Tengah. Tahun 2013, saat Ganjar Pranowo awal menjabat, angka stunting di Jawa Tengah mencapai 37 persen. Jumlah itu turun menjadi 20 persen di tahun 2021. 

Salah satu kader Posyandu Desa Larangan, Kartiti mengatakan, terdapat 34 anak stunting di desanya sudah ditangani semua. Mereka selalu dipantau asupan gizinya tiap hari. 

"Jadi program Dahsyat itu kami memberikan bantuan Rp25.000 kepada setiap sasaran. Bantuan bukan berupa uang, melainkan bahan makanan. Kami bekerjasama dengan Kampung KB untuk program itu," ucapnya. 

Selain itu, kader Posyandu juga selalu sosialisasi tentang pentingnya menjaga kesehatan bagi ibu hamil dan menyusui. Setiap ada pasangan yang mau menikah, juga dilakukan sosialisasi serta tes kesehatan.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu