Follow Us :              

Gubernur Ajak Nahdliyin Maknai Harlah Jadi Momen Menatap Masa Depan

  31 January 2023  |   08:00:00  |   dibaca : 450 
Kategori :
Bagikan :


Gubernur Ajak Nahdliyin Maknai Harlah Jadi Momen Menatap Masa Depan

31 January 2023 | 08:00:00 | dibaca : 450
Kategori :
Bagikan :

Foto : Slam (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Slam (Humas Jateng)

TEMANGGUNG - Upacara apel peringatan Harlah Satu Abad Nahdlatul Ulama (NU) di Temanggung berlangsung meriah, Selasa (31/1/2023). Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, ikut hadir memberi sambutan diantara sekitar 15 ribu Nahdliyin di alun-alun kota tersebut.

Pada sambutannya, Gubernur yang hari itu tampil mengenakan baju lurik dan berkopiah hitam, menyampaikan apresiasi pada peran NU terhadap bangsa. "Kontribusi NU sangat banyak, bidang sosial, pendidikan, kesehatan, kemasyarakatan sampai politik, semuanya. Dan saat ini sebenarnya momentum buat kawan-kawan NU semuanya untuk bisa berkontribusi bagaimana menatap masa depan, dan terlibat di dalamnya," ujar Gubernur.

Setelah sambutan, barisan peserta apel yang berada di kanan dan kiri tenda langsung bubar begitu melihat Gubernur turun dari podium dan berjalan menuju panggung "Nyeruput Kopi Bareng". Kehadirannya Gubernur kontan mengundang ibu-ibu yang hadir berebut foto bersama. Situasi tersebut membuat Banser bergerak cepat membentuk barikade.

Ditengah Kemeriahan perhelatan tersebut, Gubernur mengungkapkan kekagumannya pada NU yang hingga saat ini punya semangat luar biasa. Ormas yang didirikan oleh KH Hasyim As'ari itu telah melahirkan banyak tokoh yang berperan membangun bangsa dan negara. Kecintaan NU terhadap negara juga sudah tertuang dalam lagu "Yaa Lal Wathon".

"Dan sudah banyak contohnya, ada yang jadi Presiden, menteri, pejabat publik, pengusaha dan kyai serta nyai yang luar biasa yang memberikan ketenangan pada anak-anak bangsa. Selalu memberikan ceramah-ceramah yang menyejukkan," ungkapnya.

Semangat itu mampu diwariskan kepada generasi NU berikutnya. “Maka tadi kita ngobrol dengan Banser, kegiatannya menjaga keamanan sekitar, sosial dan juga membantu saat ada bencana. Anak-anak, santri madrasah, mereka punya cita-cita tinggi mau jadi dokter, ada juga mau jadi politisi. Artinya anak-anak di bawah naungan NU ternyata punya spirit yang luar biasa," tandasnya.


Bagikan :

TEMANGGUNG - Upacara apel peringatan Harlah Satu Abad Nahdlatul Ulama (NU) di Temanggung berlangsung meriah, Selasa (31/1/2023). Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, ikut hadir memberi sambutan diantara sekitar 15 ribu Nahdliyin di alun-alun kota tersebut.

Pada sambutannya, Gubernur yang hari itu tampil mengenakan baju lurik dan berkopiah hitam, menyampaikan apresiasi pada peran NU terhadap bangsa. "Kontribusi NU sangat banyak, bidang sosial, pendidikan, kesehatan, kemasyarakatan sampai politik, semuanya. Dan saat ini sebenarnya momentum buat kawan-kawan NU semuanya untuk bisa berkontribusi bagaimana menatap masa depan, dan terlibat di dalamnya," ujar Gubernur.

Setelah sambutan, barisan peserta apel yang berada di kanan dan kiri tenda langsung bubar begitu melihat Gubernur turun dari podium dan berjalan menuju panggung "Nyeruput Kopi Bareng". Kehadirannya Gubernur kontan mengundang ibu-ibu yang hadir berebut foto bersama. Situasi tersebut membuat Banser bergerak cepat membentuk barikade.

Ditengah Kemeriahan perhelatan tersebut, Gubernur mengungkapkan kekagumannya pada NU yang hingga saat ini punya semangat luar biasa. Ormas yang didirikan oleh KH Hasyim As'ari itu telah melahirkan banyak tokoh yang berperan membangun bangsa dan negara. Kecintaan NU terhadap negara juga sudah tertuang dalam lagu "Yaa Lal Wathon".

"Dan sudah banyak contohnya, ada yang jadi Presiden, menteri, pejabat publik, pengusaha dan kyai serta nyai yang luar biasa yang memberikan ketenangan pada anak-anak bangsa. Selalu memberikan ceramah-ceramah yang menyejukkan," ungkapnya.

Semangat itu mampu diwariskan kepada generasi NU berikutnya. “Maka tadi kita ngobrol dengan Banser, kegiatannya menjaga keamanan sekitar, sosial dan juga membantu saat ada bencana. Anak-anak, santri madrasah, mereka punya cita-cita tinggi mau jadi dokter, ada juga mau jadi politisi. Artinya anak-anak di bawah naungan NU ternyata punya spirit yang luar biasa," tandasnya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu