Follow Us :              

Gubernur Ingatkan Reformasi Birokrasi Butuh Dukungan Mahasiswa

  22 May 2023  |   15:00:00  |   dibaca : 410 
Kategori :
Bagikan :


Gubernur Ingatkan Reformasi Birokrasi Butuh Dukungan Mahasiswa

22 May 2023 | 15:00:00 | dibaca : 410
Kategori :
Bagikan :

Foto : Vivi (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Vivi (Humas Jateng)

SEMARANG - Isu reformasi birokrasi menjadi tema menarik bagi puluhan mahasiswa Universitas Lampung (Unila) saat berdiskusi dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Senin (22/5/2023) sore. Lewat pertemuan tersebut mereka semakin memahami peran penting mahasiswa dalam gerakan tersebut. 

Berangkat dari pulau paling ujung selatan di Provinsi Sumatra sejak Minggu (21/5/2023) kemarin, para mahasiswa Jurusan Ilmu Pemerintahan yang bertemu Gubernur Jawa Tengah di Rumah Dinas Puri Gedeh itu, tidak melewatkan kesempatan untuk mengajukan berbagai pertanyaan. 

Gubernur Ganjar Pranowo mengapresiasi semangat para mahasiswa mempelajari reformasi birokrasi. Mereka sepakat, stigma bahwa birokrasi identik dengan korupsi, pelayanan rumit, dan lambat, harus dirubah dengan langkah nyata.

Pada mereka Gubernur dengan seksama menjelaskan berbagai masalah yang ditemui di awal menjabat saat memulai reformasi birokrasi, serta berbagai langkah untuk mengatasinya. 

“Maka (wujudkan) layanan mudah, digitalisasi, proses reformasi dan bagaimana kita harus (tegas) jika terpaksa memangkas jabatan pada pokok tertentu. Ini perlu kita sampaikan,” ucap Gubernur.

Ketegasan Gubernur Ganjar Pranowo dalam melakukan reformasi birokrasi, bahkan dilakukan sejak memimpin Jawa Tengah tahun 2013 dengan motto "Mboten Korupsi, Mboten Ngapusi (tidak korupsi, tidak bohong). Mindset birokrat juga dirubah dengan menanamkan pola pikir bahwa aparatur pemerintahan adalah pelayan rakyat.

Guna mendukung reformasi birokrasi, Gubernur juga meluncurkan berbagai inovasi untuk mengatasi masalah dalam sistem pemerintahan. Di antaranya, penerapan sistem Government Resources Management System (GRMS). Bahkan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah merupakan provinsi yang pertama kalinya menerapkan inovasi GRMS. 

Hadirnya sistem aplikasi GRMS memaksa aparatur daerah untuk beradaptasi menggunakan sistem digital. Pola lama birokrasi yang konvensional dan lambat serta rawan manipulasi bertransformasi menjadi birokrasi yang cepat, mudah, dan transparan berbasis digital.

Pada kesempatan ini, para mahasiswa juga bertanya tentang beberapa masalah lain, seperti persoalan perempuan dan lingkungan. Sikap antusias dan pertanyaan-pertanyaan kritis mereka mendapat apresiasi dari Gubernur. 

“Menurut saya, ini pembelajaran yang bagus buat mereka bisa mendengarkan langsung dari cerita saya, mudah-mudahan bermanfaat,” tandasnya.

Sementara itu, Wahyu Rahmanda Jaya yang juga Ketua Himpunan Mahasiswa FISIP Unilam mengungkapkan, betapa berharganya diskusi mereka dengan Gubernur Jawa Tengah. 
"Rasanya senang dan bangga mendapatkan ilmu dan pengarahan terkait kepemimpinan, pemerintahan, dan banyak hal lagi yang diberikan dari Pak Ganjar kepada kami," ujarnya.

Wahyu juga merasakan berdiskusi dengan Gubernur membuatnya semakin memahami peran penting mahasiswa dalam pemerintahan. "Intinya kami harus selalu membantu masyarakat, karena mahasiswa merupakan agent of change (agen perubahan) dan kami juga merupakan orang-orang yang paling dekat kepada masyarakat. Jadi saling membantu, (dengan) pemerintah. Jangan hanya bisa mengkritik, namun juga kita harus bisa membantu pemerintah agar bisa berjalan dengan lancar,” tuturnya.

Senada juga disampaikan salah satu mahasiswa Dista Putri Riski. Dia mengaku senang bisa bertemu langsung dengan Gubernur. Selain mengagumi gaya kepemimpinannya yang luwes dan mengikuti perkembangan zaman, latar belakang Gubernur juga inspiratif.

“Pak Ganjar itu sangat menginspirasi bagi kami, karena Pak Ganjar (menjelaskan) dengan dirinya sendiri bukan dari background yang terlahir kaya, jadi menurutku Pak Ganjar itu sosok yang sangat menginspirasi sebagai mahasiswa,” ujarnya.


Bagikan :

SEMARANG - Isu reformasi birokrasi menjadi tema menarik bagi puluhan mahasiswa Universitas Lampung (Unila) saat berdiskusi dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Senin (22/5/2023) sore. Lewat pertemuan tersebut mereka semakin memahami peran penting mahasiswa dalam gerakan tersebut. 

Berangkat dari pulau paling ujung selatan di Provinsi Sumatra sejak Minggu (21/5/2023) kemarin, para mahasiswa Jurusan Ilmu Pemerintahan yang bertemu Gubernur Jawa Tengah di Rumah Dinas Puri Gedeh itu, tidak melewatkan kesempatan untuk mengajukan berbagai pertanyaan. 

Gubernur Ganjar Pranowo mengapresiasi semangat para mahasiswa mempelajari reformasi birokrasi. Mereka sepakat, stigma bahwa birokrasi identik dengan korupsi, pelayanan rumit, dan lambat, harus dirubah dengan langkah nyata.

Pada mereka Gubernur dengan seksama menjelaskan berbagai masalah yang ditemui di awal menjabat saat memulai reformasi birokrasi, serta berbagai langkah untuk mengatasinya. 

“Maka (wujudkan) layanan mudah, digitalisasi, proses reformasi dan bagaimana kita harus (tegas) jika terpaksa memangkas jabatan pada pokok tertentu. Ini perlu kita sampaikan,” ucap Gubernur.

Ketegasan Gubernur Ganjar Pranowo dalam melakukan reformasi birokrasi, bahkan dilakukan sejak memimpin Jawa Tengah tahun 2013 dengan motto "Mboten Korupsi, Mboten Ngapusi (tidak korupsi, tidak bohong). Mindset birokrat juga dirubah dengan menanamkan pola pikir bahwa aparatur pemerintahan adalah pelayan rakyat.

Guna mendukung reformasi birokrasi, Gubernur juga meluncurkan berbagai inovasi untuk mengatasi masalah dalam sistem pemerintahan. Di antaranya, penerapan sistem Government Resources Management System (GRMS). Bahkan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah merupakan provinsi yang pertama kalinya menerapkan inovasi GRMS. 

Hadirnya sistem aplikasi GRMS memaksa aparatur daerah untuk beradaptasi menggunakan sistem digital. Pola lama birokrasi yang konvensional dan lambat serta rawan manipulasi bertransformasi menjadi birokrasi yang cepat, mudah, dan transparan berbasis digital.

Pada kesempatan ini, para mahasiswa juga bertanya tentang beberapa masalah lain, seperti persoalan perempuan dan lingkungan. Sikap antusias dan pertanyaan-pertanyaan kritis mereka mendapat apresiasi dari Gubernur. 

“Menurut saya, ini pembelajaran yang bagus buat mereka bisa mendengarkan langsung dari cerita saya, mudah-mudahan bermanfaat,” tandasnya.

Sementara itu, Wahyu Rahmanda Jaya yang juga Ketua Himpunan Mahasiswa FISIP Unilam mengungkapkan, betapa berharganya diskusi mereka dengan Gubernur Jawa Tengah. 
"Rasanya senang dan bangga mendapatkan ilmu dan pengarahan terkait kepemimpinan, pemerintahan, dan banyak hal lagi yang diberikan dari Pak Ganjar kepada kami," ujarnya.

Wahyu juga merasakan berdiskusi dengan Gubernur membuatnya semakin memahami peran penting mahasiswa dalam pemerintahan. "Intinya kami harus selalu membantu masyarakat, karena mahasiswa merupakan agent of change (agen perubahan) dan kami juga merupakan orang-orang yang paling dekat kepada masyarakat. Jadi saling membantu, (dengan) pemerintah. Jangan hanya bisa mengkritik, namun juga kita harus bisa membantu pemerintah agar bisa berjalan dengan lancar,” tuturnya.

Senada juga disampaikan salah satu mahasiswa Dista Putri Riski. Dia mengaku senang bisa bertemu langsung dengan Gubernur. Selain mengagumi gaya kepemimpinannya yang luwes dan mengikuti perkembangan zaman, latar belakang Gubernur juga inspiratif.

“Pak Ganjar itu sangat menginspirasi bagi kami, karena Pak Ganjar (menjelaskan) dengan dirinya sendiri bukan dari background yang terlahir kaya, jadi menurutku Pak Ganjar itu sosok yang sangat menginspirasi sebagai mahasiswa,” ujarnya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu