Follow Us :              

Hadapi Bonus Demografi, Pemprov Jateng Rumuskan Pendidikan Double Track

  30 April 2024  |   08:00:00  |   dibaca : 220 
Kategori :
Bagikan :


Hadapi Bonus Demografi, Pemprov Jateng Rumuskan Pendidikan Double Track

30 April 2024 | 08:00:00 | dibaca : 220
Kategori :
Bagikan :

Foto : (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : (Humas Jateng)

SURAKARTA - Pj Gubernur Jawa Tengah, Komjen Pol (P) Drs. Nana Sudjana A.S., M.M., menyampaikan, guna menghadapi bonus demografi para kepala sekolah diminta berkomitmen menciptakan anak-anak didik dengan SDM terbaik, ucapnya usai memberikan arahan kepada Kepala Sekolah SMA, SMK, dan SLB se-Jateng di Taman Budaya Jawa Tengah, Kota Surakarta pada Selasa, 30 April 2024.

Bagi siswa yang menempuh pendidikan SMA, Pj Gubernur meminta dilakukan formulasi sesuai tuntutan era merdeka belajar. Di mana guru bisa memberikan pendidikan kepada siswa dengan menggali dan mengembangkan potensi, minat, serta bakat para murid, sehingga dapat mengarahkan mereka ke jurusan maupun perguruan tinggi yang tepat dan sesuai keinginannya.

Pada jenjang SMA, secara bertahap Pemprov Jateng akan merumuskan pendidikan _double track,_ yakni disatukannya kecakapan akademik dan keterampilan.

"Harapannya di tingkat SMA itu, tidak hanya akademik yang di ke depankan, tetapi nanti ditambahkan dengan keterampilan-keterampilan terkait dengan dunia usaha," kata Pj Gubernur.

Terkhusus pendidikan di SMK, peningkatan kualitas sistem pendidikan vokasi menjadi salah satu program prioritas Pemprov Jateng. Harapannya, lulusan SMK bisa menjadi tenaga kerja yang terampil sesuai dengan kebutuhan di dunia kerja.

Hal ini sejalan dengan sejumlah investasi yang akan masuk di Jateng, sehingga nantinya berbagai perusahaan yang ada, kelak akan lebih maksimal mendapatkan tenaga kerja lokal dengan kualitas SDM yang terbaik.

"SMK harus menyiapkan siswa-siswanya untuk menjadi pekerja-pekerja yang siap pakai,” imbuh Pj Gubernur.

Seiring dengan adanya bonus demografi, sebanyak 65% penduduk Indonesia dalam 20 tahun ke depan diperkirakan berada pada usia produktif (15-64 tahun), dan merekalah yang akan berperan sebagai pemimpin di negeri ini.

Perlu diketahui, bonus demografi merupakan fenomena di mana struktur penduduk sangat menguntungkan dari sisi pembangunan, karena jumlah penduduk usia produktif sangatlah besar, sedang proporsi penduduk usia muda semakin kecil, dan usia lanjut belum begitu banyak.

Maka dari itu, Pj Gubernur menegaskan bahwa pendidikan yang baik dan berkualitas merupakan hal yang penting dan harus diwujudkan.

“Ini untuk menciptakan visi Indonesia, yaitu Indonesia Emas tahun 2045," ucapnya

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jateng, Uswatun Hasanah menyampaikan bahwa sudah ada rintisan kerja sama antara SLB dan SMK di Jateng, sehingga nantinya akan diberikan penguatan pendidikan vokasi di Satuan Pendidikan SLB.

Hal itu diwujudkan dalam inovasi Pengembangan Keterampilan Ungkit Kemandirian Peserta Didik Berkebutuhan Khusus (PDBK) melalui kerja sama SLB dan SMK (Bangkit Perkasa). Ka Disdikbud menyebut, saat ini hampir semua SMK negeri di Jateng sudah menjalin kerja sama dengan Sekolah-sekolah Luar Biasa.

"Itu kolaborasi SMK dan SLB berbasis kemandirian. Kompetensi yang ada di SMK ditransfer ke SLB. Begitu juga di SMK, ini kan ada yang namanya inklusi (kegiatan mengajar siswa berkebutuhan khusus pada kelas reguler). Jadi guru-guru SLB pun juga melatih guru-guru SMK itu, bagaimana bisa mengajar ke anak-anak yang inklusi," jelasnya.


Bagikan :

SURAKARTA - Pj Gubernur Jawa Tengah, Komjen Pol (P) Drs. Nana Sudjana A.S., M.M., menyampaikan, guna menghadapi bonus demografi para kepala sekolah diminta berkomitmen menciptakan anak-anak didik dengan SDM terbaik, ucapnya usai memberikan arahan kepada Kepala Sekolah SMA, SMK, dan SLB se-Jateng di Taman Budaya Jawa Tengah, Kota Surakarta pada Selasa, 30 April 2024.

Bagi siswa yang menempuh pendidikan SMA, Pj Gubernur meminta dilakukan formulasi sesuai tuntutan era merdeka belajar. Di mana guru bisa memberikan pendidikan kepada siswa dengan menggali dan mengembangkan potensi, minat, serta bakat para murid, sehingga dapat mengarahkan mereka ke jurusan maupun perguruan tinggi yang tepat dan sesuai keinginannya.

Pada jenjang SMA, secara bertahap Pemprov Jateng akan merumuskan pendidikan _double track,_ yakni disatukannya kecakapan akademik dan keterampilan.

"Harapannya di tingkat SMA itu, tidak hanya akademik yang di ke depankan, tetapi nanti ditambahkan dengan keterampilan-keterampilan terkait dengan dunia usaha," kata Pj Gubernur.

Terkhusus pendidikan di SMK, peningkatan kualitas sistem pendidikan vokasi menjadi salah satu program prioritas Pemprov Jateng. Harapannya, lulusan SMK bisa menjadi tenaga kerja yang terampil sesuai dengan kebutuhan di dunia kerja.

Hal ini sejalan dengan sejumlah investasi yang akan masuk di Jateng, sehingga nantinya berbagai perusahaan yang ada, kelak akan lebih maksimal mendapatkan tenaga kerja lokal dengan kualitas SDM yang terbaik.

"SMK harus menyiapkan siswa-siswanya untuk menjadi pekerja-pekerja yang siap pakai,” imbuh Pj Gubernur.

Seiring dengan adanya bonus demografi, sebanyak 65% penduduk Indonesia dalam 20 tahun ke depan diperkirakan berada pada usia produktif (15-64 tahun), dan merekalah yang akan berperan sebagai pemimpin di negeri ini.

Perlu diketahui, bonus demografi merupakan fenomena di mana struktur penduduk sangat menguntungkan dari sisi pembangunan, karena jumlah penduduk usia produktif sangatlah besar, sedang proporsi penduduk usia muda semakin kecil, dan usia lanjut belum begitu banyak.

Maka dari itu, Pj Gubernur menegaskan bahwa pendidikan yang baik dan berkualitas merupakan hal yang penting dan harus diwujudkan.

“Ini untuk menciptakan visi Indonesia, yaitu Indonesia Emas tahun 2045," ucapnya

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jateng, Uswatun Hasanah menyampaikan bahwa sudah ada rintisan kerja sama antara SLB dan SMK di Jateng, sehingga nantinya akan diberikan penguatan pendidikan vokasi di Satuan Pendidikan SLB.

Hal itu diwujudkan dalam inovasi Pengembangan Keterampilan Ungkit Kemandirian Peserta Didik Berkebutuhan Khusus (PDBK) melalui kerja sama SLB dan SMK (Bangkit Perkasa). Ka Disdikbud menyebut, saat ini hampir semua SMK negeri di Jateng sudah menjalin kerja sama dengan Sekolah-sekolah Luar Biasa.

"Itu kolaborasi SMK dan SLB berbasis kemandirian. Kompetensi yang ada di SMK ditransfer ke SLB. Begitu juga di SMK, ini kan ada yang namanya inklusi (kegiatan mengajar siswa berkebutuhan khusus pada kelas reguler). Jadi guru-guru SLB pun juga melatih guru-guru SMK itu, bagaimana bisa mengajar ke anak-anak yang inklusi," jelasnya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu