Follow Us :              

Konservasi Lingkungan, Warga Margoyoso Gunakan Perdes Dan Mitos

  17 January 2021  |   08:00:00  |   dibaca : 1725 
Kategori :
Bagikan :


Konservasi Lingkungan, Warga Margoyoso Gunakan Perdes Dan Mitos

17 January 2021 | 08:00:00 | dibaca : 1725
Kategori :
Bagikan :

Foto : Vivi (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Vivi (Humas Jateng)

MAGELANG - Desa Margoyoso Kecamatan Salaman Magelang memiliki cara unik untuk menjaga kelestarian lingkungan. Selain memiliki peraturan desa (Perdes) tentang lingkungan juga menggunakan mitos yang beredar di masyarakat bahwa perusak lingkungan akan mendapatkan kesialan. 

Hal itu ditemukan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo saat melakukan penanaman pohon di Desa Margoyoso, Minggu (17/1/21). 

Kepada Ganjar, Kades Margoyoso, Adi Daya Perdana mengatakan bahwa dahulu desa tersebut kering kerontang. Hampir setiap tahun, warganya selalu meminta bantuan air bersih untuk keperluan sehari-hari. 

"Setelah itu kami menggalakkan konservasi lingkungan. Untuk mendukungnya, kami membuat peraturan desa yang mengatur tidak boleh ada penebangan pohon besar dan giat melakukan penanaman," ucap Adi Daya. 

Adi Daya menambahkan selain menggunakan perdes, pihaknya juga menggaungkan mitos tentang keangkeran pohon-pohon besar. Mitos yang disebarkan ke masyarakat yakni siapa saja yang menebang pohon besar akan diganggu penunggu pohon atau hal-hal gaib lainnya.

"Dengan kepercayaan mistis dan peraturan desa ini, upaya kami melakukan konservasi cukup berhasil," terang Adi Daya. 

Ganjar mengapresiasi langkah yang dilakukan warga Margoyoso. Dengan peraturan desa serta mengedepankan kearifan lokal, langkah-langkah pelestarian lingkungan benar-benar tercapai. 

"Ini hebatnya pak Kades dan warga Margoyoso, mereka punya kesadaran lingkungan yang tinggi. Pak Kades ini masih muda, tapi mampu menggerakkan kekuatan yang ada di masyarakat untuk melakukan konservasi (pelestarian) lingkungan," kata Ganjar. 

Di tempat penanaman pohon itu,  selain lingkungan terjaga sangat asri juga terdapat air yang bersumber dari 88 mata air mengalir dengan jernih. Selain itu, di dusun lain ada beberapa mata air yang jumlahnya lebih dari 20 titik. 

"Ada 88 mata air di sekitar sini dan yang menikmati sampai Purworejo, maka tugas kita sekarang adalah mengelola, merawat dan mengkonservasi. Makanya hari ini saya melakukan penanaman," ucap Ganjar. 

Penanaman pohon, lanjut Ganjar, harus terus digencarkan sebagai upaya melindungi mata air. Untuk itu, ia mengajak seluruh masyarakat giat menanam pohon, apalagi saat ini masih musim penghujan. 

Dalam Penanaman itu, turut hadir Bupati Magelang, Zaenal Arifin, sejumlah warga dan anggota karang taruna. Sebanyak 500 pohon ditanam dalam kesempatan itu, meliputi jenis gayam, durian, jambu dan sirsak.


Bagikan :

MAGELANG - Desa Margoyoso Kecamatan Salaman Magelang memiliki cara unik untuk menjaga kelestarian lingkungan. Selain memiliki peraturan desa (Perdes) tentang lingkungan juga menggunakan mitos yang beredar di masyarakat bahwa perusak lingkungan akan mendapatkan kesialan. 

Hal itu ditemukan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo saat melakukan penanaman pohon di Desa Margoyoso, Minggu (17/1/21). 

Kepada Ganjar, Kades Margoyoso, Adi Daya Perdana mengatakan bahwa dahulu desa tersebut kering kerontang. Hampir setiap tahun, warganya selalu meminta bantuan air bersih untuk keperluan sehari-hari. 

"Setelah itu kami menggalakkan konservasi lingkungan. Untuk mendukungnya, kami membuat peraturan desa yang mengatur tidak boleh ada penebangan pohon besar dan giat melakukan penanaman," ucap Adi Daya. 

Adi Daya menambahkan selain menggunakan perdes, pihaknya juga menggaungkan mitos tentang keangkeran pohon-pohon besar. Mitos yang disebarkan ke masyarakat yakni siapa saja yang menebang pohon besar akan diganggu penunggu pohon atau hal-hal gaib lainnya.

"Dengan kepercayaan mistis dan peraturan desa ini, upaya kami melakukan konservasi cukup berhasil," terang Adi Daya. 

Ganjar mengapresiasi langkah yang dilakukan warga Margoyoso. Dengan peraturan desa serta mengedepankan kearifan lokal, langkah-langkah pelestarian lingkungan benar-benar tercapai. 

"Ini hebatnya pak Kades dan warga Margoyoso, mereka punya kesadaran lingkungan yang tinggi. Pak Kades ini masih muda, tapi mampu menggerakkan kekuatan yang ada di masyarakat untuk melakukan konservasi (pelestarian) lingkungan," kata Ganjar. 

Di tempat penanaman pohon itu,  selain lingkungan terjaga sangat asri juga terdapat air yang bersumber dari 88 mata air mengalir dengan jernih. Selain itu, di dusun lain ada beberapa mata air yang jumlahnya lebih dari 20 titik. 

"Ada 88 mata air di sekitar sini dan yang menikmati sampai Purworejo, maka tugas kita sekarang adalah mengelola, merawat dan mengkonservasi. Makanya hari ini saya melakukan penanaman," ucap Ganjar. 

Penanaman pohon, lanjut Ganjar, harus terus digencarkan sebagai upaya melindungi mata air. Untuk itu, ia mengajak seluruh masyarakat giat menanam pohon, apalagi saat ini masih musim penghujan. 

Dalam Penanaman itu, turut hadir Bupati Magelang, Zaenal Arifin, sejumlah warga dan anggota karang taruna. Sebanyak 500 pohon ditanam dalam kesempatan itu, meliputi jenis gayam, durian, jambu dan sirsak.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu