Foto : Fajar (Humas Jateng)
Foto : Fajar (Humas Jateng)
SURAKARTA - Gubernur Jawa Tengah, Komjen Pol (P) Drs. Ahmad Luthfi, S.H., S.St.M.K., menerima penghargaan sebagai Kepala Daerah Inspiratif atas Inovasi Pembangunan Berkelanjutan, dalam acara Solopos Best Brand Innovation (SBBI) Award di Hotel Alila, Kota Surakarta pada Jumat, 18 Juli 2025 malam.
Penghargaan diberikan kepada Gubernur Jateng, karena dinilai mampu menginspirasi kepala daerah di wilayahnya, untuk menghasilkan terobosan kreatif dan kolaboratif dalam rangka pembangunan daerah. Tak hanya itu, Gubernur pun mampu mengintegrasikan dan menjalankan program-program pemerintah pusat, provinsi, kabupaten/kota, hingga tingkat desa, secara bersama-sama.
Dalam acara itu, Gubernur Jawa Tengah menyampaikan, sebuah brand harus memiliki karakter, baik itu brand dari instansi pemerintah, swasta, maupun wirausaha. SBBI Award menjadi contoh brand-brand yang ada di Jateng maupun daerah lain berhasil menciptakan perwujudan karakter produk/perusahaan/instansinya masing-masing.
Oleh karena itu, ia mengajak semua kepala daerah di wilayahnya untuk membangun karakter yang kuat dalam menjalankan tugas di daerah masing-masing.
"Khususnya di Jateng, membangun Jateng harus punya karakter. Saat kita menjabat, maka karakter kita mestinya melayani, yang setara dengan yang dilayani, itulah brand kita,” kata Gubernur.
Menurutnya, pejabat publik di daerah harus bisa menciptakan partnership building (membangun kemitraan). Jika karakter pemimpin sudah tertanam baik, ia optimis akan sangat mudah untuk menjalankan tugas yang diberikan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
"Masyarakat harus kita jadikan partner (mitra/rekan). Kita lebih banyak mendengar apa, bagaimana, dan ke mana, yang akan kita lakukan,” ucap Gubernur.
Dalam menjalankan roda pemerintahan, sistem yang diciptakan Jateng adalah mengintegrasikan program dengan pemerintah pusat, serta berkolaborasi dengan bupati dan wali kota sampai ke tingkat desa.
"Harus kita ciptakan brand dengan karakter, bagaimana Asta Cita Presiden kita tarik menjadi RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah) di masing-masing daerah, dan kita jabarkan menjadi pelaksanaan tugas sehari-hari. Nafasnya sama, kebersaman," ucap Gubernur.
Dalam praktiknya, ia sudah menggandeng seluruh stakeholder terkait, mulai dari perguruan tinggi, pihak-pihak swasta, insan media, bahkan membentuk forum bagi para wakil rakyat di tingkat nasional dan provinsi.
Dalam kesempatan itu, CEO Solopos Media Group, Arif Budisusilo, mengatakan, SBBI Award merupakan ajang penghargaan bagi para pemegang brand, yang sudah berhasil membangun loyalitas pelanggan dan menjalankan inovasi untuk mempertahankan brand-nya.
Pada tahun ini, SBBI Award diberikan kepada sejumlah pemegang brand, baik brand nasional yang ada di Jateng, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), maupun pemerintah daerah. Penilaian penghargaan ini dilakukan melalui riset digital terkini dan analisis terukur yang melibatkan para jurnalis.
Arif mengatakan, menjaga nama baik dan reputasi brand bukan hal yang mudah, tentunya dibutuhkan beberapa faktor, seperti eksistensi (keberadaan), reputasi (nama baik), dan kapitalisasi (aset/keuntungan).
"Saya yakin tiga hal ini sangat penting untuk brand. Dalam dunia marketing ini sangat lazim. Kami sangat menghargai para penjaga brand yang berhasil menjaga tiga hal ini," katanya.
SURAKARTA - Gubernur Jawa Tengah, Komjen Pol (P) Drs. Ahmad Luthfi, S.H., S.St.M.K., menerima penghargaan sebagai Kepala Daerah Inspiratif atas Inovasi Pembangunan Berkelanjutan, dalam acara Solopos Best Brand Innovation (SBBI) Award di Hotel Alila, Kota Surakarta pada Jumat, 18 Juli 2025 malam.
Penghargaan diberikan kepada Gubernur Jateng, karena dinilai mampu menginspirasi kepala daerah di wilayahnya, untuk menghasilkan terobosan kreatif dan kolaboratif dalam rangka pembangunan daerah. Tak hanya itu, Gubernur pun mampu mengintegrasikan dan menjalankan program-program pemerintah pusat, provinsi, kabupaten/kota, hingga tingkat desa, secara bersama-sama.
Dalam acara itu, Gubernur Jawa Tengah menyampaikan, sebuah brand harus memiliki karakter, baik itu brand dari instansi pemerintah, swasta, maupun wirausaha. SBBI Award menjadi contoh brand-brand yang ada di Jateng maupun daerah lain berhasil menciptakan perwujudan karakter produk/perusahaan/instansinya masing-masing.
Oleh karena itu, ia mengajak semua kepala daerah di wilayahnya untuk membangun karakter yang kuat dalam menjalankan tugas di daerah masing-masing.
"Khususnya di Jateng, membangun Jateng harus punya karakter. Saat kita menjabat, maka karakter kita mestinya melayani, yang setara dengan yang dilayani, itulah brand kita,” kata Gubernur.
Menurutnya, pejabat publik di daerah harus bisa menciptakan partnership building (membangun kemitraan). Jika karakter pemimpin sudah tertanam baik, ia optimis akan sangat mudah untuk menjalankan tugas yang diberikan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
"Masyarakat harus kita jadikan partner (mitra/rekan). Kita lebih banyak mendengar apa, bagaimana, dan ke mana, yang akan kita lakukan,” ucap Gubernur.
Dalam menjalankan roda pemerintahan, sistem yang diciptakan Jateng adalah mengintegrasikan program dengan pemerintah pusat, serta berkolaborasi dengan bupati dan wali kota sampai ke tingkat desa.
"Harus kita ciptakan brand dengan karakter, bagaimana Asta Cita Presiden kita tarik menjadi RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah) di masing-masing daerah, dan kita jabarkan menjadi pelaksanaan tugas sehari-hari. Nafasnya sama, kebersaman," ucap Gubernur.
Dalam praktiknya, ia sudah menggandeng seluruh stakeholder terkait, mulai dari perguruan tinggi, pihak-pihak swasta, insan media, bahkan membentuk forum bagi para wakil rakyat di tingkat nasional dan provinsi.
Dalam kesempatan itu, CEO Solopos Media Group, Arif Budisusilo, mengatakan, SBBI Award merupakan ajang penghargaan bagi para pemegang brand, yang sudah berhasil membangun loyalitas pelanggan dan menjalankan inovasi untuk mempertahankan brand-nya.
Pada tahun ini, SBBI Award diberikan kepada sejumlah pemegang brand, baik brand nasional yang ada di Jateng, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), maupun pemerintah daerah. Penilaian penghargaan ini dilakukan melalui riset digital terkini dan analisis terukur yang melibatkan para jurnalis.
Arif mengatakan, menjaga nama baik dan reputasi brand bukan hal yang mudah, tentunya dibutuhkan beberapa faktor, seperti eksistensi (keberadaan), reputasi (nama baik), dan kapitalisasi (aset/keuntungan).
"Saya yakin tiga hal ini sangat penting untuk brand. Dalam dunia marketing ini sangat lazim. Kami sangat menghargai para penjaga brand yang berhasil menjaga tiga hal ini," katanya.
Berita Terbaru