Follow Us :              

Gubernur: Akselerasi Pembangunan Jawa Tengah Butuh Kebersamaan 

  25 July 2025  |   19:00:00  |   dibaca : 50 
Kategori :
Bagikan :


Gubernur: Akselerasi Pembangunan Jawa Tengah Butuh Kebersamaan 

25 July 2025 | 19:00:00 | dibaca : 50
Kategori :
Bagikan :

Foto : Gholib (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Gholib (Humas Jateng)

SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah, Komjen Pol (P) Drs. Ahmad Luthfi, S.H., S.St.M.K., menyatakan, akselerasi pembangunan di wilayahnya tidak bisa dilakukan secara sektoral atau sendiri, tetapi harus dilakukan bersama-sama. 

Hal itu disampaikannya saat menghadiri acara Peluncuran Buku dan Penyerahan Penghargaan 75 Tokoh Pamomong Jawa Tengah yang diselenggarakan oleh Suara Merdeka Network (SMN) di Gedung Gradhika Bhakti Praja, Kota Semarang pada Jumat, 25 Juli 2025 malam.

Gubernur menyampaikan, penghargaan itu memberikan spirit dan motivasi untuk bersama-sama membangun Jawa Tengah. Semua pihak harus bergandengan tangan dan mengambil peran sesuai dengan bidangnya masing-masing.

"Kita pun sebagai tokoh harus saling bergandengan tangan bersama-sama, sehingga Jawa Tengah kita ambil (kembangkan) bersama," jelasnya.

Menurutnya, akselerasi pembangunan hanya dapat dilakukan, apabila seluruh elemen bergerak bersama. Tidak ada lagi ego sektoral dan mau terlihat menonjol sendiri. Together we can artinya bersama kita bisa, begitulah Gubernur menggambarkan kebersamaan dalam membangun Jawa Tengah.

Ia memaparkan, wujud kebersamaan dalam membangun wilayah itu dijabarkan dengan adanya integrasi antara pemerintah pusat, provinsi, kabupaten/kota, sampai tingkat desa. Tidak hanya itu, kolaborasi dengan berbagai pihak atau elemen masyarakat juga perlu dilakukan.

Misalnya di bidang pendidikan, Pemprov Jateng sudah menjalin kerja sama dengan 44 Rektor Perguruan Tinggi di Jawa Tengah. Kemudian, diberntuknya Forum Senayan yang berisi anggota DPR RI daerah pemilihan Jateng dan Forum Berlian yang diisi seluruh anggota DPRD Jateng. 

Selain itu, Gubernur juga menggandeng putra daerah Jateng yang menjadi pejabat publik nasional, termasuk menteri maupun kepala lembaga. Semua diminta turun langsung ke Jawa Tengah untuk bersama-sama membangun provinsi ini. Tak lupa, kolaborasi dengan media massa juga diupayakan sebagai corong pemberitaan dan kontrol sosial.

"Media merupakan mitra kami dalam rangka membangun dan memberikan suatu pemberitaan yang konstruktif. Di samping itu. juga sebagai kontrol dalam rangka kita membangun Jawa Tengah," jelasnya.

Sementara itu, CEO Suara Merdeka Network, Kukrit Suryo Wicaksono, mengatakan peluncuran buku dan penganugerahan yang diberikan kepada 75 tokoh pamomong Jawa Tengah bukan hanya sekadar nama, melainkan bentuk penghormatan kepada figur-figur kebijaksanaan, wajah keteladanan, dan wajah pengabdian bagi masyarakat.

"Seorang pamomong bukan sekadar tokoh, bukan sekadar pemimpin. Seorang pamomong adalah penuntun, pendamping, pelindung, sekaligus penggerak di tengah kemasyarakatan. Ia hadir bukan hanya saat disorot, bukan hanya karena ingin viral, tetapi juga dibalik layar pamomong selalu menjadi part of the solution (bagian dari solusi) untuk setiap permasalahan yang ada di tengah-tengah masyarakat," katanya.

Penganugerahan 75 Tokoh Pamomong Jawa Tengah itu diberikan kepada tokoh-tokoh besar nasional, di antaranya K.H. Ahmad Mustofa Bisri (Gus Mus), Yahya Cholil Staquf (Ketua Umum Pengurus Besar NU), Abdul Mu'ti (Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah), Budi Susanto (Menteri Perdagangan), Taj Yasin Maimoen (Wakil Gubernur Jawa Tengah), Ahmad Tohari, dan lainnya.


Bagikan :

SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah, Komjen Pol (P) Drs. Ahmad Luthfi, S.H., S.St.M.K., menyatakan, akselerasi pembangunan di wilayahnya tidak bisa dilakukan secara sektoral atau sendiri, tetapi harus dilakukan bersama-sama. 

Hal itu disampaikannya saat menghadiri acara Peluncuran Buku dan Penyerahan Penghargaan 75 Tokoh Pamomong Jawa Tengah yang diselenggarakan oleh Suara Merdeka Network (SMN) di Gedung Gradhika Bhakti Praja, Kota Semarang pada Jumat, 25 Juli 2025 malam.

Gubernur menyampaikan, penghargaan itu memberikan spirit dan motivasi untuk bersama-sama membangun Jawa Tengah. Semua pihak harus bergandengan tangan dan mengambil peran sesuai dengan bidangnya masing-masing.

"Kita pun sebagai tokoh harus saling bergandengan tangan bersama-sama, sehingga Jawa Tengah kita ambil (kembangkan) bersama," jelasnya.

Menurutnya, akselerasi pembangunan hanya dapat dilakukan, apabila seluruh elemen bergerak bersama. Tidak ada lagi ego sektoral dan mau terlihat menonjol sendiri. Together we can artinya bersama kita bisa, begitulah Gubernur menggambarkan kebersamaan dalam membangun Jawa Tengah.

Ia memaparkan, wujud kebersamaan dalam membangun wilayah itu dijabarkan dengan adanya integrasi antara pemerintah pusat, provinsi, kabupaten/kota, sampai tingkat desa. Tidak hanya itu, kolaborasi dengan berbagai pihak atau elemen masyarakat juga perlu dilakukan.

Misalnya di bidang pendidikan, Pemprov Jateng sudah menjalin kerja sama dengan 44 Rektor Perguruan Tinggi di Jawa Tengah. Kemudian, diberntuknya Forum Senayan yang berisi anggota DPR RI daerah pemilihan Jateng dan Forum Berlian yang diisi seluruh anggota DPRD Jateng. 

Selain itu, Gubernur juga menggandeng putra daerah Jateng yang menjadi pejabat publik nasional, termasuk menteri maupun kepala lembaga. Semua diminta turun langsung ke Jawa Tengah untuk bersama-sama membangun provinsi ini. Tak lupa, kolaborasi dengan media massa juga diupayakan sebagai corong pemberitaan dan kontrol sosial.

"Media merupakan mitra kami dalam rangka membangun dan memberikan suatu pemberitaan yang konstruktif. Di samping itu. juga sebagai kontrol dalam rangka kita membangun Jawa Tengah," jelasnya.

Sementara itu, CEO Suara Merdeka Network, Kukrit Suryo Wicaksono, mengatakan peluncuran buku dan penganugerahan yang diberikan kepada 75 tokoh pamomong Jawa Tengah bukan hanya sekadar nama, melainkan bentuk penghormatan kepada figur-figur kebijaksanaan, wajah keteladanan, dan wajah pengabdian bagi masyarakat.

"Seorang pamomong bukan sekadar tokoh, bukan sekadar pemimpin. Seorang pamomong adalah penuntun, pendamping, pelindung, sekaligus penggerak di tengah kemasyarakatan. Ia hadir bukan hanya saat disorot, bukan hanya karena ingin viral, tetapi juga dibalik layar pamomong selalu menjadi part of the solution (bagian dari solusi) untuk setiap permasalahan yang ada di tengah-tengah masyarakat," katanya.

Penganugerahan 75 Tokoh Pamomong Jawa Tengah itu diberikan kepada tokoh-tokoh besar nasional, di antaranya K.H. Ahmad Mustofa Bisri (Gus Mus), Yahya Cholil Staquf (Ketua Umum Pengurus Besar NU), Abdul Mu'ti (Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah), Budi Susanto (Menteri Perdagangan), Taj Yasin Maimoen (Wakil Gubernur Jawa Tengah), Ahmad Tohari, dan lainnya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu