Follow Us :              

Program Speling Jadi Andalan Pemprov Jateng Deteksi Berbagai Jenis Penyakit di Masyarakat

  30 July 2025  |   00:00:00  |   dibaca : 98 
Kategori :
Bagikan :


Program Speling Jadi Andalan Pemprov Jateng Deteksi Berbagai Jenis Penyakit di Masyarakat

30 July 2025 | 00:00:00 | dibaca : 98
Kategori :
Bagikan :

Foto : Medianto (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Medianto (Humas Jateng)

BREBES – Program Dokter Spesialis Keliling (Speling) yang digagas oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, terbukti mampu mendeteksi berbagai penyakit yang diderita oleh warga. 

Sebagaimana hasil pemeriksaan kesehatan gratis melalui program Speling di Desa Padakaton, Kecamatan Ketanggungan, Brebes pada Rabu, 30 Juli 2025. Berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan, ditemukan ada 29 remaja dari 68 remaja mengalami anemia, dan 11 ibu hamil dari 13-14 ibu hamil yang diperiksa terindikasi mengalami Kekurangan Energi Kronis (KEK).

“Ini harus jadi warning (peringatan) bagi kita semua. Kondisi ini sangat rawan mengarah ke stunting, jika tidak diawasi dengan ketat. Maka, pengawasan dan pendampingan sebelum dan sesudah kelahiran sangat diperlukan,” ucap Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen, usai meninjau program Speling di desa tersebut.     

Ia menekankan pencegahan stunting harus dilakukan sejak jauh-jauh hari, bahkan sejak masa remaja dan masa kehamilan, bukan hanya ketika anak sudah lahir.

“Remaja juga perlu pendampingan. Kita dorong agar remaja putri mendapat perhatian lebih, (terkait kebutuhan) gizi dan kesehatannya,” lanjutnya.

Selain pemeriksaan kesehatan, warga juga perlu mendapatkan edukasi tentang keanekaragaman pangan lokal yang lebih sehat dan ekonomis.

Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Provinsi Jawa Tengah, Nawal Arafah Yasin, menambahkan seluruh kasus KEK dan anemia yang ditemukan akan ditindaklanjuti dengan intervensi dari posyandu terdekat.

“Kami tidak berhenti pada pendataan. Kami segera koordinasi dengan bidan desa dan Dinas Kesehatan,” ujarnya.

Layanan Speling tentunya tidak terpisahkan dengan program Gerakan Ibu/Perempuan Menanam Pohon (Rabu Pon), yang dirancang bukan hanya sebagai gerakan tanam-menanam di pekarangan, tetapi juga mendorong upaya pemenuhan gizi, memperkuat ketahanan pangan, hingga mitigasi bencana.

Secara terpisah, Gubernur Jawa Tengah, Komjen Pol (P) Drs. Ahmad Luthfi, S.H., S.St.M.K., juga meninjau pelaksanaan program Speling dan Gerakan Pangan Murah (GPM) di Desa Tegeswetan, Kecamatan Kepil, Kabupaten Wonosobo pada Rabu, 30 Juli 2025. Diketahui, ada 10 kegiatan Speling yang sudah dilakukan di daerah tersebut.

Berdasarkan hasil tinjauan Speling dan Cek Kesehatan Gratis (CKG), angka stunting dan jumlah penderita TBC di desa itu cukup tinggi. Setidaknya ada 15 anak yang terdeteksi stunting.

Gubernur mengatakan, program CKG dan Speling yang mendatang dokter-dokter spesialis, salah satu tujuannya untuk melakukan deteksi dini penyakit yang diderita oleh masyarakat. Dengan begitu, pemerintah bisa melakukan intervensi agar penyebaran penyakit tidak semakin meluas atau pun penyakit yang diderita warga tidak menjadi semakin parah. 

Temuan terkait dengan stunting dan TBC akan dimasukkan dalam database milik provinsi ataupun kabupaten. Data ini akan digunakan untuk melakukan pemantauan lebih lanjut. Khusus untuk TBC, Gubernur meminta Dinas Kesehatan Kabupaten Wonosobo dan Provinsi Jawa Tengah untuk melakukan tracing atau pelacakan secara menyeluruh. 

"Mereka yang TBC akan kita lakukan tracing kepada seluruh keluarganya secara berturut-turut, ini akan mengangkat kesehatan masyarakat. Inilah gunanya intervensi dari Speling kita di seluruh Jawa Tengah," tegasnya.


Bagikan :

BREBES – Program Dokter Spesialis Keliling (Speling) yang digagas oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, terbukti mampu mendeteksi berbagai penyakit yang diderita oleh warga. 

Sebagaimana hasil pemeriksaan kesehatan gratis melalui program Speling di Desa Padakaton, Kecamatan Ketanggungan, Brebes pada Rabu, 30 Juli 2025. Berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan, ditemukan ada 29 remaja dari 68 remaja mengalami anemia, dan 11 ibu hamil dari 13-14 ibu hamil yang diperiksa terindikasi mengalami Kekurangan Energi Kronis (KEK).

“Ini harus jadi warning (peringatan) bagi kita semua. Kondisi ini sangat rawan mengarah ke stunting, jika tidak diawasi dengan ketat. Maka, pengawasan dan pendampingan sebelum dan sesudah kelahiran sangat diperlukan,” ucap Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen, usai meninjau program Speling di desa tersebut.     

Ia menekankan pencegahan stunting harus dilakukan sejak jauh-jauh hari, bahkan sejak masa remaja dan masa kehamilan, bukan hanya ketika anak sudah lahir.

“Remaja juga perlu pendampingan. Kita dorong agar remaja putri mendapat perhatian lebih, (terkait kebutuhan) gizi dan kesehatannya,” lanjutnya.

Selain pemeriksaan kesehatan, warga juga perlu mendapatkan edukasi tentang keanekaragaman pangan lokal yang lebih sehat dan ekonomis.

Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Provinsi Jawa Tengah, Nawal Arafah Yasin, menambahkan seluruh kasus KEK dan anemia yang ditemukan akan ditindaklanjuti dengan intervensi dari posyandu terdekat.

“Kami tidak berhenti pada pendataan. Kami segera koordinasi dengan bidan desa dan Dinas Kesehatan,” ujarnya.

Layanan Speling tentunya tidak terpisahkan dengan program Gerakan Ibu/Perempuan Menanam Pohon (Rabu Pon), yang dirancang bukan hanya sebagai gerakan tanam-menanam di pekarangan, tetapi juga mendorong upaya pemenuhan gizi, memperkuat ketahanan pangan, hingga mitigasi bencana.

Secara terpisah, Gubernur Jawa Tengah, Komjen Pol (P) Drs. Ahmad Luthfi, S.H., S.St.M.K., juga meninjau pelaksanaan program Speling dan Gerakan Pangan Murah (GPM) di Desa Tegeswetan, Kecamatan Kepil, Kabupaten Wonosobo pada Rabu, 30 Juli 2025. Diketahui, ada 10 kegiatan Speling yang sudah dilakukan di daerah tersebut.

Berdasarkan hasil tinjauan Speling dan Cek Kesehatan Gratis (CKG), angka stunting dan jumlah penderita TBC di desa itu cukup tinggi. Setidaknya ada 15 anak yang terdeteksi stunting.

Gubernur mengatakan, program CKG dan Speling yang mendatang dokter-dokter spesialis, salah satu tujuannya untuk melakukan deteksi dini penyakit yang diderita oleh masyarakat. Dengan begitu, pemerintah bisa melakukan intervensi agar penyebaran penyakit tidak semakin meluas atau pun penyakit yang diderita warga tidak menjadi semakin parah. 

Temuan terkait dengan stunting dan TBC akan dimasukkan dalam database milik provinsi ataupun kabupaten. Data ini akan digunakan untuk melakukan pemantauan lebih lanjut. Khusus untuk TBC, Gubernur meminta Dinas Kesehatan Kabupaten Wonosobo dan Provinsi Jawa Tengah untuk melakukan tracing atau pelacakan secara menyeluruh. 

"Mereka yang TBC akan kita lakukan tracing kepada seluruh keluarganya secara berturut-turut, ini akan mengangkat kesehatan masyarakat. Inilah gunanya intervensi dari Speling kita di seluruh Jawa Tengah," tegasnya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu