Follow Us :              

Sate, Tengkleng dan Bakso Jadi Saksi Guyubnya Umat Beragama Jawa Tengah

  25 December 2019  |   10:00:00  |   dibaca : 699 
Kategori :
Bagikan :


Sate, Tengkleng dan Bakso Jadi Saksi Guyubnya Umat Beragama Jawa Tengah

25 December 2019 | 10:00:00 | dibaca : 699
Kategori :
Bagikan :

Foto : Slam (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Slam (Humas Jateng)

SEMARANG - Berbagai sajian makanan tertata rapi di atas meja. Ada sate, tengkleng dan bakso ditemani teh panas dan camilan lainnya.

Di sekelilingnya, berkumpul orang-orang penting di Provinsi Jawa Tengah sambil bercanda dan tertawa bersama. Ucapan Selamat Natal silih berganti disampaikan. Senyum bahagia menyatu dalam nyanyian lagu-lagu Nusantara.

Itulah sekelumit gambaran saat Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo bersilaturahmi ke Keuskupan Agung Semarang dan kediaman Ketua Persekutuan Gereja Indonesia Wilayah (PGIW) Jawa Tengah, Rabu (25/12/2019). Bersama Kapolda Jateng, Pangdam IV Diponegoro dan sejumlah tokoh lintas agama yang tergabung dalam Forum Kerukunan Antarumat Beragama (FKUB), Ganjar ikut mangayubagyo perayaan natal tahun ini.

Suasana semakin damai saat aneka menu makanan itu disajikan oleh ibu-ibu pengajian dan para santri. Tanpa lelah, mereka bahu-membahu membantu kelancaran perayaan natal umat Kristiani, tanpa melihat suku, agama dan golongan. Yang ada hanya persatuan Indonesia.

"Suasananya sangat ceria dan penuh kegembiraan. Semua guyub rukun dan sungguh membahagiakan. Kehadiran teman-teman FKUB bersama Pak Ganjar dalam perayaan natal kali ini sungguh luar biasa," kata Uskup Agung Semarang, Mgr Robertus Rubiyatmoko

Beginilah, lanjut Uskup Agung, seharusnya kehidupan di Indonesia. Semua masyarakat dapat hidup rukun, menjadi sahabat satu sama lain dan menjadi saudara tanpa mempermasalahkan perbedaan.

"Kabeh dadi dulur (semua jadi saudara). Semoga ini terjadi dalam kehidupan sehari-hari, ini akan menciptakan kondisi hidup bersama yang damai. Top pokoknya," ucap Monsinyur Rubi, sapaan Mgr Robertus Rubiyatmoko.

Hal senada disampaikan Ketua Persekutuan Gereja Indonesia Wilayah (PGIW) Jawa Tengah, Pendeta Eka Lasa Purwibawa. Ia menceritakan kondisi kerukunan antarumat beragama di lingkungannya sangat tinggi.

"Setiap tahun, warga selalu berbondong-bondong membantu kami. Mayoritas muslim, itu yang masak ibu-ibu pengajian," terang Eka.

Dirinya memang sedang menginisiasi berdirinya rumah moderasi. Beberapa kelompok agama dan organisasi masyarakat akan dikumpulkan untuk bersatu menjaga NKRI.

"Meski kecil, namun kami yakin ke depan akan menjadi besar dan NKRI tetap jaya. Saya berpesan, mari kita jaga kedamaian ini sampai anak cucu kita kelak," harap Eka.

Ganjar mengaku sangat gembira pada perayaan Natal tahun ini. Semua masyarakat dapat guyub rukun dan saling menghormati satu dan lainnya.

"Ada banyak tampilan kesejukan dalam natal tahun ini di Jawa Tengah. Seluruh masyarakat kumpul jadi satu dari hampir semua pemeluk agama, organisasi keagamaan dan lainnya. Mereka hadir, ikut membantu," kata Ganjar.

Dampak dari itu semua umat Kristiani yang sedang merayakan natal semua tersenyum bahagia. Mereka terlihat nyaman karena dapat beribadah dan merayakan hari besar agamanya tanpa ada gangguan.

"Dan inilah yang sebenarnya kami inginkan. Mari kita jaga, kita rawat terus kedamaian ini," pungkas Ganjar.


Bagikan :

SEMARANG - Berbagai sajian makanan tertata rapi di atas meja. Ada sate, tengkleng dan bakso ditemani teh panas dan camilan lainnya.

Di sekelilingnya, berkumpul orang-orang penting di Provinsi Jawa Tengah sambil bercanda dan tertawa bersama. Ucapan Selamat Natal silih berganti disampaikan. Senyum bahagia menyatu dalam nyanyian lagu-lagu Nusantara.

Itulah sekelumit gambaran saat Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo bersilaturahmi ke Keuskupan Agung Semarang dan kediaman Ketua Persekutuan Gereja Indonesia Wilayah (PGIW) Jawa Tengah, Rabu (25/12/2019). Bersama Kapolda Jateng, Pangdam IV Diponegoro dan sejumlah tokoh lintas agama yang tergabung dalam Forum Kerukunan Antarumat Beragama (FKUB), Ganjar ikut mangayubagyo perayaan natal tahun ini.

Suasana semakin damai saat aneka menu makanan itu disajikan oleh ibu-ibu pengajian dan para santri. Tanpa lelah, mereka bahu-membahu membantu kelancaran perayaan natal umat Kristiani, tanpa melihat suku, agama dan golongan. Yang ada hanya persatuan Indonesia.

"Suasananya sangat ceria dan penuh kegembiraan. Semua guyub rukun dan sungguh membahagiakan. Kehadiran teman-teman FKUB bersama Pak Ganjar dalam perayaan natal kali ini sungguh luar biasa," kata Uskup Agung Semarang, Mgr Robertus Rubiyatmoko

Beginilah, lanjut Uskup Agung, seharusnya kehidupan di Indonesia. Semua masyarakat dapat hidup rukun, menjadi sahabat satu sama lain dan menjadi saudara tanpa mempermasalahkan perbedaan.

"Kabeh dadi dulur (semua jadi saudara). Semoga ini terjadi dalam kehidupan sehari-hari, ini akan menciptakan kondisi hidup bersama yang damai. Top pokoknya," ucap Monsinyur Rubi, sapaan Mgr Robertus Rubiyatmoko.

Hal senada disampaikan Ketua Persekutuan Gereja Indonesia Wilayah (PGIW) Jawa Tengah, Pendeta Eka Lasa Purwibawa. Ia menceritakan kondisi kerukunan antarumat beragama di lingkungannya sangat tinggi.

"Setiap tahun, warga selalu berbondong-bondong membantu kami. Mayoritas muslim, itu yang masak ibu-ibu pengajian," terang Eka.

Dirinya memang sedang menginisiasi berdirinya rumah moderasi. Beberapa kelompok agama dan organisasi masyarakat akan dikumpulkan untuk bersatu menjaga NKRI.

"Meski kecil, namun kami yakin ke depan akan menjadi besar dan NKRI tetap jaya. Saya berpesan, mari kita jaga kedamaian ini sampai anak cucu kita kelak," harap Eka.

Ganjar mengaku sangat gembira pada perayaan Natal tahun ini. Semua masyarakat dapat guyub rukun dan saling menghormati satu dan lainnya.

"Ada banyak tampilan kesejukan dalam natal tahun ini di Jawa Tengah. Seluruh masyarakat kumpul jadi satu dari hampir semua pemeluk agama, organisasi keagamaan dan lainnya. Mereka hadir, ikut membantu," kata Ganjar.

Dampak dari itu semua umat Kristiani yang sedang merayakan natal semua tersenyum bahagia. Mereka terlihat nyaman karena dapat beribadah dan merayakan hari besar agamanya tanpa ada gangguan.

"Dan inilah yang sebenarnya kami inginkan. Mari kita jaga, kita rawat terus kedamaian ini," pungkas Ganjar.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu