Follow Us :              

Usir Jenuh, 35 Siswa Se-Jateng “Nge-Zoom” Bareng Gubernur

  15 April 2020  |   16:00:00  |   dibaca : 2281 
Kategori :
Bagikan :


Usir Jenuh, 35 Siswa Se-Jateng “Nge-Zoom” Bareng Gubernur

15 April 2020 | 16:00:00 | dibaca : 2281
Kategori :
Bagikan :

Foto : Slam (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Slam (Humas Jateng)

SEMARANG – Kebijakan Belajar dari Rumah dikeluhkan banyak siswa. Selain karena bosan, tugas yang diberikan guru cenderung membebani siswa. 

Maka ketika Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menawari mereka untuk ngumpul bareng via aplikasi video conference, Zoom, 35 siswa yang tergabung dalam Forum Anak Jawa Tengah pun antusias mengikutinya.

Saat bertatap muka dengan Ganjar, Rabu (15/4) sore, 35 pelajar perwakilan kabupaten/kota di Jawa Tengah satu persatu menyampaikan uneg-unegnya, dari keluhan sampai usulan metode pembelajaran. Amelia Adiputri Diansari, siswi SMAN 1 Sragen misalnya. Dia mengatakan banyak guru yang gagap teknologi, terutama guru-guru senior. Ketika instruksi belajar online dikeluarkan, guru-guru tersebut kesusahan beradaptasi. Meskipun pada akhirnya semua bisa teratasi setelah ada bantuan dari guru-guru yunior. 

Selain persoalan guru, Amelia yang juga Ketua Forum Anak Jateng itu juga mengatakan para siswa sudah mengalami masa jenuh menjalani pembelajaran di rumah. Menurutnya, siswa memerlukan inovasi dan kreasi dari guru, terlebih tentang materi yang berkenaan dengan covid-19. 

"Ini merupakan hasil riset kami (Forum Anak Jateng) bersama Dinas Pemberdayaan Perempuan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB Jawa Tengah). Ketika para siswa diminta mengisi kuesioner tertutup, sekitar 80 persen menyatakan bosan," kata Amelia. 

Dari 35 pelajar yang melakukan konferensi video tersebut sebagian besar memang menyatakan bosan. Tidak jarang justru para siswalah yang berinisiatif membuat grup-grup belajar online untuk mengatasi kebosanan tersebut. 

"Setidaknya bapak ibu guru memahami situasi ini agar dibuatkan model pembelajaran yang kreatif. Intinya mereka butuh yang seperti ini (konferensi video), mereka butuh tatap muka, kelihatan wajahnya, ada pengantar lalu diberi tugas. Atau beri tugas saja yang mereka lebih senang, seperti bikin vlog," kata Ganjar seusai mengikuti konferensi video selama 2,5 jam itu.

Konferensi video tersebut sengaja Ganjar lakukan setelah mendapat banyak aduan dari siswa di media sosial. Ganjar yang berulang kali melakukan konferensi video dengan berbagai pihak, akhirnya memutuskan menggelar hak serupa dengan para siswa. 

"Karena saya ingin tahu belajar di rumahnya itu seperti apa. Begitu saya tawarkan tadi pagi, kita invite semua, semua langsung bisa ikut. Rasanya mereka happy banget bisa komunikasi langsung," kata Ganjar. 

Bahkan setelah merasakan kegayengan konferensi video tersebut, Ganjar juga berencana bakal kembali menjalan program Gubernur Mengajar yang telah berhenti semenjak pemberlakuan Belajar dari Rumah. Bukan hanya itu, dalam waktu dekat Ganjar juga bakal melakukan konferensi video dengan para perantau Jateng di luar daerah. 

"Saya terinspirasi di suasana stay at home ini program Gubernur mengajar saya rasa bisa dijalankan. Rencana saya akan saya teruskan dengan calon pemudik yang tidak mudik. Untuk mereka yang di Jabodetabek, mau saya ajak bicara agar persoalannya bisa disampaikan dan terselesaikan. Dengan TKI juga. Akan kita buat serial," pungkasnya.


Bagikan :

SEMARANG – Kebijakan Belajar dari Rumah dikeluhkan banyak siswa. Selain karena bosan, tugas yang diberikan guru cenderung membebani siswa. 

Maka ketika Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menawari mereka untuk ngumpul bareng via aplikasi video conference, Zoom, 35 siswa yang tergabung dalam Forum Anak Jawa Tengah pun antusias mengikutinya.

Saat bertatap muka dengan Ganjar, Rabu (15/4) sore, 35 pelajar perwakilan kabupaten/kota di Jawa Tengah satu persatu menyampaikan uneg-unegnya, dari keluhan sampai usulan metode pembelajaran. Amelia Adiputri Diansari, siswi SMAN 1 Sragen misalnya. Dia mengatakan banyak guru yang gagap teknologi, terutama guru-guru senior. Ketika instruksi belajar online dikeluarkan, guru-guru tersebut kesusahan beradaptasi. Meskipun pada akhirnya semua bisa teratasi setelah ada bantuan dari guru-guru yunior. 

Selain persoalan guru, Amelia yang juga Ketua Forum Anak Jateng itu juga mengatakan para siswa sudah mengalami masa jenuh menjalani pembelajaran di rumah. Menurutnya, siswa memerlukan inovasi dan kreasi dari guru, terlebih tentang materi yang berkenaan dengan covid-19. 

"Ini merupakan hasil riset kami (Forum Anak Jateng) bersama Dinas Pemberdayaan Perempuan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB Jawa Tengah). Ketika para siswa diminta mengisi kuesioner tertutup, sekitar 80 persen menyatakan bosan," kata Amelia. 

Dari 35 pelajar yang melakukan konferensi video tersebut sebagian besar memang menyatakan bosan. Tidak jarang justru para siswalah yang berinisiatif membuat grup-grup belajar online untuk mengatasi kebosanan tersebut. 

"Setidaknya bapak ibu guru memahami situasi ini agar dibuatkan model pembelajaran yang kreatif. Intinya mereka butuh yang seperti ini (konferensi video), mereka butuh tatap muka, kelihatan wajahnya, ada pengantar lalu diberi tugas. Atau beri tugas saja yang mereka lebih senang, seperti bikin vlog," kata Ganjar seusai mengikuti konferensi video selama 2,5 jam itu.

Konferensi video tersebut sengaja Ganjar lakukan setelah mendapat banyak aduan dari siswa di media sosial. Ganjar yang berulang kali melakukan konferensi video dengan berbagai pihak, akhirnya memutuskan menggelar hak serupa dengan para siswa. 

"Karena saya ingin tahu belajar di rumahnya itu seperti apa. Begitu saya tawarkan tadi pagi, kita invite semua, semua langsung bisa ikut. Rasanya mereka happy banget bisa komunikasi langsung," kata Ganjar. 

Bahkan setelah merasakan kegayengan konferensi video tersebut, Ganjar juga berencana bakal kembali menjalan program Gubernur Mengajar yang telah berhenti semenjak pemberlakuan Belajar dari Rumah. Bukan hanya itu, dalam waktu dekat Ganjar juga bakal melakukan konferensi video dengan para perantau Jateng di luar daerah. 

"Saya terinspirasi di suasana stay at home ini program Gubernur mengajar saya rasa bisa dijalankan. Rencana saya akan saya teruskan dengan calon pemudik yang tidak mudik. Untuk mereka yang di Jabodetabek, mau saya ajak bicara agar persoalannya bisa disampaikan dan terselesaikan. Dengan TKI juga. Akan kita buat serial," pungkasnya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu