Follow Us :              

Tidak Mudik, 150 Mahasiswa di Rusunawa Undip Dapat Bantuan dari Pemprov Jateng

  25 April 2020  |   10:00:00  |   dibaca : 2374 
Kategori :
Bagikan :


Tidak Mudik, 150 Mahasiswa di Rusunawa Undip Dapat Bantuan dari Pemprov Jateng

25 April 2020 | 10:00:00 | dibaca : 2374
Kategori :
Bagikan :

Foto : Slam (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Slam (Humas Jateng)

SEMARANG - Sejak covid-19 mewabah di Jawa Tengah, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo rutin berkeliling Kota Semarang untuk melihat kondisi warganya. 

Tak hanya itu, Ganjar juga menyempatkan menengok mahasiswa dari luar daerah yang tengah menuntut ilmu di Semarang. Kali pertama, Ganjar berkunjung ke asrama mahasiswa West Papua di Jalan Tegalwareng. 

Melihat banyak mahasiswa luar daerah yang tak bisa kembali ke kampung halaman karena wabah covid-19, Ganjar pun menengok mereka satu persatu, mulai dari komunitas mahasiswa Aceh, Batak, Sumatera Selatan, Sumatera Barat, Lampung, DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan, Maluku, dan Timika. 

Sabtu (25/4/2020), Ganjar kembali mengunjungi mahasiswa luar daerah yang berdomisili di rumah susun sewa sederhana (Rusunawa) Universitas Diponegoro, Semarang. Selain memastikan mahasiswa tersebut dalam kondisi sehat, Ganjar juga mengecek ketersediaan logistik para mahasiswa di tempat ini. 

"Nah kemarin kita mendengar banyak mahasiswa dari Undip yang tidak pulang cukup banyak, bisa tidak kita lihat kondisinya. Bahkan tadi ada yang kondisinya sudah tidak mendapat kiriman dari orangtuanya dan bekerja part time di kafe. Tapi kafenya tutup," katanya. 

Sosok yang dimaksud Ganjar bernama Ratih Ester Nababan, mahasiswa semester 8  Fakultas Sains dan Matematika. Menurut Ester, hari ini jadi penting bagi dirinya karena mendapat perhatian dari Gubernur Ganjar. Dia yang asli Tapanuli Sumatera Utara mengatakan kepada Ganjar sudah hampir tiga bulan tidak ada kiriman uang yang dia terima dari orangtuanya.

"Sekarang kerja part time di kafe. Satu hari kerjaannya enam jam. Tapi kafenya mau tutup. Terimakasih Pak Ganjar bantuannya," kata Ester yang mengatakan orang tuanya hanya berprofesi sebagai petani. 

Sejumlah bantuan diberikan Ganjar untuk 150 mahasiswa yang tetap bertahan di rusunawa tersebut. Dari beras, mie instan, minyak goreng, buah-buahan sampai makanan siap saji.


Bagikan :

SEMARANG - Sejak covid-19 mewabah di Jawa Tengah, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo rutin berkeliling Kota Semarang untuk melihat kondisi warganya. 

Tak hanya itu, Ganjar juga menyempatkan menengok mahasiswa dari luar daerah yang tengah menuntut ilmu di Semarang. Kali pertama, Ganjar berkunjung ke asrama mahasiswa West Papua di Jalan Tegalwareng. 

Melihat banyak mahasiswa luar daerah yang tak bisa kembali ke kampung halaman karena wabah covid-19, Ganjar pun menengok mereka satu persatu, mulai dari komunitas mahasiswa Aceh, Batak, Sumatera Selatan, Sumatera Barat, Lampung, DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan, Maluku, dan Timika. 

Sabtu (25/4/2020), Ganjar kembali mengunjungi mahasiswa luar daerah yang berdomisili di rumah susun sewa sederhana (Rusunawa) Universitas Diponegoro, Semarang. Selain memastikan mahasiswa tersebut dalam kondisi sehat, Ganjar juga mengecek ketersediaan logistik para mahasiswa di tempat ini. 

"Nah kemarin kita mendengar banyak mahasiswa dari Undip yang tidak pulang cukup banyak, bisa tidak kita lihat kondisinya. Bahkan tadi ada yang kondisinya sudah tidak mendapat kiriman dari orangtuanya dan bekerja part time di kafe. Tapi kafenya tutup," katanya. 

Sosok yang dimaksud Ganjar bernama Ratih Ester Nababan, mahasiswa semester 8  Fakultas Sains dan Matematika. Menurut Ester, hari ini jadi penting bagi dirinya karena mendapat perhatian dari Gubernur Ganjar. Dia yang asli Tapanuli Sumatera Utara mengatakan kepada Ganjar sudah hampir tiga bulan tidak ada kiriman uang yang dia terima dari orangtuanya.

"Sekarang kerja part time di kafe. Satu hari kerjaannya enam jam. Tapi kafenya mau tutup. Terimakasih Pak Ganjar bantuannya," kata Ester yang mengatakan orang tuanya hanya berprofesi sebagai petani. 

Sejumlah bantuan diberikan Ganjar untuk 150 mahasiswa yang tetap bertahan di rusunawa tersebut. Dari beras, mie instan, minyak goreng, buah-buahan sampai makanan siap saji.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu