Follow Us :              

Diiringi Gamelan Bantuan Gubernur Jateng, Kuda Lumping Temanggung Meriahkan Panggung Kahanan

  28 April 2021  |   16:00:00  |   dibaca : 1370 
Kategori :
Bagikan :


Diiringi Gamelan Bantuan Gubernur Jateng, Kuda Lumping Temanggung Meriahkan Panggung Kahanan

28 April 2021 | 16:00:00 | dibaca : 1370
Kategori :
Bagikan :

Foto : Vivi (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Vivi (Humas Jateng)

MAGELANG - Kemunculan para penari kuda lumping diiringi suara gamelan yang mengalun sendu mengawali pertunjukan Sanggar Seni Wahyu Eko Budoyo Temanggung di Panggung Kahanan road show, Rabu (28/4/2021). 

Gelaran seni budaya yang disiarkan secara virtual kali ini dihelat di Pendopo Joglo Rumah Dinas Wali Kota Magelang. Selain kesenian kuda lumping, acara ini juga dimeriahkan Woro Widowati, Justin Liee, dan seniman musik se-Karesidenan Kedu. Tidak hanya itu, kemeriahan makin terasa lengkap dengan pemutaran film pendek "Kendang Keriuk" karya sienas muda Magelang, Gepeng Nugroho. 

Kelincahan gerak tari yang atraktif dari para pemain kuda lumping menjadi daya tarik penonton. Seperangkat gamelan yang mengiringi pertunjukan ini juga masih terbilang baru. Satu set gamelan milik Sanggar Kuda Lumping Wahyu Eko Budoyo ini merupakan bantuan dari Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. 

Pimpinan Kuda Lumping Wahyu Eko Budoyo, Agus Setyawan menuturkan bahwa kesenian tari kuda lumping sudah turun temurun dari leluhur di desanya dan masih dilestarikan hingga saat ini. 

"Tiap minggu kami latihan, meski tidak ada tanggapan saat pandemi. Ini bentuk semangat kami dalam melestarikan kesenian," ujar Agus. 

Semangat itu direspon baik oleh Gubernur Ganjar dengan memberikan bantuan berupa alat gamelan. Agus menambahkan, bahwa bukan hanya kelompoknya saja yang menerima bantuan gamelan. Ia mencatat ada sekitar 80 desa di Kabupaten Temanggung yang menerima bantuan tersebut. 

"Kurang lebih ada 80 desa yang mendapat bantuan gamelan. Nilainya macam-macam, mulai dari Rp 75 juta sampai Rp 200 juta. Disesuaikan dengan kebutuhan," lanjutnya. 

Penampilannya di Panggung Kahanan kali ini sebagai pembuktian keseriusan mereka dalam berkesenian. 

"(Panggung Kahanan) ini sangat bermanfaat bagi seniman, menjadi ruang ekspresi. Harapannya ini dapat diselenggarakan di tiap daerah," jelasnya lagi. 

Serupa juga disampaikan Reviana. Bassis Relita Modern Band asal Temanggung itu mengatakan, dengan adanya Panggung Kahanan, seniman jadi merasa mendapat perhatian. 

"Band ini diresmikan 2018, setelah pandemi job menjadi sepi. Ada satu, dua tanggapan tapi harus protokol ketat. Nah, Panggung Kahanan ini sangat bagus untuk ekspresi seniman," tandasnya. 

Panggung Kahanan kali pertama digelar pada bulan Ramadan tahun 2020 di rumah dinas Gubernur Jawa Tengah. Pagelaran tahun ini sudah menginjak putaran ketiga. Acara yang dilakukan secara daring ini merupakan respon Ganjar untuk membantu para seniman tetap kreatif di kala pandemi. Pada bulan Ramadan tahun ini Panggung Kahanan digelar di enam kota. Dimulai dari Kendal, Pati, Kota Magelang, Banyumas, Kota Surakarta, dan Kota Pekalongan.


Bagikan :

MAGELANG - Kemunculan para penari kuda lumping diiringi suara gamelan yang mengalun sendu mengawali pertunjukan Sanggar Seni Wahyu Eko Budoyo Temanggung di Panggung Kahanan road show, Rabu (28/4/2021). 

Gelaran seni budaya yang disiarkan secara virtual kali ini dihelat di Pendopo Joglo Rumah Dinas Wali Kota Magelang. Selain kesenian kuda lumping, acara ini juga dimeriahkan Woro Widowati, Justin Liee, dan seniman musik se-Karesidenan Kedu. Tidak hanya itu, kemeriahan makin terasa lengkap dengan pemutaran film pendek "Kendang Keriuk" karya sienas muda Magelang, Gepeng Nugroho. 

Kelincahan gerak tari yang atraktif dari para pemain kuda lumping menjadi daya tarik penonton. Seperangkat gamelan yang mengiringi pertunjukan ini juga masih terbilang baru. Satu set gamelan milik Sanggar Kuda Lumping Wahyu Eko Budoyo ini merupakan bantuan dari Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. 

Pimpinan Kuda Lumping Wahyu Eko Budoyo, Agus Setyawan menuturkan bahwa kesenian tari kuda lumping sudah turun temurun dari leluhur di desanya dan masih dilestarikan hingga saat ini. 

"Tiap minggu kami latihan, meski tidak ada tanggapan saat pandemi. Ini bentuk semangat kami dalam melestarikan kesenian," ujar Agus. 

Semangat itu direspon baik oleh Gubernur Ganjar dengan memberikan bantuan berupa alat gamelan. Agus menambahkan, bahwa bukan hanya kelompoknya saja yang menerima bantuan gamelan. Ia mencatat ada sekitar 80 desa di Kabupaten Temanggung yang menerima bantuan tersebut. 

"Kurang lebih ada 80 desa yang mendapat bantuan gamelan. Nilainya macam-macam, mulai dari Rp 75 juta sampai Rp 200 juta. Disesuaikan dengan kebutuhan," lanjutnya. 

Penampilannya di Panggung Kahanan kali ini sebagai pembuktian keseriusan mereka dalam berkesenian. 

"(Panggung Kahanan) ini sangat bermanfaat bagi seniman, menjadi ruang ekspresi. Harapannya ini dapat diselenggarakan di tiap daerah," jelasnya lagi. 

Serupa juga disampaikan Reviana. Bassis Relita Modern Band asal Temanggung itu mengatakan, dengan adanya Panggung Kahanan, seniman jadi merasa mendapat perhatian. 

"Band ini diresmikan 2018, setelah pandemi job menjadi sepi. Ada satu, dua tanggapan tapi harus protokol ketat. Nah, Panggung Kahanan ini sangat bagus untuk ekspresi seniman," tandasnya. 

Panggung Kahanan kali pertama digelar pada bulan Ramadan tahun 2020 di rumah dinas Gubernur Jawa Tengah. Pagelaran tahun ini sudah menginjak putaran ketiga. Acara yang dilakukan secara daring ini merupakan respon Ganjar untuk membantu para seniman tetap kreatif di kala pandemi. Pada bulan Ramadan tahun ini Panggung Kahanan digelar di enam kota. Dimulai dari Kendal, Pati, Kota Magelang, Banyumas, Kota Surakarta, dan Kota Pekalongan.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu