Follow Us :              

Klaster Mudik Pati Berhasil Ditangani, Ganjar : Jangan Sampai Terulang!

  05 May 2021  |   09:00:00  |   dibaca : 961 
Kategori :
Bagikan :


Klaster Mudik Pati Berhasil Ditangani, Ganjar : Jangan Sampai Terulang!

05 May 2021 | 09:00:00 | dibaca : 961
Kategori :
Bagikan :

Foto : Slam (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Slam (Humas Jateng)

PATI -Klaster Covid-19 di Desa Kuryokalangan, Kecamatan Gabus, Pati dinyatakan rampung. Kini 39 warga yang tertular telah dinyatakan negatif usai menjalani isolasi dan pengobatan secara intensif.  

"Setelah diisolasi selama sepuluh hari kemudian kita evaluasi dengan metode swab PCR dan antigen, Alhamdulillah hari ini sudah dinyatakan negatif semua," ucap Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pati Edy Siswanto, di ruang kerjanya Selasa (4/5/2021). 

Edy mengatakan, sebelumnya ada 39 warga Kuryokalangan terpapar Covid-19 setelah menghadiri  hajatan seorang warga yang pulang dari rantau yang ternyata positif Covid-19.  

Pemerintah Kabupaten Pati bersama Pemerintah Desa Kuryokalangan bergerak cepat menghindari penyebaran yang lebih luas dengan melakukan isolasi. Hingga kini dilaporkan, tidak ada kasus kematian pada klaster Kuryokalangan.

Dari peristiwa itu, Edy mewanti-wanti agar warga Pati yang berada di perantauan tidak usah mudik terlebih dahulu. Hal itu untuk mengantisipasi adanya rantai penularan dari luar daerah. Di sisi lain, pada yang terpapar, ia mengharapkan masyarakat tidak perlu takut berlebihan. 

"Saya juga berpesan, kalau ada yang terpapar orangnya jangan dikucilkan. Kalau bisa dilakukan isolasi dengan baik pasti sembuh," paparnya.  

Sekretaris Desa Kuryokalangan, Hayyin Nu'man mengaku bersyukur akan kondisi ini. Ia berharap tidak ada lagi kasus penularan Covid-19 di wilayahnya. 

Sebagai antisipasi, Pemerintah Desa Kuryokalangan memberlakukan screening ketat jika ada warganya yang mudik. Berdasarkan pengalaman tahun 2020, hanya ada lima keluarga yang pulang dari rantau ke Kuryokalangan.  

"Kalau ada yang datang kita imbau untuk membawa hasil swab. Jika tidak membawa kita arahkan ke puskesmas untuk melakukan swab gratis. Kalau positif nanti kan sudah  (menjadi) tanggung jawab satgas," paparnya. 

Penanganan klaster Kuryokalangan, yang tidak sampai menimbulkan kematian, diapresiasi oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Yulianto Prabowo. 

"Ini pembelajaran bagi kita. Di sini (Kuryokalangan) ditangani dengan baik, sehingga klaster ini tidak berkembang dan tidak ada kematian satupun," ungkapnya, saat melakukan kunjungan kerja di desa tersebut. 

Pada kesempatan berbeda, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta masyarakat mengindahkan larangan mudik untuk kebaikan bersama. Ia tidak ingin kejadian di Pati kembali terulang. 

“Yang repot adalah yang mereka nekat nerobos. Jangan sampai kejadian di Pati terulang, dan kemudian menularkan kepada yang lain,” tegas Ganjar usai memimpin Apel Gelar Pasukan Operasi Ketupat Candi 2021, Rabu (5/5/2021). 

Sebagai antisipasi, Ganjar juga menyiagakan petugas hingga ketingkat RT-RW. Harapannya, masyarakat ikut bekerja sama mencatat siapa yang keluar masuk daerahnya. Hal ini penting dalam rangka melakukan tracing.


Bagikan :

PATI -Klaster Covid-19 di Desa Kuryokalangan, Kecamatan Gabus, Pati dinyatakan rampung. Kini 39 warga yang tertular telah dinyatakan negatif usai menjalani isolasi dan pengobatan secara intensif.  

"Setelah diisolasi selama sepuluh hari kemudian kita evaluasi dengan metode swab PCR dan antigen, Alhamdulillah hari ini sudah dinyatakan negatif semua," ucap Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pati Edy Siswanto, di ruang kerjanya Selasa (4/5/2021). 

Edy mengatakan, sebelumnya ada 39 warga Kuryokalangan terpapar Covid-19 setelah menghadiri  hajatan seorang warga yang pulang dari rantau yang ternyata positif Covid-19.  

Pemerintah Kabupaten Pati bersama Pemerintah Desa Kuryokalangan bergerak cepat menghindari penyebaran yang lebih luas dengan melakukan isolasi. Hingga kini dilaporkan, tidak ada kasus kematian pada klaster Kuryokalangan.

Dari peristiwa itu, Edy mewanti-wanti agar warga Pati yang berada di perantauan tidak usah mudik terlebih dahulu. Hal itu untuk mengantisipasi adanya rantai penularan dari luar daerah. Di sisi lain, pada yang terpapar, ia mengharapkan masyarakat tidak perlu takut berlebihan. 

"Saya juga berpesan, kalau ada yang terpapar orangnya jangan dikucilkan. Kalau bisa dilakukan isolasi dengan baik pasti sembuh," paparnya.  

Sekretaris Desa Kuryokalangan, Hayyin Nu'man mengaku bersyukur akan kondisi ini. Ia berharap tidak ada lagi kasus penularan Covid-19 di wilayahnya. 

Sebagai antisipasi, Pemerintah Desa Kuryokalangan memberlakukan screening ketat jika ada warganya yang mudik. Berdasarkan pengalaman tahun 2020, hanya ada lima keluarga yang pulang dari rantau ke Kuryokalangan.  

"Kalau ada yang datang kita imbau untuk membawa hasil swab. Jika tidak membawa kita arahkan ke puskesmas untuk melakukan swab gratis. Kalau positif nanti kan sudah  (menjadi) tanggung jawab satgas," paparnya. 

Penanganan klaster Kuryokalangan, yang tidak sampai menimbulkan kematian, diapresiasi oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Yulianto Prabowo. 

"Ini pembelajaran bagi kita. Di sini (Kuryokalangan) ditangani dengan baik, sehingga klaster ini tidak berkembang dan tidak ada kematian satupun," ungkapnya, saat melakukan kunjungan kerja di desa tersebut. 

Pada kesempatan berbeda, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta masyarakat mengindahkan larangan mudik untuk kebaikan bersama. Ia tidak ingin kejadian di Pati kembali terulang. 

“Yang repot adalah yang mereka nekat nerobos. Jangan sampai kejadian di Pati terulang, dan kemudian menularkan kepada yang lain,” tegas Ganjar usai memimpin Apel Gelar Pasukan Operasi Ketupat Candi 2021, Rabu (5/5/2021). 

Sebagai antisipasi, Ganjar juga menyiagakan petugas hingga ketingkat RT-RW. Harapannya, masyarakat ikut bekerja sama mencatat siapa yang keluar masuk daerahnya. Hal ini penting dalam rangka melakukan tracing.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu