Follow Us :              

Kunjungi Desa Damai Berbudaya, Ganjar : Ini Contoh Membumikan Pancasila

  01 June 2021  |   13:00:00  |   dibaca : 1256 
Kategori :
Bagikan :


Kunjungi Desa Damai Berbudaya, Ganjar : Ini Contoh Membumikan Pancasila

01 June 2021 | 13:00:00 | dibaca : 1256
Kategori :
Bagikan :

Foto : Slam (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Slam (Humas Jateng)

KLATEN -Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengunjungi Desa Nglinggi, Kecamatan Klaten Selatan, Kabupaten Klaten, pada peringatan Hari Lahir Pancasila, Selasa (1/6/2021). Keberagaman agama maupun status ekonomi masyarakat, menjadi potensi yang kemudian dikembangkan dan membuat desa ini dijadikan sebagai Desa Damai Berbudaya. 

Saat berdialog bersama warga setempat, Ganjar menyebut Desa Damai Berbudaya adalah contoh kongkret membumikan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. 

"Ini contoh bagaimana membumikan Pancasila bukan dengan kata-kata lagi, tapi dengan tindakan," kata Ganjar saat berdialog dengan warga di Kantor Desa Nglinggi. 

Desa ini tidak hanya dapat menjadi contoh tentang persatuan dalam keberagaman, tetapi juga teladan dalam kematangan berdemokrasi. Desa Nglinggi dipimpin oleh Kepala Desa dari golongan minoritas. Masyarakat mendukungnya karena melihat kinerja dari Kepala Desa. 

Atas keteladanan ini Ganjar mengatakan desa tersebut juga bisa dikembangkan menjadi desa inklusi. Selain Desa Nglinggi, menurutnya ada beberapa desa lainnya di Jawa Tengah yang juga memiliki Kepala Desa dari golongan minoritas. 

"Desa ini tidak hanya menggarap sektor (pembangunan) fisik saja tetapi juga sisi spiritualitas. Nilai-nilai ini sangat penting," puji Ganjar. 

Kepala Desa Nglinggi, Sugeng Mulyadi, menjelaskan terbentuknya Desa Nglinggi sebagai Desa Damai Berbudaya pada November 2017, adalah berkat pendampingan dari Wahid Foundation. Lewat program ini, desa mulai menerapkan sembilan nilai utama Gus Dur. Sembilan nilai itu adalah ketauhidan, kemanusiaan, keadilan, kesetaraan, pembebasan, kesederhanaan, persaudaraan, kesatria, dan kearifan lokal. Desa ini juga memiliki kebiasaan unik untuk memperkuat keakraban dan persatuan di antara warganya. 

"Kami juga punya program mengucapkan selamat ulang tahun kepada setiap warga. Lalu selama pandemi ini kami juga saling membantu bahkan saat ada pencanangan dua hari di rumah saja dari Pak Ganjar, kami siapkan bantuan sembako selama dua hari," ujar Sugeng. 

Sugeng bersyukur kesadaran warga cukup tinggi dalam menjaga keharmonisan hubungan. Hal ini penting bagi untuk mendukung kemajuan bersama. 

"Banyak potensi konflik, kalau tidak diwadahi kata damai. Desa tidak akan maju kalau tidak damai. Desa maju juga akan hancur kalau tidak damai," katanya.


Bagikan :

KLATEN -Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengunjungi Desa Nglinggi, Kecamatan Klaten Selatan, Kabupaten Klaten, pada peringatan Hari Lahir Pancasila, Selasa (1/6/2021). Keberagaman agama maupun status ekonomi masyarakat, menjadi potensi yang kemudian dikembangkan dan membuat desa ini dijadikan sebagai Desa Damai Berbudaya. 

Saat berdialog bersama warga setempat, Ganjar menyebut Desa Damai Berbudaya adalah contoh kongkret membumikan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. 

"Ini contoh bagaimana membumikan Pancasila bukan dengan kata-kata lagi, tapi dengan tindakan," kata Ganjar saat berdialog dengan warga di Kantor Desa Nglinggi. 

Desa ini tidak hanya dapat menjadi contoh tentang persatuan dalam keberagaman, tetapi juga teladan dalam kematangan berdemokrasi. Desa Nglinggi dipimpin oleh Kepala Desa dari golongan minoritas. Masyarakat mendukungnya karena melihat kinerja dari Kepala Desa. 

Atas keteladanan ini Ganjar mengatakan desa tersebut juga bisa dikembangkan menjadi desa inklusi. Selain Desa Nglinggi, menurutnya ada beberapa desa lainnya di Jawa Tengah yang juga memiliki Kepala Desa dari golongan minoritas. 

"Desa ini tidak hanya menggarap sektor (pembangunan) fisik saja tetapi juga sisi spiritualitas. Nilai-nilai ini sangat penting," puji Ganjar. 

Kepala Desa Nglinggi, Sugeng Mulyadi, menjelaskan terbentuknya Desa Nglinggi sebagai Desa Damai Berbudaya pada November 2017, adalah berkat pendampingan dari Wahid Foundation. Lewat program ini, desa mulai menerapkan sembilan nilai utama Gus Dur. Sembilan nilai itu adalah ketauhidan, kemanusiaan, keadilan, kesetaraan, pembebasan, kesederhanaan, persaudaraan, kesatria, dan kearifan lokal. Desa ini juga memiliki kebiasaan unik untuk memperkuat keakraban dan persatuan di antara warganya. 

"Kami juga punya program mengucapkan selamat ulang tahun kepada setiap warga. Lalu selama pandemi ini kami juga saling membantu bahkan saat ada pencanangan dua hari di rumah saja dari Pak Ganjar, kami siapkan bantuan sembako selama dua hari," ujar Sugeng. 

Sugeng bersyukur kesadaran warga cukup tinggi dalam menjaga keharmonisan hubungan. Hal ini penting bagi untuk mendukung kemajuan bersama. 

"Banyak potensi konflik, kalau tidak diwadahi kata damai. Desa tidak akan maju kalau tidak damai. Desa maju juga akan hancur kalau tidak damai," katanya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu