Follow Us :              

Kondisi Darurat, Ganjar Bahas Lima Strategi Ketersediaan Oksigen

  13 July 2021  |   12:00:00  |   dibaca : 554 
Kategori :
Bagikan :


Kondisi Darurat, Ganjar Bahas Lima Strategi Ketersediaan Oksigen

13 July 2021 | 12:00:00 | dibaca : 554
Kategori :
Bagikan :

Foto : Slam (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Slam (Humas Jateng)

SEMARANG -Pemerintah Provinsi Jawa Tengah terus berupaya memenuhi kebutuhan oksigen. Pada Rakor Ketersediaan Oksigen Medis Jawa Tengah di Kantor Gubernur, Selasa (13/7/2021), dibahas lima alternatif untuk mempercepat penambahan suplai serta distribusi oksigen. 

Lima alternatif itu, mulai dari teknis distribusi yang terkendala akses rumah sakit, konversi oksigen industri ke kesehatan, penghematan oksigen oleh rumah sakit, instalasi oksigen generator, hingga penggabungan perusahaan supplier oksigen. Penambahan oksigen kesehatan lewat jalan konversi, akan dilakukan Ganjar dengan bantuan pemerintah pusat. 

"Kita mencoba meminta melalui pemerintah pusat, mbok konversi lah yang dari industri ke kesehatan, agar (kekurangan) bisa terpenuhi," ujar Ganjar. 

Kendala lain yang akan diatasi adalah teknis pengiriman. Pihak transporter atau pengangkut oksigen isotank sering mengeluh tidak bisa masuk ke rumah sakit akibat armadanya terlalu besar. 

"(Transporter) yang gede-gede (besar) ini tidak mungkin (masuk) karena rata-rata rumah sakitnya tidak menyiapkan (jalan masuk) yang lebih lebar. ‘Waduh Pak ada gapurane, ada pagere Pak’, nah saya bilang kalau seperti itu dirobohkan saja gapuranya wong sudah darurat," tegas Ganjar. 

Penggunaan oksigen generator di rumah sakit menjadi opsi yang menarik dibahas. Sebab dengan begitu, rumah sakit bisa memproduksi oksigennya sendiri. Namun sayangnya, hal ini belum bisa dilakukan secepatnya karena proses peralihan teesebut membutuhkan waktu untuk instalasi. 

Alternatif lainnya yakni penghematan oksigen di rumah sakit. Caranya dengan mengganti alat dari High Flow Nasal Cannula (HFNC) ke CPAP ( Continuous Positive Airway Pressure) yang aliran oksigennya tidak terlalu tinggi. Selain itu biayanya juga lebih terjangkau, seperti yang sudah dilakukan oleh RSUD Moewardi Solo. 

"Maka tadi kita sampaikan sama PERSI (Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia) apakah setuju, minimal dari sisi penghematan. Jadi gerakannya di hulu kita mencari, transporternya aman, rumah sakit bisa berhemat tapi ini sustain ( berkelanjutan). Sehingga kemudian stok yang ada di rumah sakit itu mencukupi untuk mengcover pasien," tegasnya. 

Straregi lainya, Ganjar juga berencana menggabungkan pengelolaan perusahaan supplier dengan distributor oksigen di masa darurat ini. Sehingga pelaksanaannya bisa terbuka dan lebih cepat mengatasi ketersediaan oksigen ini. 

"Perusahaan-perusahaan supplier yang ada, distributor yang ada kita mau gabungkan agar punya MoU sehingga menjadi open access, kalau nggak kan nanti sendiri-sendiri, ‘ini punyaku kok, saya nggak mau setor sana kok’, nggak bisa, ini kondisi darurat," tandasnya.


Bagikan :

SEMARANG -Pemerintah Provinsi Jawa Tengah terus berupaya memenuhi kebutuhan oksigen. Pada Rakor Ketersediaan Oksigen Medis Jawa Tengah di Kantor Gubernur, Selasa (13/7/2021), dibahas lima alternatif untuk mempercepat penambahan suplai serta distribusi oksigen. 

Lima alternatif itu, mulai dari teknis distribusi yang terkendala akses rumah sakit, konversi oksigen industri ke kesehatan, penghematan oksigen oleh rumah sakit, instalasi oksigen generator, hingga penggabungan perusahaan supplier oksigen. Penambahan oksigen kesehatan lewat jalan konversi, akan dilakukan Ganjar dengan bantuan pemerintah pusat. 

"Kita mencoba meminta melalui pemerintah pusat, mbok konversi lah yang dari industri ke kesehatan, agar (kekurangan) bisa terpenuhi," ujar Ganjar. 

Kendala lain yang akan diatasi adalah teknis pengiriman. Pihak transporter atau pengangkut oksigen isotank sering mengeluh tidak bisa masuk ke rumah sakit akibat armadanya terlalu besar. 

"(Transporter) yang gede-gede (besar) ini tidak mungkin (masuk) karena rata-rata rumah sakitnya tidak menyiapkan (jalan masuk) yang lebih lebar. ‘Waduh Pak ada gapurane, ada pagere Pak’, nah saya bilang kalau seperti itu dirobohkan saja gapuranya wong sudah darurat," tegas Ganjar. 

Penggunaan oksigen generator di rumah sakit menjadi opsi yang menarik dibahas. Sebab dengan begitu, rumah sakit bisa memproduksi oksigennya sendiri. Namun sayangnya, hal ini belum bisa dilakukan secepatnya karena proses peralihan teesebut membutuhkan waktu untuk instalasi. 

Alternatif lainnya yakni penghematan oksigen di rumah sakit. Caranya dengan mengganti alat dari High Flow Nasal Cannula (HFNC) ke CPAP ( Continuous Positive Airway Pressure) yang aliran oksigennya tidak terlalu tinggi. Selain itu biayanya juga lebih terjangkau, seperti yang sudah dilakukan oleh RSUD Moewardi Solo. 

"Maka tadi kita sampaikan sama PERSI (Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia) apakah setuju, minimal dari sisi penghematan. Jadi gerakannya di hulu kita mencari, transporternya aman, rumah sakit bisa berhemat tapi ini sustain ( berkelanjutan). Sehingga kemudian stok yang ada di rumah sakit itu mencukupi untuk mengcover pasien," tegasnya. 

Straregi lainya, Ganjar juga berencana menggabungkan pengelolaan perusahaan supplier dengan distributor oksigen di masa darurat ini. Sehingga pelaksanaannya bisa terbuka dan lebih cepat mengatasi ketersediaan oksigen ini. 

"Perusahaan-perusahaan supplier yang ada, distributor yang ada kita mau gabungkan agar punya MoU sehingga menjadi open access, kalau nggak kan nanti sendiri-sendiri, ‘ini punyaku kok, saya nggak mau setor sana kok’, nggak bisa, ini kondisi darurat," tandasnya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu