Follow Us :              

Siap Kerjar Ekspor, Pemprov Jateng Siapkan Factory Sharing Bidang Mebel

  18 September 2021  |   13:00:00  |   dibaca : 1584 
Kategori :
Bagikan :


Siap Kerjar Ekspor, Pemprov Jateng Siapkan Factory Sharing Bidang Mebel

18 September 2021 | 13:00:00 | dibaca : 1584
Kategori :
Bagikan :

Foto : istimewa (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : istimewa (Humas Jateng)

SURAKARTA - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah bersama dengan Kementerian Koperasi dan UKM akan membentuk Factory Sharing (ruang produksi bersama) bidang furnitur. Tempat ini berfungsi sebagai ruang produksi bersama bagi para UKM. Rencananya ruang produksi ini akan di pusatkan di wilayah Solo Raya. 

Hal itu disampaikan Kepala Dinas Koperasi dan UKM Jawa Tengah Ema Rachmawati seusai menjadi narasumber di rangkaian acara UKM Virtual Expo 2021 sesi dua, di Gedung Bank Jateng Surakarta, Sabtu (18/9/2021). 

Ema menyebut tujuan Factory Sharing bertujuan untuk memastikan pasokan dan kualitas bahan baku serta standarisasi produk jadi. Dengan cara ini produk UKM diharapkan memenuhi kualifikasi pasar lokal maupun manca negara.  

Saat ini, pihaknya terus mempersiapkan UKM dan Koperasi, di wilayah yang nantinya akan didirikan fasilitas tersebut. Selain itu, Ema juga memastikan agar nantinya Factory Sharing benar-benar digunakan dan bermanfaat bagi pengusaha skala kecil dan menengah. 

"Kami kejar persiapannya terutama visibilitas studi, jangan sampai dibuat tapi tidak digunakan. Terutama (manfaat) bagi lingkungan dan UKM sekitar. Mudah-mudahan 2023 sudah jalan, karena Factory Sharing kan harus ada manajerialnya juga supaya tidak asal-asalan," ungkapnya. 

Selain Factory Sharing di bidang furnitur, Ema juga mengungkapkan fasilitas itu rencananya juga bisa digunakan untuk sektor lain. Seperti beras di Demak, Fesyen di Rembang dan Logam di Tegal. 

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jateng, Arif Sambodo mengatakan, Factory Sharing adalah bentuk hadirnya pemerintah untuk masyarakat. Ia mengaku, pihaknya siap mendukung. 

"Dukungannya adalah untuk proses standardisasi khususnya SNI (Standardisasi Nasional Indonesia). Ada salah satu instalasi kita yang bisa menjadi bagian dari proses produksi," ucapnya. 

Terkait orientasi ekspor, Arif menyebut juga akan mendukung. Karena, saat ini banyak negara yang memberikan bebas bea masuk bagi produk Indonesia. 

"Permintaan ekspor kita dari Januari-Juli juga meningkat 26 persen dari tahun lalu. Ini harus kita dorong dengan pendirian Factory Sharing untuk memenuhi kebutuhan furnitur," ujarnya.


Bagikan :

SURAKARTA - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah bersama dengan Kementerian Koperasi dan UKM akan membentuk Factory Sharing (ruang produksi bersama) bidang furnitur. Tempat ini berfungsi sebagai ruang produksi bersama bagi para UKM. Rencananya ruang produksi ini akan di pusatkan di wilayah Solo Raya. 

Hal itu disampaikan Kepala Dinas Koperasi dan UKM Jawa Tengah Ema Rachmawati seusai menjadi narasumber di rangkaian acara UKM Virtual Expo 2021 sesi dua, di Gedung Bank Jateng Surakarta, Sabtu (18/9/2021). 

Ema menyebut tujuan Factory Sharing bertujuan untuk memastikan pasokan dan kualitas bahan baku serta standarisasi produk jadi. Dengan cara ini produk UKM diharapkan memenuhi kualifikasi pasar lokal maupun manca negara.  

Saat ini, pihaknya terus mempersiapkan UKM dan Koperasi, di wilayah yang nantinya akan didirikan fasilitas tersebut. Selain itu, Ema juga memastikan agar nantinya Factory Sharing benar-benar digunakan dan bermanfaat bagi pengusaha skala kecil dan menengah. 

"Kami kejar persiapannya terutama visibilitas studi, jangan sampai dibuat tapi tidak digunakan. Terutama (manfaat) bagi lingkungan dan UKM sekitar. Mudah-mudahan 2023 sudah jalan, karena Factory Sharing kan harus ada manajerialnya juga supaya tidak asal-asalan," ungkapnya. 

Selain Factory Sharing di bidang furnitur, Ema juga mengungkapkan fasilitas itu rencananya juga bisa digunakan untuk sektor lain. Seperti beras di Demak, Fesyen di Rembang dan Logam di Tegal. 

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jateng, Arif Sambodo mengatakan, Factory Sharing adalah bentuk hadirnya pemerintah untuk masyarakat. Ia mengaku, pihaknya siap mendukung. 

"Dukungannya adalah untuk proses standardisasi khususnya SNI (Standardisasi Nasional Indonesia). Ada salah satu instalasi kita yang bisa menjadi bagian dari proses produksi," ucapnya. 

Terkait orientasi ekspor, Arif menyebut juga akan mendukung. Karena, saat ini banyak negara yang memberikan bebas bea masuk bagi produk Indonesia. 

"Permintaan ekspor kita dari Januari-Juli juga meningkat 26 persen dari tahun lalu. Ini harus kita dorong dengan pendirian Factory Sharing untuk memenuhi kebutuhan furnitur," ujarnya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu