Follow Us :              

Cegah Penyebaran Covid-19, Gubernur Cek Persiapan Imlek di Kelenteng Tertua di Indonesia

  30 January 2022  |   10:00:00  |   dibaca : 566 
Kategori :
Bagikan :


Cegah Penyebaran Covid-19, Gubernur Cek Persiapan Imlek di Kelenteng Tertua di Indonesia

30 January 2022 | 10:00:00 | dibaca : 566
Kategori :
Bagikan :

Foto : Slam (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Slam (Humas Jateng)

SOLO - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menyempatkan melakukan pengecekan persiapan pelaksanan Imlek di Kelenteng Tien Kok Sie, Minggu (30/1) yang terletak di Pasar Gedhe Surakarta. Gubernur ingin memastikan pelaksanaan Imlek di kelenteng tertua di Indonesia ini tetap menerapkan protokol kesehatan. 

Kedatangan Gubernur bersama rombongan bermotor yang baru saja datang dari Karanganyar itu, disambut langsung sejumlah pengurus kelenteng dan beberapa umat Tri Dharma yang sedang berdoa. 

"Saya lagi di kelenteng di Solo yang diperkirakan paling tua di Indonesia, kelenteng yang katanya dibangun tahun 1745-1748, sejarahnya dulu tanahnya dikasih Keraton Solo dan dibangun bareng dengan Keraton Kasunanan. Ini cukup tua," katanya saat melihat persiapan di bagian dalam kelenteng. 

Setelah mengamati berbagai langkah yang telah dipersiapkan, Gubernur mengaku puas. 

"Dan ternyata untuk perayaan Imlek besok sudah disiapkan dengan prokes yang bagus. Jumlah jamaahnya dibatasi dan diatur ketat. Tahun lalu bahkan tidak ada perayaan, tapi untuk besok boleh namun terbatas. Dukungan dan kesadaran masyarakat seperti ini patut diapresiasi. Mudah-mudahan pelaksanaan Imlek besok berjalan lancar," pungkasnya. 

Ketua Yayasan Kelenteng Tien Kok Sie, Sumantri Dana Waluya mengatakan pihaknya tidak melakukan persiapan pelaksanaan Imlek secara spesial. Semua sama dengan persiapan Imlek tahun-tahun sebelumnya. 

"Tapi kita besok melaksaksanakan kegiatan dengan prokes yang sangat ketat. Karena kita tidak mau kalau di kelenteng ini ada masalah," katanya. 

Pengunjung selama Imlek hanya sekitar 10-15 persen. Guna memastikan hal ini, pihaknya akan menyiapkan beberapa penjaga. 

"Nanti kita juga ada penjaga di depan pintu masuk, memastikan pengunjung tidak masuk kalau di dalam sudah penuh," imbuhnya. 

Sumantri yakin pelaksanaan Imlek bisa dilakukan dengan prokes ketat. Selain umat Tri Dharma yang sudah memiliki kesadaran tinggi, cara beribadah umat Tridharma juga berbeda dengan umat lainnya. 

"Kalau di kami itu kan ibadahnya individual, jadi bisa diatur," pungkasnya.


Bagikan :

SOLO - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menyempatkan melakukan pengecekan persiapan pelaksanan Imlek di Kelenteng Tien Kok Sie, Minggu (30/1) yang terletak di Pasar Gedhe Surakarta. Gubernur ingin memastikan pelaksanaan Imlek di kelenteng tertua di Indonesia ini tetap menerapkan protokol kesehatan. 

Kedatangan Gubernur bersama rombongan bermotor yang baru saja datang dari Karanganyar itu, disambut langsung sejumlah pengurus kelenteng dan beberapa umat Tri Dharma yang sedang berdoa. 

"Saya lagi di kelenteng di Solo yang diperkirakan paling tua di Indonesia, kelenteng yang katanya dibangun tahun 1745-1748, sejarahnya dulu tanahnya dikasih Keraton Solo dan dibangun bareng dengan Keraton Kasunanan. Ini cukup tua," katanya saat melihat persiapan di bagian dalam kelenteng. 

Setelah mengamati berbagai langkah yang telah dipersiapkan, Gubernur mengaku puas. 

"Dan ternyata untuk perayaan Imlek besok sudah disiapkan dengan prokes yang bagus. Jumlah jamaahnya dibatasi dan diatur ketat. Tahun lalu bahkan tidak ada perayaan, tapi untuk besok boleh namun terbatas. Dukungan dan kesadaran masyarakat seperti ini patut diapresiasi. Mudah-mudahan pelaksanaan Imlek besok berjalan lancar," pungkasnya. 

Ketua Yayasan Kelenteng Tien Kok Sie, Sumantri Dana Waluya mengatakan pihaknya tidak melakukan persiapan pelaksanaan Imlek secara spesial. Semua sama dengan persiapan Imlek tahun-tahun sebelumnya. 

"Tapi kita besok melaksaksanakan kegiatan dengan prokes yang sangat ketat. Karena kita tidak mau kalau di kelenteng ini ada masalah," katanya. 

Pengunjung selama Imlek hanya sekitar 10-15 persen. Guna memastikan hal ini, pihaknya akan menyiapkan beberapa penjaga. 

"Nanti kita juga ada penjaga di depan pintu masuk, memastikan pengunjung tidak masuk kalau di dalam sudah penuh," imbuhnya. 

Sumantri yakin pelaksanaan Imlek bisa dilakukan dengan prokes ketat. Selain umat Tri Dharma yang sudah memiliki kesadaran tinggi, cara beribadah umat Tridharma juga berbeda dengan umat lainnya. 

"Kalau di kami itu kan ibadahnya individual, jadi bisa diatur," pungkasnya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu