Follow Us :              

Meski Hanya Mewisuda Satu Santri, Wagub Tak Enggan Hadir

  13 February 2022  |   20:00:00  |   dibaca : 861 
Kategori :
Bagikan :


Meski Hanya Mewisuda Satu Santri, Wagub Tak Enggan Hadir

13 February 2022 | 20:00:00 | dibaca : 861
Kategori :
Bagikan :

Foto : Rinto (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Rinto (Humas Jateng)

DEMAK - Pondok Pesantren Al Amin Kendaldoyong Wonosalam Demak, Minggu (13/02/2022) menyelenggarakan Khotmil Qur'an dan mewisuda santrinya yang bernama Umi Latifah. Santriwati itu menjadi satu-satunya yang diwisuda. 

Wakil Gubernur Taj Yasin Maimoen, hadir dalam kegiatan tersebut untuk memberikan bisyaroh (hadiah) senilai Rp 1 juta kepada Umi. Meski hanya satu santriwati yang diwisuda, tidak membuat Wagub enggan mendatangi pondok pesantren yang masih terbilang baru itu. Kehadirannya bertujuan untuk memberikan motivasi kepada seluruh santri di pondok pesantren Al Amin agar giat menghafal Al-Qur'an. 

"Bagi orang-orang menghafalkan (Al-Qur'an) menika (itu) sebuah anugerah. Napa malih menawi Al Qur'an menika dipun asah malih dengan pemahaman-pemahaman, kanthi ngerti apa sing dikandung ninggone Al Qur'an (Bisa menghapal Al-Quran adakah anugrah, apalagi jika memahami artinya)," tuturnya. 

Dengan memahami kandungan Al Qur'an, Wagub yakin hal itu akan membawa kedamaian bagi dunia. Itulah mengapa Pemerintah Provinsi Jawa Tengah memiliki program pemberian bisyaroh (hadiah) untuk para penghafal Qur'an. 

"Kenapa pemerintah saat ini memberikan program kados mekaten (seperti itu)? Sebab kita ngertos, nek tambah akeh sing (sebab semakin banyak yang) hafal Qur'an semakin banyak orang yang ingin membawa kedamaian, ingin menjaga NKRI, ingin menjaga persatuan, karena pemahamanipun (Qur'an) karena demi mengharapkan rahmat " urainya. 

Umi Latifah, penghafal Qur'an 30 juz mengaku tidak menyangka, kelulusannya diapresiasi Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Perasaannya pun campur aduk antara senang dan sedih. Di satu sisi dia senang sudah berhasil menyelesaikan hapalan. Tetapi di sisi lain, dia menyadari ada PR yang berat untuk mengamalkan isi Al-Qur'an 

"Alhamdulillah saya ini kan sudah hafal 30 juz. Tapi itu juga PR buat saya sampai akhir hayat, saya terus menjaganya," ungkap anak ke empat dari tujuh bersaudara tersebut.  

Sebagai santri yang belajar memahami Al- Quran, Umi mengaku prihatin dengan radikalisme dan terorisme yang mengatasnamakan agama. 

"Kita sesama muslim ini kan bersaudara, jadi tidak seharusnya kita saling membenci, harus saling memahami, bahwa setiap manusia setiap individu itu mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing. Dan kita juga harus bisa saling menerima hidup bermasyarakat, bersosial," harapnya. 

Wagub menegaskan juga, bahwa anggaran Bisyaroh disiapkan bukan hanya untuk agama Islam saja tetapi juga agama lain yang memang memiliki program menghafal kitab suci. Bagi mereka yang mampu menyelesaikannya hapalan, pihaknya mempersilakan disampaikan ke Pemerintah Provinsi Jawa Tengah untuk mendapatkan hadiah tersebut. 


Bagikan :

DEMAK - Pondok Pesantren Al Amin Kendaldoyong Wonosalam Demak, Minggu (13/02/2022) menyelenggarakan Khotmil Qur'an dan mewisuda santrinya yang bernama Umi Latifah. Santriwati itu menjadi satu-satunya yang diwisuda. 

Wakil Gubernur Taj Yasin Maimoen, hadir dalam kegiatan tersebut untuk memberikan bisyaroh (hadiah) senilai Rp 1 juta kepada Umi. Meski hanya satu santriwati yang diwisuda, tidak membuat Wagub enggan mendatangi pondok pesantren yang masih terbilang baru itu. Kehadirannya bertujuan untuk memberikan motivasi kepada seluruh santri di pondok pesantren Al Amin agar giat menghafal Al-Qur'an. 

"Bagi orang-orang menghafalkan (Al-Qur'an) menika (itu) sebuah anugerah. Napa malih menawi Al Qur'an menika dipun asah malih dengan pemahaman-pemahaman, kanthi ngerti apa sing dikandung ninggone Al Qur'an (Bisa menghapal Al-Quran adakah anugrah, apalagi jika memahami artinya)," tuturnya. 

Dengan memahami kandungan Al Qur'an, Wagub yakin hal itu akan membawa kedamaian bagi dunia. Itulah mengapa Pemerintah Provinsi Jawa Tengah memiliki program pemberian bisyaroh (hadiah) untuk para penghafal Qur'an. 

"Kenapa pemerintah saat ini memberikan program kados mekaten (seperti itu)? Sebab kita ngertos, nek tambah akeh sing (sebab semakin banyak yang) hafal Qur'an semakin banyak orang yang ingin membawa kedamaian, ingin menjaga NKRI, ingin menjaga persatuan, karena pemahamanipun (Qur'an) karena demi mengharapkan rahmat " urainya. 

Umi Latifah, penghafal Qur'an 30 juz mengaku tidak menyangka, kelulusannya diapresiasi Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Perasaannya pun campur aduk antara senang dan sedih. Di satu sisi dia senang sudah berhasil menyelesaikan hapalan. Tetapi di sisi lain, dia menyadari ada PR yang berat untuk mengamalkan isi Al-Qur'an 

"Alhamdulillah saya ini kan sudah hafal 30 juz. Tapi itu juga PR buat saya sampai akhir hayat, saya terus menjaganya," ungkap anak ke empat dari tujuh bersaudara tersebut.  

Sebagai santri yang belajar memahami Al- Quran, Umi mengaku prihatin dengan radikalisme dan terorisme yang mengatasnamakan agama. 

"Kita sesama muslim ini kan bersaudara, jadi tidak seharusnya kita saling membenci, harus saling memahami, bahwa setiap manusia setiap individu itu mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing. Dan kita juga harus bisa saling menerima hidup bermasyarakat, bersosial," harapnya. 

Wagub menegaskan juga, bahwa anggaran Bisyaroh disiapkan bukan hanya untuk agama Islam saja tetapi juga agama lain yang memang memiliki program menghafal kitab suci. Bagi mereka yang mampu menyelesaikannya hapalan, pihaknya mempersilakan disampaikan ke Pemerintah Provinsi Jawa Tengah untuk mendapatkan hadiah tersebut. 


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu