Follow Us :              

Taj Yasin: Isra Miraj Sebagai Inspirasi Sains dan Perintah Shalat 5 Waktu

  25 February 2022  |   13:30:00  |   dibaca : 1206 
Kategori :
Bagikan :


Taj Yasin: Isra Miraj Sebagai Inspirasi Sains dan Perintah Shalat 5 Waktu

25 February 2022 | 13:30:00 | dibaca : 1206
Kategori :
Bagikan :

Foto : Handy (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Handy (Humas Jateng)

SEMARANG - Isra Miraj merupakan peristiwa besar karena perjalanan Nabi Muhammad dari Masjidil Haram menuju Masjidil Aqsa, dilanjutkan ke langit tujuh. Perjalanan Rasulullah itu, mengandung banyak hikmah, diantaranya sebagai inspirasi sains dan teknologi, serta perintah melaksanakan shalat 5 waktu. 

"Isra Mi'raj dengan sains dan teknologi mempunyai hubungan erat. Apalagi tadi dibacakan ayat yang menceritakan bagaimana Nabi Muhammad melaksanakan perjalanan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa kemudian sampai ke Sidratul Muntaha atau langit tujuh," kata Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen saat memberikan sambutan acara pengajian bersama Gus Yasin dan Gus Yusuf di rumah dinas wakil gubernur, Jumat (25/2/2022). 

Dalam pengajian yang sekaligus launching pengajian rutin ronglapanan PW Muslimat NU Jateng, Taj Yasin menjelaskan bahwa Isra Mi'raj Nabi Muhammad dari Masjidil Haram di Makkah menuju Masjidil Aqsa di Yerusalem, kemudian Sidratul Muntaha benar-benar seperti tema yang diangkat dalam pengajian tersebut, yakni  "Isra Mi'raj sebagai Inspirasi Sains dan Teknologi". 

Menurutnya, sains dan teknologi semakin berkembang, bahkan tidak sedikit ilmuwan yang telah mampu mengukur jarak antara bumi dan matahari, meskipun belum ada yang pernah ke matahari. Termasuk ilmu pengetahuan tentang besaran panas matahari, menghitung waktu perjalanan cahaya dari bumi ke matahari, dan sebagainya. 

"Tidak sedikit manusia yang sudah pernah sampai langit kesatu yang dikitari pesawat. Tetapi hingga sekarang belum ada manusia yang mampu sampai ke langit tingkat tujuh, karena memang tidak ada yang mampu dan yang mampu hanya kekuatan Allah," katanya. 

Selain sebagai inspirasi sains dan teknologi, Isra Mi'raj juga mengantarkan umat Islam untuk melaksanakan ibadah shalat lima waktu dalam satu hari, dengan jumlah rakaat sebanyak 17 rakaat. Yakni Subuh 2 rakaat, Dzuhur 4, Ashar 4, Magrib 3, dan Isya 4 rakaat. 

Senada dengan Taj Yasin, ulama asal Magelang, KH Muhammad Yusuf Chudlori atau biasa disapa Gus Yusuf mengatakan, peristiwa perjalanan Isra Mi'raj Nabi Muhammad mengandung banyak hikmah yang luar biasa. Salah satunya adalah memperlihatkan kekuasaan Allah yang mutlak. 

Pengasuh Pondok Asrama Perguruan Islam (API) Ponpes Salafi Tegalrejo, Magelang itu menjelaskan, perjalanan Nabi Muhammad dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa merupakan perjalanan panjang, apalagi naik ke langit tujuh. Apabila terjadi pada saat sekarang, mungkin masyarakat lebih mudah diajak berbicara sains dan pendekatan-pendekatan teknologi. 

"Terlebih sekarang kemajuan teknologi transportasi luar biasa, termasuk pesawat supersonik yang kecepatannya melebihi cahaya sehingga masyarakat bisa maklum atau paham," katanya. 

Tetapi saat itu, lanjut dia, alat transportasi hanya naik kuda dan unta. Belum lagi berbicara langit ke tujuh, masyarakat saat itu masih sangat jauh dari teknologi. Sehingga sangat wajar ketika Rosulullah menceritakan perjalannya hanya ditempuh dalam waktu satu malam, reaksi masyarakat Makkah beraneka ragam. 

"Banyak yang ingkar tidak percaya, bahkan tidak sedikit yang sebelumnya iman Islam gara-gara Isra Mi'raj akhirnya murtad atau keluar dari Islam. Karena waktu itu pendekatannya hanya logika dan akal. Sedangkan bagi yang percaya, peristiwa itu benar-benar terjadi karena kehendak Allah," bebernya.


Bagikan :

SEMARANG - Isra Miraj merupakan peristiwa besar karena perjalanan Nabi Muhammad dari Masjidil Haram menuju Masjidil Aqsa, dilanjutkan ke langit tujuh. Perjalanan Rasulullah itu, mengandung banyak hikmah, diantaranya sebagai inspirasi sains dan teknologi, serta perintah melaksanakan shalat 5 waktu. 

"Isra Mi'raj dengan sains dan teknologi mempunyai hubungan erat. Apalagi tadi dibacakan ayat yang menceritakan bagaimana Nabi Muhammad melaksanakan perjalanan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa kemudian sampai ke Sidratul Muntaha atau langit tujuh," kata Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen saat memberikan sambutan acara pengajian bersama Gus Yasin dan Gus Yusuf di rumah dinas wakil gubernur, Jumat (25/2/2022). 

Dalam pengajian yang sekaligus launching pengajian rutin ronglapanan PW Muslimat NU Jateng, Taj Yasin menjelaskan bahwa Isra Mi'raj Nabi Muhammad dari Masjidil Haram di Makkah menuju Masjidil Aqsa di Yerusalem, kemudian Sidratul Muntaha benar-benar seperti tema yang diangkat dalam pengajian tersebut, yakni  "Isra Mi'raj sebagai Inspirasi Sains dan Teknologi". 

Menurutnya, sains dan teknologi semakin berkembang, bahkan tidak sedikit ilmuwan yang telah mampu mengukur jarak antara bumi dan matahari, meskipun belum ada yang pernah ke matahari. Termasuk ilmu pengetahuan tentang besaran panas matahari, menghitung waktu perjalanan cahaya dari bumi ke matahari, dan sebagainya. 

"Tidak sedikit manusia yang sudah pernah sampai langit kesatu yang dikitari pesawat. Tetapi hingga sekarang belum ada manusia yang mampu sampai ke langit tingkat tujuh, karena memang tidak ada yang mampu dan yang mampu hanya kekuatan Allah," katanya. 

Selain sebagai inspirasi sains dan teknologi, Isra Mi'raj juga mengantarkan umat Islam untuk melaksanakan ibadah shalat lima waktu dalam satu hari, dengan jumlah rakaat sebanyak 17 rakaat. Yakni Subuh 2 rakaat, Dzuhur 4, Ashar 4, Magrib 3, dan Isya 4 rakaat. 

Senada dengan Taj Yasin, ulama asal Magelang, KH Muhammad Yusuf Chudlori atau biasa disapa Gus Yusuf mengatakan, peristiwa perjalanan Isra Mi'raj Nabi Muhammad mengandung banyak hikmah yang luar biasa. Salah satunya adalah memperlihatkan kekuasaan Allah yang mutlak. 

Pengasuh Pondok Asrama Perguruan Islam (API) Ponpes Salafi Tegalrejo, Magelang itu menjelaskan, perjalanan Nabi Muhammad dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa merupakan perjalanan panjang, apalagi naik ke langit tujuh. Apabila terjadi pada saat sekarang, mungkin masyarakat lebih mudah diajak berbicara sains dan pendekatan-pendekatan teknologi. 

"Terlebih sekarang kemajuan teknologi transportasi luar biasa, termasuk pesawat supersonik yang kecepatannya melebihi cahaya sehingga masyarakat bisa maklum atau paham," katanya. 

Tetapi saat itu, lanjut dia, alat transportasi hanya naik kuda dan unta. Belum lagi berbicara langit ke tujuh, masyarakat saat itu masih sangat jauh dari teknologi. Sehingga sangat wajar ketika Rosulullah menceritakan perjalannya hanya ditempuh dalam waktu satu malam, reaksi masyarakat Makkah beraneka ragam. 

"Banyak yang ingkar tidak percaya, bahkan tidak sedikit yang sebelumnya iman Islam gara-gara Isra Mi'raj akhirnya murtad atau keluar dari Islam. Karena waktu itu pendekatannya hanya logika dan akal. Sedangkan bagi yang percaya, peristiwa itu benar-benar terjadi karena kehendak Allah," bebernya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu