Follow Us :              

Dibutuhkan Guru PAI yang Menguasai Al-Qur’an Braille

  05 July 2022  |   10:00:00  |   dibaca : 627 
Kategori :
Bagikan :


Dibutuhkan Guru PAI yang Menguasai Al-Qur’an Braille

05 July 2022 | 10:00:00 | dibaca : 627
Kategori :
Bagikan :

Foto : Rinto (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Rinto (Humas Jateng)

SEMARANG - Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen, menyebut tenaga pengajar Pendidikan Agama Islam (PAI) yang bisa membaca Al-Qur’an braille, telah menjadi kebutuhan. Hal itu disampaikan saat menerima audiensi dari Yayasan Amanah Takaful Jakarta, Selasa (05/07/2022) di Kantor Wakil Gubernur. 

Menurutnya, Minimnya guru yang bisa membaca Al-Qur’an braille, menjadi salah satu kendala saat transfer ilmu membaca Al-Qur’an kepada para penyandang tuna netra menjadi sulit dilakukan. 

“Kalau kita bisa ada pelatihan-pelatihan kaya gitu (Workshop pembelajaran Al-Qur’an Braille) yang memang intens, itu lebih bagus. Dan itu memerlukan orang-orang yang bisa mengajar. Karena terus terang, kita juga banyak permintaan,” tuturnya dalam pertemuan itu. 

Wagub pun menyarankan agar Yayasan Amanah Takaful Jakarta bisa bekerja sama dengan organisasi Sahabat Mata di Mijen Semarang. Dia menyampaikan, Sahabat Mata sudah memiliki lembaga pendidikan Al-Qur’an untuk tuna netra. Beberapa siswanya bahkan ada yang dari luar Jawa. 

“Sahabat Mata di Mijen, dia punya lembaga pendidikan Al Qur'an untuk tuna netra. Saya pikir hanya satu-satunya sahabat mata ini yang mengajarkan. Sampai muridnya dari Sulawesi, dari Kalimantan datang ke sini. Itu sekarang sudah jalan,” bebernya. 

Relawan Yayasan Amanah Takaful, Elis Sutriyati mengemukakan, untuk belajar Al-Qur’an braille bisa membutuhkan waktu sampai bertahun-tahun. Sebab, pada proses mengenal dasar-dasar Al-Qur’an braille saja tidak mudah. Maka, menurutnya kegiatan workshop Al-Qur’an braille menjadi penting. Selama ini, metode mengajarkan Al-Qur’an kepada muridnya dengan drill, atau menyajikan materi dengan melatih ingatannya. 

Pada workshop yang diselenggarakan pada 30-31 Juli 2022 nanti di Banjarnegara, harapannya akan menambah tenaga pengajar PAI yang menguasai Al-Qur’an braille. Selanjutnya setelah terbentuk komunitas guru Al-Qur’an braille, mereka bisa saling sharing dan mengembangkan kapasitas dan kapabilitas. Workshop yang baru pertama kali diselenggarakan Yayasan Amanah Takaful akan diikuti 20 guru PAI. Mereka antara lain dari Banjarnegara, Wonogiri, Boyolali, Rembang dan Kudus.


Bagikan :

SEMARANG - Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen, menyebut tenaga pengajar Pendidikan Agama Islam (PAI) yang bisa membaca Al-Qur’an braille, telah menjadi kebutuhan. Hal itu disampaikan saat menerima audiensi dari Yayasan Amanah Takaful Jakarta, Selasa (05/07/2022) di Kantor Wakil Gubernur. 

Menurutnya, Minimnya guru yang bisa membaca Al-Qur’an braille, menjadi salah satu kendala saat transfer ilmu membaca Al-Qur’an kepada para penyandang tuna netra menjadi sulit dilakukan. 

“Kalau kita bisa ada pelatihan-pelatihan kaya gitu (Workshop pembelajaran Al-Qur’an Braille) yang memang intens, itu lebih bagus. Dan itu memerlukan orang-orang yang bisa mengajar. Karena terus terang, kita juga banyak permintaan,” tuturnya dalam pertemuan itu. 

Wagub pun menyarankan agar Yayasan Amanah Takaful Jakarta bisa bekerja sama dengan organisasi Sahabat Mata di Mijen Semarang. Dia menyampaikan, Sahabat Mata sudah memiliki lembaga pendidikan Al-Qur’an untuk tuna netra. Beberapa siswanya bahkan ada yang dari luar Jawa. 

“Sahabat Mata di Mijen, dia punya lembaga pendidikan Al Qur'an untuk tuna netra. Saya pikir hanya satu-satunya sahabat mata ini yang mengajarkan. Sampai muridnya dari Sulawesi, dari Kalimantan datang ke sini. Itu sekarang sudah jalan,” bebernya. 

Relawan Yayasan Amanah Takaful, Elis Sutriyati mengemukakan, untuk belajar Al-Qur’an braille bisa membutuhkan waktu sampai bertahun-tahun. Sebab, pada proses mengenal dasar-dasar Al-Qur’an braille saja tidak mudah. Maka, menurutnya kegiatan workshop Al-Qur’an braille menjadi penting. Selama ini, metode mengajarkan Al-Qur’an kepada muridnya dengan drill, atau menyajikan materi dengan melatih ingatannya. 

Pada workshop yang diselenggarakan pada 30-31 Juli 2022 nanti di Banjarnegara, harapannya akan menambah tenaga pengajar PAI yang menguasai Al-Qur’an braille. Selanjutnya setelah terbentuk komunitas guru Al-Qur’an braille, mereka bisa saling sharing dan mengembangkan kapasitas dan kapabilitas. Workshop yang baru pertama kali diselenggarakan Yayasan Amanah Takaful akan diikuti 20 guru PAI. Mereka antara lain dari Banjarnegara, Wonogiri, Boyolali, Rembang dan Kudus.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu