Follow Us :              

Sidak SMAN 1 dan 3 Semarang, Ganjar Temukan Seratus Persen Kuota Terisi

  07 July 2022  |   14:00:00  |   dibaca : 1012 
Kategori :
Bagikan :


Sidak SMAN 1 dan 3 Semarang, Ganjar Temukan Seratus Persen Kuota Terisi

07 July 2022 | 14:00:00 | dibaca : 1012
Kategori :
Bagikan :

Foto : Slam (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Slam (Humas Jateng)

SEMARANG - Hari terakhir dari tahapan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Jawa Tengah tahun ajaran 2022/2023 Gubernur Ganjar Pranowo meninjau sejumlah SMA di Semarang. Gubernur ingin mencari tahu seberapa banyak Calon Peserta Didik (CPD) yang mencabut berkas atau tidak mendaftar ulang. 

Sekolah pertama yang didatanginya adalah SMA N 1 Semarang. Saat itu pukul 13.30 WIB suasananya sudah sepi. Gubernur menuju ruang daftar ulang.  Proses pendaftaran ulang belum ditutup, masih ada satu siswa yang mengurus data. Siswa tersebut diterima dengan jalur perpindahan orangtua. 

"Pak bagimana daftar ulangnya? Ada yang mengambil (cabut berkas) atau nggak daftar ulang nggak?," tanyanya. 

"Alhamdulillah daftar ulang seratus persen Pak. Ini masih ada yang menyelesaikan data-datanya," kata seorang guru. 

Gubernur sempat menanyakan pada pihak sekolah tentang beragam kendala yang mungkin mereka dialami selama proses pelaksanaan PPDB. Ia juga menanyakan perihal keluhan dari para orangtua terkait zonasi dan cara pihak sekolah menanganinya. 

"Lancar Bapak, keluhannya ada tapi bisa diselesaikan. Tidak sampai marah-marah," terang salah satu guru. 

Dari Mugas, Gubernur kemudian beranjak ke SMK 7 Semarang yang terletak di kawasan Simpang Lima Semarang. Ketika tiba di sana, proses pendaftaran ulang sudah selesai, sehingga ia langsung menuju ke sekolah SMAN 3 Semarang. 

"Bu, lho ini kok sudah santai? Sudah selesai ya? tanya Ganjar yang langsung dijawab salah satu guru yang ia temui.
"Iya sudah Bapak, karena sudah daftar ulang semua, jadi sudah ditutup. Nggak ada yang mindah berkas Pak. Seratus persen," balas guru tersebut. 

Terkait zonasi, ia mengaku sempat menerima keluhan beberapa orangtua. Keluhan tersebut tidak berlarut-larut dan selesai setelah dijelaskan oleh panitia PPDB SMAN 3 Semarang. 

Terkait pengecekan pelaksanaan hari terakhir PPDB di beberapa sekolah tadi, Ganjar Pranowo mengaku puas. Tidak satupun sekolah yang dikunjungi, menyisakan kuota kosong. 

"Hari ini adalah penutupan pendaftaran ulang, saya ambil sampling dua sekolah ini, ternyata sampai ditutup seratus persen mendaftar," kata Ganjar usai tinjauan. 

Turut dijelaskan, pengecekan ini dilakukan karena sampai saat ini dirinya masih dibanjiri keluhan tentang PPDB. Selain itu, dari hasil evaluasi terakhir juga terdapat sekolah yang kuotanya tidak terisi penuh. 

"Ada potensi beberapa sekolah tidak terisi, maka saya cek apakah itu di dalam kota?  Di luar kota? Atau di remote area? Ini yang sedang kita siapkan regulasinya untuk mengisi," tegasnya. 

Ditanya kemungkinan perpanjangan masa daftar ulang, ia menegaskan keputusan itu tidak akan diambil. Langkah yang sedang dipertimbangkan adalah mengisi kekosongan kuota dengan memprioritaskan siswa dari keluarga tidak mampu. 

"Kemarin data banyak dari keluarga tidak mampu yang belum tertampung, itu menurut saya itu penting untuk kita berikan ruang (kuota). Bisa saja ambil ranking di bawahnya, tapi saya minta petugas mengkaji dulu agar ini menjadi lancar," tandasnya.


Bagikan :

SEMARANG - Hari terakhir dari tahapan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Jawa Tengah tahun ajaran 2022/2023 Gubernur Ganjar Pranowo meninjau sejumlah SMA di Semarang. Gubernur ingin mencari tahu seberapa banyak Calon Peserta Didik (CPD) yang mencabut berkas atau tidak mendaftar ulang. 

Sekolah pertama yang didatanginya adalah SMA N 1 Semarang. Saat itu pukul 13.30 WIB suasananya sudah sepi. Gubernur menuju ruang daftar ulang.  Proses pendaftaran ulang belum ditutup, masih ada satu siswa yang mengurus data. Siswa tersebut diterima dengan jalur perpindahan orangtua. 

"Pak bagimana daftar ulangnya? Ada yang mengambil (cabut berkas) atau nggak daftar ulang nggak?," tanyanya. 

"Alhamdulillah daftar ulang seratus persen Pak. Ini masih ada yang menyelesaikan data-datanya," kata seorang guru. 

Gubernur sempat menanyakan pada pihak sekolah tentang beragam kendala yang mungkin mereka dialami selama proses pelaksanaan PPDB. Ia juga menanyakan perihal keluhan dari para orangtua terkait zonasi dan cara pihak sekolah menanganinya. 

"Lancar Bapak, keluhannya ada tapi bisa diselesaikan. Tidak sampai marah-marah," terang salah satu guru. 

Dari Mugas, Gubernur kemudian beranjak ke SMK 7 Semarang yang terletak di kawasan Simpang Lima Semarang. Ketika tiba di sana, proses pendaftaran ulang sudah selesai, sehingga ia langsung menuju ke sekolah SMAN 3 Semarang. 

"Bu, lho ini kok sudah santai? Sudah selesai ya? tanya Ganjar yang langsung dijawab salah satu guru yang ia temui.
"Iya sudah Bapak, karena sudah daftar ulang semua, jadi sudah ditutup. Nggak ada yang mindah berkas Pak. Seratus persen," balas guru tersebut. 

Terkait zonasi, ia mengaku sempat menerima keluhan beberapa orangtua. Keluhan tersebut tidak berlarut-larut dan selesai setelah dijelaskan oleh panitia PPDB SMAN 3 Semarang. 

Terkait pengecekan pelaksanaan hari terakhir PPDB di beberapa sekolah tadi, Ganjar Pranowo mengaku puas. Tidak satupun sekolah yang dikunjungi, menyisakan kuota kosong. 

"Hari ini adalah penutupan pendaftaran ulang, saya ambil sampling dua sekolah ini, ternyata sampai ditutup seratus persen mendaftar," kata Ganjar usai tinjauan. 

Turut dijelaskan, pengecekan ini dilakukan karena sampai saat ini dirinya masih dibanjiri keluhan tentang PPDB. Selain itu, dari hasil evaluasi terakhir juga terdapat sekolah yang kuotanya tidak terisi penuh. 

"Ada potensi beberapa sekolah tidak terisi, maka saya cek apakah itu di dalam kota?  Di luar kota? Atau di remote area? Ini yang sedang kita siapkan regulasinya untuk mengisi," tegasnya. 

Ditanya kemungkinan perpanjangan masa daftar ulang, ia menegaskan keputusan itu tidak akan diambil. Langkah yang sedang dipertimbangkan adalah mengisi kekosongan kuota dengan memprioritaskan siswa dari keluarga tidak mampu. 

"Kemarin data banyak dari keluarga tidak mampu yang belum tertampung, itu menurut saya itu penting untuk kita berikan ruang (kuota). Bisa saja ambil ranking di bawahnya, tapi saya minta petugas mengkaji dulu agar ini menjadi lancar," tandasnya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu