Follow Us :              

Dapat Pertanyaan Soal Khilafah, Wagub : Mahasiswa Ingin Mengantisipasinya

  26 August 2022  |   08:00:00  |   dibaca : 2464 
Kategori :
Bagikan :


Dapat Pertanyaan Soal Khilafah, Wagub : Mahasiswa Ingin Mengantisipasinya

26 August 2022 | 08:00:00 | dibaca : 2464
Kategori :
Bagikan :

Foto : Rinto (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Rinto (Humas Jateng)

SALATIGA -  Bertemu dengan mahasiswa baru di kampus 2 UIN Salatiga, Jumat (26/08/2022), Wakil Gubernur Jawa Tengah (Wagub Jateng), Taj Yasin Maimoen dimintai tanggapannya tentang oknum yang selalu ingin menjadikan Indonesia sebagai negara khilafah. 

Mendapat pertanyaan dari mahasiswi Fakultas Syari'ah bernama Aisyi Nisa itu, Wagub mengaku senang. Hal itu menunjukkan mahasiswa sebenarnya punya perhatian untuk mengantisipasi soal khilafah. "Kawan-kawan di kampus mereka ada kekhawatiran, mengikuti (fenomena) paham-paham khilafah, paham-paham radikalisme, intoleransi," tuturnya. 

Untuk menyikapi oknum-oknum yang ingin menjadikan Indonesia sebagai negara khilafah, Waguh menjelaskan perlu pada mereka bahwa masa khilafah sudah selesai, seiring dengan runtuhnya kerajaan Islam Utsmaniyah. Saat ini sudah berubah menjadi negara, seperti Irak, Mesir, Yaman dan Suriah. Selain memberikan penjelasan, Wagub berpandangan, jika generasi muda juga harus berani menunjukkan jati diri mereka dan rasa nasionalismenya. 

"Dari pondok pesantren mana atau dari almamater mana, yang mungkin almamater-almamater itu adalah almamater yang teguh untuk membentengi NKRI. Ketika dia mau ikut (paham selain Pancasila), malu. Masa berbeda dengan almamater sebelumnya di kampus," urainya. 

Upaya-upaya tersebut, lanjut dia, harus terus ditanamkan pada para mahasiswa, sehingga ideologi Pancasila melekat di hati mereka dan mampu membentengi diri dari ideologi lain. 

Tidak hanya menekankan tentang pentingnya nasionalisme, Wagub juga menyinggung tentang integritas dalam dunia pendidikan perguruan tinggi. "Gratifikasi, sogok, itu tidak boleh dijalankan. Bahwa kita harus mengutamakan apa yang menjadi tugas kita. Toh kita sudah digaji kan," jelasnya. 

Praktik-praktik yang tidak berintegritas, kata Wagub, harus dibersihkan dari kampus. Sebab, kampus adalah pondasi munculnya insan-insan madani, yang harus memiliki etika baik. "Mari kita sama-sama menumbuhkan, memperlihatkan jati diri kampus, sehingga itu bisa terhindar dari masalah-masalah (korupsi) yang muncul," ajak Wagub mengingatkan.


Bagikan :

SALATIGA -  Bertemu dengan mahasiswa baru di kampus 2 UIN Salatiga, Jumat (26/08/2022), Wakil Gubernur Jawa Tengah (Wagub Jateng), Taj Yasin Maimoen dimintai tanggapannya tentang oknum yang selalu ingin menjadikan Indonesia sebagai negara khilafah. 

Mendapat pertanyaan dari mahasiswi Fakultas Syari'ah bernama Aisyi Nisa itu, Wagub mengaku senang. Hal itu menunjukkan mahasiswa sebenarnya punya perhatian untuk mengantisipasi soal khilafah. "Kawan-kawan di kampus mereka ada kekhawatiran, mengikuti (fenomena) paham-paham khilafah, paham-paham radikalisme, intoleransi," tuturnya. 

Untuk menyikapi oknum-oknum yang ingin menjadikan Indonesia sebagai negara khilafah, Waguh menjelaskan perlu pada mereka bahwa masa khilafah sudah selesai, seiring dengan runtuhnya kerajaan Islam Utsmaniyah. Saat ini sudah berubah menjadi negara, seperti Irak, Mesir, Yaman dan Suriah. Selain memberikan penjelasan, Wagub berpandangan, jika generasi muda juga harus berani menunjukkan jati diri mereka dan rasa nasionalismenya. 

"Dari pondok pesantren mana atau dari almamater mana, yang mungkin almamater-almamater itu adalah almamater yang teguh untuk membentengi NKRI. Ketika dia mau ikut (paham selain Pancasila), malu. Masa berbeda dengan almamater sebelumnya di kampus," urainya. 

Upaya-upaya tersebut, lanjut dia, harus terus ditanamkan pada para mahasiswa, sehingga ideologi Pancasila melekat di hati mereka dan mampu membentengi diri dari ideologi lain. 

Tidak hanya menekankan tentang pentingnya nasionalisme, Wagub juga menyinggung tentang integritas dalam dunia pendidikan perguruan tinggi. "Gratifikasi, sogok, itu tidak boleh dijalankan. Bahwa kita harus mengutamakan apa yang menjadi tugas kita. Toh kita sudah digaji kan," jelasnya. 

Praktik-praktik yang tidak berintegritas, kata Wagub, harus dibersihkan dari kampus. Sebab, kampus adalah pondasi munculnya insan-insan madani, yang harus memiliki etika baik. "Mari kita sama-sama menumbuhkan, memperlihatkan jati diri kampus, sehingga itu bisa terhindar dari masalah-masalah (korupsi) yang muncul," ajak Wagub mengingatkan.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu