Foto : Istimewa (Humas Jateng)
Foto : Istimewa (Humas Jateng)
SUKOHARJO - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengangkat tema penurunan angka kemiskinan dan stunting saat ngopi bareng warga yang di Balai Desa Kemasan, Kecamatan Polokarto, Kabupaten Sukoharjo, Selasa (11/7/2023) malam.
Gubernur menyampaikan, ngopi bareng atau minum kopi bersama warga bisa menjadi momen untuk berdiskusi serta melahirkan banyak gagasan.
"Sebenarnya setiap kami ngopi bareng dengan warga pasti keluar banyak persoalan ya. Kami titipkan soal penanganan kemiskinan ekstrem, terus kemudian penanganan stunting," kata Gubernur.
Gubernur optimis dengan penanganan stunting dan kemiskinan di Sukoharjo, melihat angkanya yang terus menurun. Tak hanya itu, Gubernur juga mendapatkan masukan tentang persebaran sekolah yang kurang merata di daerah Sukoharjo.
"Ini PR kami, apakah membuat rombongan belajar baru atau kemudian kami membuat sekolah baru, atau kemudian kami mengkonversi beberapa sekolah," katanya.
Menurut Gubernur, banyak cara untuk mengatasi persoalan persebaran sekolah itu. Sebab daya tampung sekolah negeri di Jawa Tengah hanya 41,6 persen. Sementara banyak sekolah swasta yang sama bagusnya dan bisa menampung siswa.
"Tentu saja kita juga harus memberikan kesempatan orang untuk sekolah ke swasta, oke kok. Banyak sekolah swasta bagus. Tadi kami senang mendapatkan masukan itu," jelasnya.
Persoalan lain yang disampaikan warga adalah soal sampah, air, jembatan rusak, dan kantor kepala desa yang tidak bisa diperbaiki karena kurangnya anggaran. Dalam kesempatan itu Gubernur menanggapi dengan mengatakan, bahwa provinsi menyediakan anggaran untuk hal tersebut, tetapi tidak semua anggaran dipakai untuk membangun kantor desa.
"Tapi memang faktanya kami melihat ada kantor desa yang memang betul-betul rusak dan tidak bisa dipakai, kadesnya bagus, nah itu kami bantu yang seperti ini. Jadi ada banyak sekali persoalan yang muncul dari warga," ujar Gubernur.
Dalam acara ngopi bareng warga itu, hadir pula seorang mahasiswa asal Aceh yang sedang PKL di Sukoharjo. Pemuda itu menyampaikan kepada Gubernur agar lebih memperhatikan pendidikan di daerah pelosok.
"Tadi kami nemu, umpama ada anak dari Aceh, sekolahnya di Tangerang tapi ia praktik di sini, dan kemudian ia belajar bagaimana penerimaan masyarakat Sukoharjo, oh bagus sekali, saya senang. Ia berharap dunia pendidikan musti mendapatkan perhatian pemerintah. Maka saya ceritakan yang miskin sekolah gratis, SMA/SMK gratis," ujarnya.
Gubernur juga mengingatkan agar sekolah yang sudah digratiskan tersebut harus benar-benar dijalankan dengan baik. "Termasuk tadi saya jelaskan ya kalau sudah gratis semua, jangan ada pungli. Maka yang seperti ini musti dibereskan sehingga masyarakat akan percaya apa yang dikerjakan pemerintah sungguh-sungguh," pungkasnya
SUKOHARJO - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengangkat tema penurunan angka kemiskinan dan stunting saat ngopi bareng warga yang di Balai Desa Kemasan, Kecamatan Polokarto, Kabupaten Sukoharjo, Selasa (11/7/2023) malam.
Gubernur menyampaikan, ngopi bareng atau minum kopi bersama warga bisa menjadi momen untuk berdiskusi serta melahirkan banyak gagasan.
"Sebenarnya setiap kami ngopi bareng dengan warga pasti keluar banyak persoalan ya. Kami titipkan soal penanganan kemiskinan ekstrem, terus kemudian penanganan stunting," kata Gubernur.
Gubernur optimis dengan penanganan stunting dan kemiskinan di Sukoharjo, melihat angkanya yang terus menurun. Tak hanya itu, Gubernur juga mendapatkan masukan tentang persebaran sekolah yang kurang merata di daerah Sukoharjo.
"Ini PR kami, apakah membuat rombongan belajar baru atau kemudian kami membuat sekolah baru, atau kemudian kami mengkonversi beberapa sekolah," katanya.
Menurut Gubernur, banyak cara untuk mengatasi persoalan persebaran sekolah itu. Sebab daya tampung sekolah negeri di Jawa Tengah hanya 41,6 persen. Sementara banyak sekolah swasta yang sama bagusnya dan bisa menampung siswa.
"Tentu saja kita juga harus memberikan kesempatan orang untuk sekolah ke swasta, oke kok. Banyak sekolah swasta bagus. Tadi kami senang mendapatkan masukan itu," jelasnya.
Persoalan lain yang disampaikan warga adalah soal sampah, air, jembatan rusak, dan kantor kepala desa yang tidak bisa diperbaiki karena kurangnya anggaran. Dalam kesempatan itu Gubernur menanggapi dengan mengatakan, bahwa provinsi menyediakan anggaran untuk hal tersebut, tetapi tidak semua anggaran dipakai untuk membangun kantor desa.
"Tapi memang faktanya kami melihat ada kantor desa yang memang betul-betul rusak dan tidak bisa dipakai, kadesnya bagus, nah itu kami bantu yang seperti ini. Jadi ada banyak sekali persoalan yang muncul dari warga," ujar Gubernur.
Dalam acara ngopi bareng warga itu, hadir pula seorang mahasiswa asal Aceh yang sedang PKL di Sukoharjo. Pemuda itu menyampaikan kepada Gubernur agar lebih memperhatikan pendidikan di daerah pelosok.
"Tadi kami nemu, umpama ada anak dari Aceh, sekolahnya di Tangerang tapi ia praktik di sini, dan kemudian ia belajar bagaimana penerimaan masyarakat Sukoharjo, oh bagus sekali, saya senang. Ia berharap dunia pendidikan musti mendapatkan perhatian pemerintah. Maka saya ceritakan yang miskin sekolah gratis, SMA/SMK gratis," ujarnya.
Gubernur juga mengingatkan agar sekolah yang sudah digratiskan tersebut harus benar-benar dijalankan dengan baik. "Termasuk tadi saya jelaskan ya kalau sudah gratis semua, jangan ada pungli. Maka yang seperti ini musti dibereskan sehingga masyarakat akan percaya apa yang dikerjakan pemerintah sungguh-sungguh," pungkasnya
Berita Terbaru