Follow Us :              

Tembok Penahan Air Laut Pos 1 Tanjung Emas Jebol, Gubernur: Penanganan Awal Sudah Dilakukan

  23 May 2025  |   18:00:00  |   dibaca : 30 
Kategori :
Bagikan :


Tembok Penahan Air Laut Pos 1 Tanjung Emas Jebol, Gubernur: Penanganan Awal Sudah Dilakukan

23 May 2025 | 18:00:00 | dibaca : 30
Kategori :
Bagikan :

Foto : Fajar (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Fajar (Humas Jateng)

BOYOLALI - Gubernur Jawa Tengah, Komjen Pol (P) Drs. Ahmad Luthfi, S.H., S.St.M.K., menyatakan, upaya penanganan jebolnya tembok pembatas atau penahan air laut di Pos 1 Pelabuhan Tanjung Emas Semarang sedang dilakukan oleh tim gabungan.

Tim itu terdiri dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Tengah, BPBD Kota Semarang, dan PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) Persero. 

"Saya sudah koordinasi dengan Pelindo, ini tidak mempengaruhi operasional angkutan barang maupun orang di Pelabuhan Tanjung Emas," ucap Gubernur di sela agendanya mendampingi Kunjungan Kerja Wakil Presiden, Gibran Rakabuming Raka, di Bandara Adi Soemarmo, Boyolali pada Jumat, 23 Mei 2025.

Berdasarkan laporan yang diterima Gubernur, jebolnya tembok penahan air ini terjadi sekitar pukul 14.30 WIB. Sebelumnya, hujan dengan intensitas tinggi menyebabkan rob atau luapan air laut yang cukup tinggi di sekitar kawasan Pelabuhan Tanjung Emas. Akibatnya, tembok penahan air jebol sepanjang kurang lebih 24 m.

"Itu bukan tanggul, itu penahan air, karena curah hujan terlalu tinggi, sehingga air robnya naik. Akibatnya, sekitar 24 meter tembok penahan air ambruk," katanya. 

Banjir rob yang terjadi di area pelabuhan dan permukiman RT 01 RW 03 ini, berdampak pada 75 jiwa (35 KK) serta merendam fasilitas umum berupa 1 tempat ibadah (Masjid Nurul Bahari) dan 1 sekolah (TK SD SMP Banuwati)

Gubernur menyampaikan, tim gabungan saat ini masih berada di lapangan untuk melakukan penanganan awal. Nantinya, perbaikan secara menyeluruh akan dilakukan setelah air rob surut. 

Adapun penanganan awal yang dilakukan oleh petugas di lokasi, salah satunya adalah mengupayakan penutupan sementara tembok penahan air menggunakan sandbag (karung berisi pasir). Setelah surut, penanganan permanen baru akan dilakukan. 

"Setelah air pasang itu surut, akan kita perbaiki bersama-sama. Kita dari BPBD, Pelindo, dan unsur-unsur lain sudah di sana semua," katanya. 

Diketahui, saat ini banjir akibat gelombang pasang atau luapan air laut ini sudah berangsur surut.


Bagikan :

BOYOLALI - Gubernur Jawa Tengah, Komjen Pol (P) Drs. Ahmad Luthfi, S.H., S.St.M.K., menyatakan, upaya penanganan jebolnya tembok pembatas atau penahan air laut di Pos 1 Pelabuhan Tanjung Emas Semarang sedang dilakukan oleh tim gabungan.

Tim itu terdiri dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Tengah, BPBD Kota Semarang, dan PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) Persero. 

"Saya sudah koordinasi dengan Pelindo, ini tidak mempengaruhi operasional angkutan barang maupun orang di Pelabuhan Tanjung Emas," ucap Gubernur di sela agendanya mendampingi Kunjungan Kerja Wakil Presiden, Gibran Rakabuming Raka, di Bandara Adi Soemarmo, Boyolali pada Jumat, 23 Mei 2025.

Berdasarkan laporan yang diterima Gubernur, jebolnya tembok penahan air ini terjadi sekitar pukul 14.30 WIB. Sebelumnya, hujan dengan intensitas tinggi menyebabkan rob atau luapan air laut yang cukup tinggi di sekitar kawasan Pelabuhan Tanjung Emas. Akibatnya, tembok penahan air jebol sepanjang kurang lebih 24 m.

"Itu bukan tanggul, itu penahan air, karena curah hujan terlalu tinggi, sehingga air robnya naik. Akibatnya, sekitar 24 meter tembok penahan air ambruk," katanya. 

Banjir rob yang terjadi di area pelabuhan dan permukiman RT 01 RW 03 ini, berdampak pada 75 jiwa (35 KK) serta merendam fasilitas umum berupa 1 tempat ibadah (Masjid Nurul Bahari) dan 1 sekolah (TK SD SMP Banuwati)

Gubernur menyampaikan, tim gabungan saat ini masih berada di lapangan untuk melakukan penanganan awal. Nantinya, perbaikan secara menyeluruh akan dilakukan setelah air rob surut. 

Adapun penanganan awal yang dilakukan oleh petugas di lokasi, salah satunya adalah mengupayakan penutupan sementara tembok penahan air menggunakan sandbag (karung berisi pasir). Setelah surut, penanganan permanen baru akan dilakukan. 

"Setelah air pasang itu surut, akan kita perbaiki bersama-sama. Kita dari BPBD, Pelindo, dan unsur-unsur lain sudah di sana semua," katanya. 

Diketahui, saat ini banjir akibat gelombang pasang atau luapan air laut ini sudah berangsur surut.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu