Follow Us :              

100 Hari Kerja Gubernur dan Wakil Gubernur Jateng, Layanan Kesehatan "Speling" Jadi Andalan Warga

  24 May 2025  |   00:00:00  |   dibaca : 31 
Kategori :
Bagikan :


100 Hari Kerja Gubernur dan Wakil Gubernur Jateng, Layanan Kesehatan "Speling" Jadi Andalan Warga

24 May 2025 | 00:00:00 | dibaca : 31
Kategori :
Bagikan :

Foto : Fajar (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Fajar (Humas Jateng)

SEMARANG – Dalam 100 hari kerja Gubernur Jawa Tengah, Komjen Pol (P) Drs. Ahmad Luthfi, S.H., S.St.M.K., dan Wakil Gubernur Jateng, Taj Yasin Maimoen, program Dokter Spesialis Keliling (Speling) yang digagas keduanya menjadi andalan warga desa. Melalui program itu, para warga bisa melakukan pemeriksaan kesehatan gratis di dekat tempat tinggalnya. 

Apalagi, para dokter spesialis menjemput bola dengan membuka layanan kesehatan di sejumlah lokasi, salah satunya adalah balai desa. 

Setelah diluncurkan pada 4 Maret 2025, program Speling berhasil mendukung pelaksanaan program Cek Kesehatan Gratis (CKG) dari pemerintah pusat, yang menjangkau sekitar 2 juta orang penduduk Jateng. Jumlah tersebut, bahkan menjadi yang terbesar dibandingkan provinsi-provinsi lain di Indonesia.

Jenis layanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat pun beragam, mulai dari pemeriksaan tuberkulosis (TBC), deteksi kanker serviks (leher rahim), kesehatan jiwa, kusta (penyakit kulit yang menyerang jaringan kulit, saraf tepi, hingga pernafasan), dan pemeriksaan kehamilan.

Dalam jangka pendek, sasaran utama Speling adalah warga di 70 desa kategori miskin, yang tersebar di 35 Kabupaten/Kota. Adapun pemeriksaan dilakukan kepada sekitar 100 orang di setiap desa, dengan faktor risiko (hal yang meningkatkan kerentanan) terhadap penyakit kanker serviks, TBC, hingga kehamilan dengan risiko tinggi.

Salah seorang warga Desa Karanggondang Pailus, Kecamatan Mlonggo, Kabupaten Jepara, Sela Karainina Putri, mengaku senang dengan adanya program Speling. Selain bisa melakukan pemeriksaan kesehatan tanpa dipungut biaya, lokasi program juga dekat dengan rumahnya.  

“Jika biasanya di bidan bayar Rp50 ribu, ini gratis. Lumayan bisa ngirit, uangnya bisa digunakan untuk kebutuhan yang lain,” katanya usai memeriksakan janinnya beberapa waktu lalu. 

Begitu pula yang disampaikan oleh warga Desa Bulurejo, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar, Nur Wanti. Ia merasakan manfaat program Speling, dengan melakukan IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) test.

“Saya periksa IVA test. Saya cek deteksi dini kanker leher rahim,” katanya.

Terkait dengan pelaksanaan program Speling, Gubernur Jawa Tengah, Komjen Pol (P) Drs. Ahmad Luthfi, S.H., S.St.M.K., mengatakan, ada dua keuntungan yang diperoleh warga dengan memanfaatkan program ini. Pertama, pemeriksaan kesehatan yang berlokasi di balai desa tentunya memudahkan warga, karena dekat dengan tempat tinggal mereka sehingga lebih menghemat waktu. Kedua, para warga cukup membawa KTP, maka pemeriksaan kesehatan gratis bisa langsung dilakukan.

Dengan didukung dokter spesialis dari 7 rumah sakit milik provinsi, rumah sakit swasta, dan Dinas Kesehatan, para warga hanya perlu datang ke balai desa untuk melakukan pemeriksaan kesehatan. Mereka tidak harus pergi ke puskesmas atau rumah sakit yang jaraknya bisa jadi lebih jauh.

Adapun 7 rumah sakit pemerintah yang dimaksud, yakni RSUD Prof Dr Margono yang mengampu wilayah Keresidenan Banyumas dan Kedu, RSUD dr Moewardi mengampu wilayah Keresidenan Solo, RSUD dr Adhyatma mengampu wilayah Keresidenan Semarang, dan RSUD dr Rehatta mengampu wilayah Keresidenan Pati.

Selanjutnya ada RSJD dr Amino Gondohutomo mengampu wilayah Keresidenan Pekalongan, RSJD dr Arif Zainuddin mengampu wilayah Keresidenan Kedu, serta RSJD dr Soedjarwadi mengampu wilayah Keresidenan Kedu dan Surakarta.

Gubernur kembali menegaskan, Speling menjadi salah satu sarana pendukung program Cek Kesehatan Gratis (CKG) yang dicanangkan oleh Presiden RI, Prabowo Subianto. 

"Sudah 2 juta lebih (warga Jateng yang memanfaatkan program CKG). Ini terbesar se-Indonesia, bahkan Menteri Kesehatan mengapresiasi kegiatan kita. (Program Speling) untuk menunjang program pemeriksaan kesehatan gratis, sebagaimana perintah Presiden," ucapnya usai mengecek pelaksanaan Program Speling di Kantor Desa Sampetan, Kecamatan Gladagsari, Kabupaten Boyolali pada pertengahan Mei lalu.

Terkait dengan pemeriksaan TBC dalam program Speling, Kepala Dinas Kesehatan Jateng, Yunita Dyah Suminar, mengatakan, langkah pertama untuk menangani TBC di Jateng adalah menemukan penderitanya terlebih dahulu, baru kemudian diobati. 

Ia menyampaikan, Treatment Success Rate (TSR) atau keberhasilan pengobatan TBC akan menjadi semakin besar, setelah dilakukan pemantauan pengobatan secara teratur. 

Hal itu dibuktikan dengan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Jateng, per 2 Januari 2025, TSR Jateng tahun 2024 sebesar 86%, yang artinya pengobatan TBC berhasil dilakukan kepada 9 dari 10 orang penderitanya.

"Tetapi kan harus ditemukan dulu kasus TBC ini. Kemudian keluarga atau orang yang di sekelilingnya juga dicek. Dari 1 orang yang sakit, tracing-nya minimal 8 orang. Dari situ akan ketahuan, tertular atau tidak" ucapnya.

Dengan adanya layanan Speling, harapannya hal ini bisa menjadi salah satu upaya untuk menekan kasus TBC di Jateng.


Bagikan :

SEMARANG – Dalam 100 hari kerja Gubernur Jawa Tengah, Komjen Pol (P) Drs. Ahmad Luthfi, S.H., S.St.M.K., dan Wakil Gubernur Jateng, Taj Yasin Maimoen, program Dokter Spesialis Keliling (Speling) yang digagas keduanya menjadi andalan warga desa. Melalui program itu, para warga bisa melakukan pemeriksaan kesehatan gratis di dekat tempat tinggalnya. 

Apalagi, para dokter spesialis menjemput bola dengan membuka layanan kesehatan di sejumlah lokasi, salah satunya adalah balai desa. 

Setelah diluncurkan pada 4 Maret 2025, program Speling berhasil mendukung pelaksanaan program Cek Kesehatan Gratis (CKG) dari pemerintah pusat, yang menjangkau sekitar 2 juta orang penduduk Jateng. Jumlah tersebut, bahkan menjadi yang terbesar dibandingkan provinsi-provinsi lain di Indonesia.

Jenis layanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat pun beragam, mulai dari pemeriksaan tuberkulosis (TBC), deteksi kanker serviks (leher rahim), kesehatan jiwa, kusta (penyakit kulit yang menyerang jaringan kulit, saraf tepi, hingga pernafasan), dan pemeriksaan kehamilan.

Dalam jangka pendek, sasaran utama Speling adalah warga di 70 desa kategori miskin, yang tersebar di 35 Kabupaten/Kota. Adapun pemeriksaan dilakukan kepada sekitar 100 orang di setiap desa, dengan faktor risiko (hal yang meningkatkan kerentanan) terhadap penyakit kanker serviks, TBC, hingga kehamilan dengan risiko tinggi.

Salah seorang warga Desa Karanggondang Pailus, Kecamatan Mlonggo, Kabupaten Jepara, Sela Karainina Putri, mengaku senang dengan adanya program Speling. Selain bisa melakukan pemeriksaan kesehatan tanpa dipungut biaya, lokasi program juga dekat dengan rumahnya.  

“Jika biasanya di bidan bayar Rp50 ribu, ini gratis. Lumayan bisa ngirit, uangnya bisa digunakan untuk kebutuhan yang lain,” katanya usai memeriksakan janinnya beberapa waktu lalu. 

Begitu pula yang disampaikan oleh warga Desa Bulurejo, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar, Nur Wanti. Ia merasakan manfaat program Speling, dengan melakukan IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) test.

“Saya periksa IVA test. Saya cek deteksi dini kanker leher rahim,” katanya.

Terkait dengan pelaksanaan program Speling, Gubernur Jawa Tengah, Komjen Pol (P) Drs. Ahmad Luthfi, S.H., S.St.M.K., mengatakan, ada dua keuntungan yang diperoleh warga dengan memanfaatkan program ini. Pertama, pemeriksaan kesehatan yang berlokasi di balai desa tentunya memudahkan warga, karena dekat dengan tempat tinggal mereka sehingga lebih menghemat waktu. Kedua, para warga cukup membawa KTP, maka pemeriksaan kesehatan gratis bisa langsung dilakukan.

Dengan didukung dokter spesialis dari 7 rumah sakit milik provinsi, rumah sakit swasta, dan Dinas Kesehatan, para warga hanya perlu datang ke balai desa untuk melakukan pemeriksaan kesehatan. Mereka tidak harus pergi ke puskesmas atau rumah sakit yang jaraknya bisa jadi lebih jauh.

Adapun 7 rumah sakit pemerintah yang dimaksud, yakni RSUD Prof Dr Margono yang mengampu wilayah Keresidenan Banyumas dan Kedu, RSUD dr Moewardi mengampu wilayah Keresidenan Solo, RSUD dr Adhyatma mengampu wilayah Keresidenan Semarang, dan RSUD dr Rehatta mengampu wilayah Keresidenan Pati.

Selanjutnya ada RSJD dr Amino Gondohutomo mengampu wilayah Keresidenan Pekalongan, RSJD dr Arif Zainuddin mengampu wilayah Keresidenan Kedu, serta RSJD dr Soedjarwadi mengampu wilayah Keresidenan Kedu dan Surakarta.

Gubernur kembali menegaskan, Speling menjadi salah satu sarana pendukung program Cek Kesehatan Gratis (CKG) yang dicanangkan oleh Presiden RI, Prabowo Subianto. 

"Sudah 2 juta lebih (warga Jateng yang memanfaatkan program CKG). Ini terbesar se-Indonesia, bahkan Menteri Kesehatan mengapresiasi kegiatan kita. (Program Speling) untuk menunjang program pemeriksaan kesehatan gratis, sebagaimana perintah Presiden," ucapnya usai mengecek pelaksanaan Program Speling di Kantor Desa Sampetan, Kecamatan Gladagsari, Kabupaten Boyolali pada pertengahan Mei lalu.

Terkait dengan pemeriksaan TBC dalam program Speling, Kepala Dinas Kesehatan Jateng, Yunita Dyah Suminar, mengatakan, langkah pertama untuk menangani TBC di Jateng adalah menemukan penderitanya terlebih dahulu, baru kemudian diobati. 

Ia menyampaikan, Treatment Success Rate (TSR) atau keberhasilan pengobatan TBC akan menjadi semakin besar, setelah dilakukan pemantauan pengobatan secara teratur. 

Hal itu dibuktikan dengan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Jateng, per 2 Januari 2025, TSR Jateng tahun 2024 sebesar 86%, yang artinya pengobatan TBC berhasil dilakukan kepada 9 dari 10 orang penderitanya.

"Tetapi kan harus ditemukan dulu kasus TBC ini. Kemudian keluarga atau orang yang di sekelilingnya juga dicek. Dari 1 orang yang sakit, tracing-nya minimal 8 orang. Dari situ akan ketahuan, tertular atau tidak" ucapnya.

Dengan adanya layanan Speling, harapannya hal ini bisa menjadi salah satu upaya untuk menekan kasus TBC di Jateng.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu