Follow Us :              

9 Sekolah Rakyat di Jateng Mulai Beroperasi, Permudah Akses Pendidikan bagi Anak dari Keluarga Kurang Mampu 

  14 July 2025  |   07:00:00  |   dibaca : 41 
Kategori :
Bagikan :


9 Sekolah Rakyat di Jateng Mulai Beroperasi, Permudah Akses Pendidikan bagi Anak dari Keluarga Kurang Mampu 

14 July 2025 | 07:00:00 | dibaca : 41
Kategori :
Bagikan :

Foto : Fajar (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Fajar (Humas Jateng)

SURAKARTA – Sebanyak 9 Sekolah Rakyat yang tersebar di beberapa kabupaten/kota di Jawa Tengah mulai beroperasi pada Senin, 14 Juli 2025. 

Sembilan sekolah itu, terdiri dari 6 Sekolah Menengah Atas (SMA) dan 3 Sekolah Menengah Pertama (SMP). 

"Hari ini, tepat di Gedung Sentra Terpadu Soeharso, sembilan Sekolah Rakyat kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah diresmikan. Ini bukti hadirnya negara untuk menyejahterakan masyarakat," kata Gubernur Jateng, Komjen Pol (P) Drs. Ahmad Luthfi, S.H., S.St.M.K., dalam acara pembukaan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) 2025 Sekolah Rakyat Menengah Atas 17 Surakarta pada Senin, 14 Juli 2025.

Angkatan pertama Sekolah Rakyat di Jateng ini, mampu menampung setidaknya 850-an anak dari keluarga yang masuk kategori miskin dan miskin ekstrem, sesuai Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS). 

Gubernur mengungkapkan, ini merupakan salah satu program yang dijalankan oleh pemerintah untuk mengikis kemiskinan ekstrem dari sisi pendidikan.

Sekolah Rakyat ini mengadopsi sistem boarding school, di mana para siswa akan tinggal di asrama sampai masa studinya selesai. Meskipun begitu, orangtua atau wali murid tetap bisa bertemu dengan anak-anaknya setiap hari Sabtu dan Minggu.

Khusus di Sekolah Rakyat Menengah Atas 17 Surakarta, jumlah siswa angkatan pertama di sekolah itu sekitar 200 peserta didik. Kemudian, ada kurang lebih 20 guru dan tenaga pendidik, serta 12 wali asuh atau wali asrama.

Usai menyapa siswa baru dan orangtua murid, Gubernur sempat berkeliling untuk melihat fasilitas sekolah, mulai dari ruang kesehatan, asrama, tempat makan, ruang pembelajaran, dan ruang guru. Saat ditinjau, fasilitas tersebut sudah tertata sangat bagus dan rapi.

Ia menyampaikan, selaras dengan kebijakan Presiden RI, Prabowo Subianto, Provinsi Jawa Tengah juga menaruh perhatian terhadap pendidikan anak dari keluarga kurang mampu. Pada tahun ajaran 2025, Pemprov Jateng membuat program Sekolah Kemitraan, yang memfasilitasi pendidikan gratis bagi 5.004 siswa di SMA/SMK swasta yang menjadi mitra. 

Sementara itu, Wali Kota Surakarta, Respati Achmad Ardianto, mengatakan, guna mendukung program Sekolah Rakyat dari Presiden, setiap tiga bulan sekali Pemerintah Kota Surakarta akan memberikan fasilitas untuk memberikan hiburan bagi para siswa, berupa tiket konser dan nonton gratis untuk siswa dan orangtuanya.

"Juga gratis menggunakan fasilitas olahraga di Kota Surakarta, seperti lapangan-lapangan. Kita sengkuyung bareng agar program Sekolah Rakyat ini sukses. Ini angkatan pertama harus sukses. Kemudian, nanti masyarakat tahu kalau di Sekolah Rakyat itu diperhatikan betul," katanya.


Bagikan :

SURAKARTA – Sebanyak 9 Sekolah Rakyat yang tersebar di beberapa kabupaten/kota di Jawa Tengah mulai beroperasi pada Senin, 14 Juli 2025. 

Sembilan sekolah itu, terdiri dari 6 Sekolah Menengah Atas (SMA) dan 3 Sekolah Menengah Pertama (SMP). 

"Hari ini, tepat di Gedung Sentra Terpadu Soeharso, sembilan Sekolah Rakyat kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah diresmikan. Ini bukti hadirnya negara untuk menyejahterakan masyarakat," kata Gubernur Jateng, Komjen Pol (P) Drs. Ahmad Luthfi, S.H., S.St.M.K., dalam acara pembukaan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) 2025 Sekolah Rakyat Menengah Atas 17 Surakarta pada Senin, 14 Juli 2025.

Angkatan pertama Sekolah Rakyat di Jateng ini, mampu menampung setidaknya 850-an anak dari keluarga yang masuk kategori miskin dan miskin ekstrem, sesuai Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS). 

Gubernur mengungkapkan, ini merupakan salah satu program yang dijalankan oleh pemerintah untuk mengikis kemiskinan ekstrem dari sisi pendidikan.

Sekolah Rakyat ini mengadopsi sistem boarding school, di mana para siswa akan tinggal di asrama sampai masa studinya selesai. Meskipun begitu, orangtua atau wali murid tetap bisa bertemu dengan anak-anaknya setiap hari Sabtu dan Minggu.

Khusus di Sekolah Rakyat Menengah Atas 17 Surakarta, jumlah siswa angkatan pertama di sekolah itu sekitar 200 peserta didik. Kemudian, ada kurang lebih 20 guru dan tenaga pendidik, serta 12 wali asuh atau wali asrama.

Usai menyapa siswa baru dan orangtua murid, Gubernur sempat berkeliling untuk melihat fasilitas sekolah, mulai dari ruang kesehatan, asrama, tempat makan, ruang pembelajaran, dan ruang guru. Saat ditinjau, fasilitas tersebut sudah tertata sangat bagus dan rapi.

Ia menyampaikan, selaras dengan kebijakan Presiden RI, Prabowo Subianto, Provinsi Jawa Tengah juga menaruh perhatian terhadap pendidikan anak dari keluarga kurang mampu. Pada tahun ajaran 2025, Pemprov Jateng membuat program Sekolah Kemitraan, yang memfasilitasi pendidikan gratis bagi 5.004 siswa di SMA/SMK swasta yang menjadi mitra. 

Sementara itu, Wali Kota Surakarta, Respati Achmad Ardianto, mengatakan, guna mendukung program Sekolah Rakyat dari Presiden, setiap tiga bulan sekali Pemerintah Kota Surakarta akan memberikan fasilitas untuk memberikan hiburan bagi para siswa, berupa tiket konser dan nonton gratis untuk siswa dan orangtuanya.

"Juga gratis menggunakan fasilitas olahraga di Kota Surakarta, seperti lapangan-lapangan. Kita sengkuyung bareng agar program Sekolah Rakyat ini sukses. Ini angkatan pertama harus sukses. Kemudian, nanti masyarakat tahu kalau di Sekolah Rakyat itu diperhatikan betul," katanya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu