Follow Us :              

100 Hari Kerja Luthfi-Yasin, Kembalikan Status Internasional Bandara Ahmad Yani dan Pemutihan Pajak

  26 May 2025  |   00:00:00  |   dibaca : 51 
Kategori :
Bagikan :


100 Hari Kerja Luthfi-Yasin, Kembalikan Status Internasional Bandara Ahmad Yani dan Pemutihan Pajak

26 May 2025 | 00:00:00 | dibaca : 51
Kategori :
Bagikan :

Foto : Bintoro (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Bintoro (Humas Jateng)

SEMARANG – Kembalinya status Bandar Udara Jenderal Ahmad Yani Semarang menjadi bandara internasional, menjadi catatan penting dalam 100 hari kerja Gubernur Jawa Tengah, Komjen Pol (P) Drs. Ahmad Luthfi, S.H., S.St.M.K., dan Wakil Gubernur Jateng, Taj Yasin Maimoen, dalam memimpin Jawa Tengah. 

Sebab, keberadaan Bandara Ahmad Yani mampu memperluas akses untuk mendongkrak ekonomi dan pariwisata di Jawa Tengah. Tidak hanya bagi masyarakat lokal, tetapi juga bermanfaat bagi kalangan mancanegara.

Salah seorang warga negara Spanyol, Eba, mengaku antusias menyambut beroperasinya bandara yang melayani penerbangan berskala internasional tersebut. 

“Saya senang karena bisa langsung ke Semarang karena suami punya bisnis di Jepara,” ucapnya, beberapa waktu lalu.

Menurutnya, penerbangan internasional yang sudah siap beroperasi di Bandara Ahmad Yani, akan mempersingkat waktu perjalanan. Selama ini, jika ia datang atau kembali ke Negeri Matador itu, ia harus transit di Jakarta terlebih dahulu. 

"Kita biasanya dari Jepara, kemudian ke sini (Bandara Ahmad Yani) lalu tiba di Jakarta. Jadi ya bagus kalau ada penerbangan internasional ke sini (Semarang). Lebih mudah lebih cepat," lanjutnya.

Ia mengaku, dalam kurun waktu satu tahun bisa lima kali pulang pergi ke Jepara. Menurutnya, keputusan pemerintah untuk mengembalikan status internasional Bandara Ahmad Yani dinilai sudah tepat. 

Salah seorang warga negara Indonesia, Putri, mengungkapkan hal serupa. Menurutnya, kembalinya status bandara ini akan semakin mempermudah keberangkatan ke luar negeri. 

"Bagus. Kan daripada kalau mau ke luar negeri harus terbang ke kota yang lebih besar, misal Surabaya atau Jakarta. Alangkah lebih baiknya langsung dari Semarang. Harapannya mempermudah akses terutama pas mau umroh, kan sekarang umroh ke Jakarta dulu," tuturnya. 

Begitu pula yang disampaikan Sonny, ia mengaku senang dengan kembalinya status bandara internasional di Bandara Jenderal Ahmad Yani. 

"Dengan adanya (status internasional), (maka) dibuka penerbangan dari Semarang ke Singapura, saya kira jadi hal luar biasa," ungkapnya. 

Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Jateng, Harry Nuryanto Soediro, menyambut baik putusan tersebut. Ia mengaku siap mendukung serta mengundang para pengusaha dan investor untuk bisa masuk ke Jawa Tengah. 

"Tentu akan memberikan dampak positif bagi perekonomian Jateng. Dunia usaha sudah siap menyambut baik, dari kuliner, hotel, dan transportasi. Untuk investasi, investor bisa datang langsung untuk investasi direct (langsung) ke (Semarang) sebagai pintu gerbang ekonomi di Jateng," ucapnya. 

Hal serupa diungkapkan oleh Ketua Umum Gabungan Industri Pariwisata (GIPI) Jateng, Kukrit Suryowicaksono. Menurutnya, sejumlah agenda wisata telah disiapkan untuk menarik pelancong. 

"Tugas buat kami selanjutnya adalah membuat Jateng ramai dengan pendatang lewat berbagai event, seperti sport (olahraga), kuliner, properti, bersinergi dengan media dan Pemprov Jateng," ucapnya.

Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah menegaskan, sejauh ini pihaknya sudah berkoordinasi dengan sejumlah maskapai, serta memastikan kesiapan navigasi, layanan imigrasi, dan karantina.

"Penerbangan internasional akan memberikan marwah Jateng untuk dunia usaha, kemudian pariwisata, investasi, dan bagaimana mengenalkan Jateng ke dunia internasional," ucapnya.

Selain itu, dipastikan semua prasarana dan petugas dalam kondisi prima dan siap melayani penumpang. 

Menjelang 100 hari kerja Gubernur dan Wakil Gubernur, keduanya sudah banyak menghasilkan berbagai program yang dapat dinikmati oleh masyarakat. Salah satunya program pemutihan atau pembebasan tunggakan dan denda pajak kendaraan bermotor (PKB).

Jumain, warga Kota Semarang, tidak mampu menyembunyikan rasa syukur karena akhirnya ia bisa memenuhi pembayaran pajak kendaraan, yang sempat menunggak selama enam tahun. Mestinya, ia harus mengeluarkan biaya lebih dari Rp9 juta untuk membayar pajak, tetapi hanya dikenakan Rp2,5 juta, karena ada program pemutihan.

“Sekarang saya bayar Rp2,5 juta karena ada pemutihan pajak. Programnya Pak Gubernur ini sangat membantu bagi masyarakat yang menunggak pajak kendaran yang mati," katanya saat ditemui di Samsat Semarang II Banyumanik pada Senin, 26 Mei 2025. 

Ia mengaku tunggakan pembayaran pajak membuatnya terbebani, sehingga tiap tahun angkanya semakin besar. Bahkan, ia tidak pernah berpikir mampu melunasi tanggung jawabnya itu.

"Saya tidak bisa membayar, karena soal keuangan, apalagi tiap tahun bertambah tunggakannya. Kalau tidak ada program pemutihan, mungkin sampai sekarang belum bisa bayar,” lanjutnya.

Hal serupa juga diungkapkan oleh Rahardian Iqsan, warga Bulusan Kota Semarang, yang sempat menunggak pajak karena STNK-nya hilang. 

"Program ini sangat membantu, yang awalnya saya pasrah, sekarang mumpung ada murah, ya udah ikut," ucap pria berusia 49 tahun tersebut.

Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah menuturkan bahwa program pemutihan merupakan salah satu bentuk realisasi dari ngopeni lan ngelakoni Jawa Tengah.

“Ini memberikan kemudahan dan keringanan bagi pemilik kendaraan,” ujarnya.

Ia mengatakan, program tersebut juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam membayarkan pajak, sekaligus sebagai sarana untuk meningkatkan PAD.


Bagikan :

SEMARANG – Kembalinya status Bandar Udara Jenderal Ahmad Yani Semarang menjadi bandara internasional, menjadi catatan penting dalam 100 hari kerja Gubernur Jawa Tengah, Komjen Pol (P) Drs. Ahmad Luthfi, S.H., S.St.M.K., dan Wakil Gubernur Jateng, Taj Yasin Maimoen, dalam memimpin Jawa Tengah. 

Sebab, keberadaan Bandara Ahmad Yani mampu memperluas akses untuk mendongkrak ekonomi dan pariwisata di Jawa Tengah. Tidak hanya bagi masyarakat lokal, tetapi juga bermanfaat bagi kalangan mancanegara.

Salah seorang warga negara Spanyol, Eba, mengaku antusias menyambut beroperasinya bandara yang melayani penerbangan berskala internasional tersebut. 

“Saya senang karena bisa langsung ke Semarang karena suami punya bisnis di Jepara,” ucapnya, beberapa waktu lalu.

Menurutnya, penerbangan internasional yang sudah siap beroperasi di Bandara Ahmad Yani, akan mempersingkat waktu perjalanan. Selama ini, jika ia datang atau kembali ke Negeri Matador itu, ia harus transit di Jakarta terlebih dahulu. 

"Kita biasanya dari Jepara, kemudian ke sini (Bandara Ahmad Yani) lalu tiba di Jakarta. Jadi ya bagus kalau ada penerbangan internasional ke sini (Semarang). Lebih mudah lebih cepat," lanjutnya.

Ia mengaku, dalam kurun waktu satu tahun bisa lima kali pulang pergi ke Jepara. Menurutnya, keputusan pemerintah untuk mengembalikan status internasional Bandara Ahmad Yani dinilai sudah tepat. 

Salah seorang warga negara Indonesia, Putri, mengungkapkan hal serupa. Menurutnya, kembalinya status bandara ini akan semakin mempermudah keberangkatan ke luar negeri. 

"Bagus. Kan daripada kalau mau ke luar negeri harus terbang ke kota yang lebih besar, misal Surabaya atau Jakarta. Alangkah lebih baiknya langsung dari Semarang. Harapannya mempermudah akses terutama pas mau umroh, kan sekarang umroh ke Jakarta dulu," tuturnya. 

Begitu pula yang disampaikan Sonny, ia mengaku senang dengan kembalinya status bandara internasional di Bandara Jenderal Ahmad Yani. 

"Dengan adanya (status internasional), (maka) dibuka penerbangan dari Semarang ke Singapura, saya kira jadi hal luar biasa," ungkapnya. 

Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Jateng, Harry Nuryanto Soediro, menyambut baik putusan tersebut. Ia mengaku siap mendukung serta mengundang para pengusaha dan investor untuk bisa masuk ke Jawa Tengah. 

"Tentu akan memberikan dampak positif bagi perekonomian Jateng. Dunia usaha sudah siap menyambut baik, dari kuliner, hotel, dan transportasi. Untuk investasi, investor bisa datang langsung untuk investasi direct (langsung) ke (Semarang) sebagai pintu gerbang ekonomi di Jateng," ucapnya. 

Hal serupa diungkapkan oleh Ketua Umum Gabungan Industri Pariwisata (GIPI) Jateng, Kukrit Suryowicaksono. Menurutnya, sejumlah agenda wisata telah disiapkan untuk menarik pelancong. 

"Tugas buat kami selanjutnya adalah membuat Jateng ramai dengan pendatang lewat berbagai event, seperti sport (olahraga), kuliner, properti, bersinergi dengan media dan Pemprov Jateng," ucapnya.

Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah menegaskan, sejauh ini pihaknya sudah berkoordinasi dengan sejumlah maskapai, serta memastikan kesiapan navigasi, layanan imigrasi, dan karantina.

"Penerbangan internasional akan memberikan marwah Jateng untuk dunia usaha, kemudian pariwisata, investasi, dan bagaimana mengenalkan Jateng ke dunia internasional," ucapnya.

Selain itu, dipastikan semua prasarana dan petugas dalam kondisi prima dan siap melayani penumpang. 

Menjelang 100 hari kerja Gubernur dan Wakil Gubernur, keduanya sudah banyak menghasilkan berbagai program yang dapat dinikmati oleh masyarakat. Salah satunya program pemutihan atau pembebasan tunggakan dan denda pajak kendaraan bermotor (PKB).

Jumain, warga Kota Semarang, tidak mampu menyembunyikan rasa syukur karena akhirnya ia bisa memenuhi pembayaran pajak kendaraan, yang sempat menunggak selama enam tahun. Mestinya, ia harus mengeluarkan biaya lebih dari Rp9 juta untuk membayar pajak, tetapi hanya dikenakan Rp2,5 juta, karena ada program pemutihan.

“Sekarang saya bayar Rp2,5 juta karena ada pemutihan pajak. Programnya Pak Gubernur ini sangat membantu bagi masyarakat yang menunggak pajak kendaran yang mati," katanya saat ditemui di Samsat Semarang II Banyumanik pada Senin, 26 Mei 2025. 

Ia mengaku tunggakan pembayaran pajak membuatnya terbebani, sehingga tiap tahun angkanya semakin besar. Bahkan, ia tidak pernah berpikir mampu melunasi tanggung jawabnya itu.

"Saya tidak bisa membayar, karena soal keuangan, apalagi tiap tahun bertambah tunggakannya. Kalau tidak ada program pemutihan, mungkin sampai sekarang belum bisa bayar,” lanjutnya.

Hal serupa juga diungkapkan oleh Rahardian Iqsan, warga Bulusan Kota Semarang, yang sempat menunggak pajak karena STNK-nya hilang. 

"Program ini sangat membantu, yang awalnya saya pasrah, sekarang mumpung ada murah, ya udah ikut," ucap pria berusia 49 tahun tersebut.

Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah menuturkan bahwa program pemutihan merupakan salah satu bentuk realisasi dari ngopeni lan ngelakoni Jawa Tengah.

“Ini memberikan kemudahan dan keringanan bagi pemilik kendaraan,” ujarnya.

Ia mengatakan, program tersebut juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam membayarkan pajak, sekaligus sebagai sarana untuk meningkatkan PAD.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu