Follow Us :              

Jaga Stabilitas Harga, Gubernur Jateng Gencarkan Gerakan Pangan Murah  

  07 July 2025  |   13:00:00  |   dibaca : 26 
Kategori :
Bagikan :


Jaga Stabilitas Harga, Gubernur Jateng Gencarkan Gerakan Pangan Murah  

07 July 2025 | 13:00:00 | dibaca : 26
Kategori :
Bagikan :

Foto : Gholib (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Gholib (Humas Jateng)

PURWOREJO - Gubernur Jawa Tengah, Komjen Pol (P) Drs. Ahmad Luthfi, S.H., S.St.M.K., meninjau pelaksanaan Gerakan Pangan Murah (GPM) di Halaman Kantor Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo pada Senin, 7 Juli 2025. 

Sebagai informasi, GPM merupakan intervensi yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Jateng untuk merespons naiknya harga beberapa bahan pokok, sekaligus untuk menjaga keterjangkauan harga beli di masyarakat.

Selain digelar di Kabupaten Purworejo, kegiatan serupa juga diselenggarakan di 10 kabupaten/kota lainnya, terutama daerah dengan harga komoditas beras dan minyak goreng yang terpantau tinggi.

"Tahap awal ini di 11 kabupaten/kota, kerja sama dengan JTAB (Jateng Agro Berdikari), Bulog (Badan Urusan Logistik), dengan Muspida (Musyawarah Pimpinan Daerah),” ucap Gubernur di lokasi kegiatan. 

Penyelenggaraan GPM dilakukan agar tidak terjadi kelangkaan dan fluktuasi harga yang terlalu tinggi di masyarakat. Sebab, tingginya harga pokok bisa berpengaruh pada inflasi daerah. 

Pemprov Jateng memberikan subsidi harga bahan pokok sebesar Rp40 juta, dengan perkiraan omzet sekitar Rp300 juta, dalam gelaran GPM ini. Adapun penyelenggaraannya dilaksanakan dengan melibatkan para pelaku usaha pangan (BUMN, BUMD, gabungan kelompok tani (gapoktan)/kelompok tani (poktan)/pelaku usaha pangan lainnya), sehingga mendapatkan harga dasar dan memotong panjangnya rantai distribusi untuk sampai ke tangan konsumen.

Komoditas yang dijual dalam GPM, antara lain beras sebanyak 10 ton, dengan harga normal Rp13.500/kg menjadi Rp11.000/kg; minyak goreng 2.000 liter, dengan harga normal Rp18.000/liter menjadi Rp14.000/liter; telur ayam ras 1 ton, dengan harga normal Rp28.000/kg menjadi Rp24.000/kg.

Kemudian, gula pasir 500 kg, yang harga normalnya Rp17.500/kg disalurkan dengan harga Rp15.000/kg; bawang putih 250 kg, dengan harga normal Rp36.000/kg menjadi Rp28.000/kg; bawang merah dengan harga normal Rp50.000/kg menjadi Rp40.000/kg; dan cabai rawit merah yang harga normalnya Rp50.000/kg menjadi Rp30.000/kg.

"Kegiatan (GPM dilakukan) dengan (menyediakan) bahan pokok murah atau subsidi. Intervensi pemerintah ini dalam rangka penetrasi (penetapan) harga agar terjangkau oleh masyarakat, kemudian inflasi kita bisa dijaga," ucap Gubernur didampingi Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah, Dyah Lukisari, dan Bupati Purworejo.

Terkait dengan kenaikan harga beras di beberapa daerah, Gubernur akan menindaklanjutinya bersama dengan Bulog. Apalagi saat ini sudah memasuki musim panen, sehingga intervensi akan segera dilakukan agar tidak terjadi kenaikan harga yang lebih tinggi.  

"Kenaikan harga kebutuhan pokok dipengaruhi oleh beberapa hal, saat ini juga musim anak masuk sekolah, kebutuhan meningkat dan sebagainya, sehingga negara harus hadir dalam rangka penetrasi (penetapan) harga," jelasnya.

Melihat antusiasme masyarakat yang berbelanja di GPM, Gubernur sudah meminta kepada dinas dan stakeholder terkait untuk meningkatkan kegiatan ini. Tak hanya itu, ia menginginkan GPM dijadikan role model atau percontohan upaya penetapan harga bahan pokok.

"(Masyarakat) ramai sekali. Dari pagi ramai sekali, lihat saja. Ini menjadi role model untuk kita gerakkan di 11 kabupaten/kota," pungkasnya.

Salah seorang warga, Estimah, mengaku senang dengan adanya GPM yang diselenggarakan oleh Pemprov Jateng. Saat ditemui, ia bercerita sudah membeli beberapa bahan pokok, dengan harga yang lebih murah daripada harga di pasar.

"Ini beli beras, minyak goreng, dan telur. Harganya miring sedikit dibanding di luar. Senang, karena harga di luar mahal. Beras di luar Rp14 ribu, ini 5 kg (jadi) Rp55 ribu, beli 10 kg tadi," ujar warga Desa Kaliurip Purworejo itu.


Bagikan :

PURWOREJO - Gubernur Jawa Tengah, Komjen Pol (P) Drs. Ahmad Luthfi, S.H., S.St.M.K., meninjau pelaksanaan Gerakan Pangan Murah (GPM) di Halaman Kantor Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo pada Senin, 7 Juli 2025. 

Sebagai informasi, GPM merupakan intervensi yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Jateng untuk merespons naiknya harga beberapa bahan pokok, sekaligus untuk menjaga keterjangkauan harga beli di masyarakat.

Selain digelar di Kabupaten Purworejo, kegiatan serupa juga diselenggarakan di 10 kabupaten/kota lainnya, terutama daerah dengan harga komoditas beras dan minyak goreng yang terpantau tinggi.

"Tahap awal ini di 11 kabupaten/kota, kerja sama dengan JTAB (Jateng Agro Berdikari), Bulog (Badan Urusan Logistik), dengan Muspida (Musyawarah Pimpinan Daerah),” ucap Gubernur di lokasi kegiatan. 

Penyelenggaraan GPM dilakukan agar tidak terjadi kelangkaan dan fluktuasi harga yang terlalu tinggi di masyarakat. Sebab, tingginya harga pokok bisa berpengaruh pada inflasi daerah. 

Pemprov Jateng memberikan subsidi harga bahan pokok sebesar Rp40 juta, dengan perkiraan omzet sekitar Rp300 juta, dalam gelaran GPM ini. Adapun penyelenggaraannya dilaksanakan dengan melibatkan para pelaku usaha pangan (BUMN, BUMD, gabungan kelompok tani (gapoktan)/kelompok tani (poktan)/pelaku usaha pangan lainnya), sehingga mendapatkan harga dasar dan memotong panjangnya rantai distribusi untuk sampai ke tangan konsumen.

Komoditas yang dijual dalam GPM, antara lain beras sebanyak 10 ton, dengan harga normal Rp13.500/kg menjadi Rp11.000/kg; minyak goreng 2.000 liter, dengan harga normal Rp18.000/liter menjadi Rp14.000/liter; telur ayam ras 1 ton, dengan harga normal Rp28.000/kg menjadi Rp24.000/kg.

Kemudian, gula pasir 500 kg, yang harga normalnya Rp17.500/kg disalurkan dengan harga Rp15.000/kg; bawang putih 250 kg, dengan harga normal Rp36.000/kg menjadi Rp28.000/kg; bawang merah dengan harga normal Rp50.000/kg menjadi Rp40.000/kg; dan cabai rawit merah yang harga normalnya Rp50.000/kg menjadi Rp30.000/kg.

"Kegiatan (GPM dilakukan) dengan (menyediakan) bahan pokok murah atau subsidi. Intervensi pemerintah ini dalam rangka penetrasi (penetapan) harga agar terjangkau oleh masyarakat, kemudian inflasi kita bisa dijaga," ucap Gubernur didampingi Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah, Dyah Lukisari, dan Bupati Purworejo.

Terkait dengan kenaikan harga beras di beberapa daerah, Gubernur akan menindaklanjutinya bersama dengan Bulog. Apalagi saat ini sudah memasuki musim panen, sehingga intervensi akan segera dilakukan agar tidak terjadi kenaikan harga yang lebih tinggi.  

"Kenaikan harga kebutuhan pokok dipengaruhi oleh beberapa hal, saat ini juga musim anak masuk sekolah, kebutuhan meningkat dan sebagainya, sehingga negara harus hadir dalam rangka penetrasi (penetapan) harga," jelasnya.

Melihat antusiasme masyarakat yang berbelanja di GPM, Gubernur sudah meminta kepada dinas dan stakeholder terkait untuk meningkatkan kegiatan ini. Tak hanya itu, ia menginginkan GPM dijadikan role model atau percontohan upaya penetapan harga bahan pokok.

"(Masyarakat) ramai sekali. Dari pagi ramai sekali, lihat saja. Ini menjadi role model untuk kita gerakkan di 11 kabupaten/kota," pungkasnya.

Salah seorang warga, Estimah, mengaku senang dengan adanya GPM yang diselenggarakan oleh Pemprov Jateng. Saat ditemui, ia bercerita sudah membeli beberapa bahan pokok, dengan harga yang lebih murah daripada harga di pasar.

"Ini beli beras, minyak goreng, dan telur. Harganya miring sedikit dibanding di luar. Senang, karena harga di luar mahal. Beras di luar Rp14 ribu, ini 5 kg (jadi) Rp55 ribu, beli 10 kg tadi," ujar warga Desa Kaliurip Purworejo itu.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu