Follow Us :              

Atasi Rob dan Abrasi di Kawasan Pesisir, Gubernur Jateng Ajak Warga Rawat Mangrove

  27 June 2025  |   14:00:00  |   dibaca : 38 
Kategori :
Bagikan :


Atasi Rob dan Abrasi di Kawasan Pesisir, Gubernur Jateng Ajak Warga Rawat Mangrove

27 June 2025 | 14:00:00 | dibaca : 38
Kategori :
Bagikan :

Foto : Fajar (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Fajar (Humas Jateng)

PEMALANG - Gubernur Jawa Tengah, Komjen Pol (P) Drs. Ahmad Luthfi, S.H., S.St.M.K., mengatakan, rehabilitasi garis pantai tidak bisa berhenti hanya pada penanaman mangrove, tetapi perlu ada perawatan lanjutan untuk memastikan tanaman tumbuh dengan baik.

Maka dari itu, ia meminta seluruh masyarakat dan stakeholder untuk rutin melakukan pengecekan serta merawat mangrove dan cemara laut yang sudah ditanam. Sebab, penanaman mangrove seringkali dilakukan, tetapi banyak tanaman yang tidak tumbuh atau hilang, karena kurang dirawat.

"Jangan hanya gagah kita menanam, tetapi tidak merawat. Saya minta bupati/wali kota, BUMD (Badan Usaha Milik Daerah), dan dinas lingkungan hidup, begitu tanam satu minggu, segera cek apakah tanaman bisa tumbuh atau tidak," ucap Gubernur dalam acara peluncuran program Selamatkan Pesisir Jawa Tengah yang dilaksanakan di Pantai Kertosari, Kecamatan Ulujami, Kabupaten Pemalang pada Jumat, 27 Juni 2025.

Program Selamatkan Pesisir Jawa Tengah merupakan bagian dari Gerakan Menanam dan Merawat 12 Juta Mangrove Selama 2025-2029, yang digagas oleh Yayasan Kelola Lingkungan Pesisir Nusantara. Kegiatan ini juga dihadiri oleh Ketua MPR RI, Ahmad Muzani; Bupati Pemalang, Anom Widiyantoro; serta perwakilan dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Batang, Pemkab Pekalongan, dan Pemerintah Kota Pekalongan.

Gerakan ini juga linier dengan program milik Pemerintah Provinsi Jateng yang digagas oleh Gubernur, yaitu Mageri Segoro (memagari laut). Program ini sudah diawali dengan penanaman mangrove di Kabupaten Brebes beberapa waktu lalu. Targetnya sampai Desember 2025 nanti, ada sebanyak 1,5 juta bibit mangrove yang ditanam di sepanjang pesisir utara dan selatan Jawa Tengah.

"Mageri Segoro itu, intinya bagaimana agar laut kita tidak mengganas sampai ke daratan. Kita buat pager (pagar) yang ada di segoro (laut). Garis pantai Jateng itu panjangnya sekitar 997 km, ada di pantura (pantai utara) dan pansela (pantai selatan). Sampai Desember nanti, harus tercukupi (tertanam) mangrove dan itu akan masuk rekor MURI," ucap Gubernur.

Harapannya, program Selamatkan Pesisir Jawa Tengah dengan gerakan penanaman mangrove itu dapat memberikan manfaat bagi masyarakat. Khususnya bagi warga yang tinggal di kawasan pesisir, agar abrasi dan rob yang terjadi di daerahnya bisa segera teratasi.

Sementara itu, Ketua Yayasan Kelola Lingkungan Pesisir Nusantara, Ardas Patra, mengatakan, program Selamatkan Pesisir Jawa Tengah di Pantai Kertosari ini merupakan gerakan penanaman 5.000 mangrove, di 9 desa yang terdampak langsung rob dan abrasi di pesisir pantai Kabupaten Pemalang.

"Gerakan ini akan diperlebar, meliputi seluruh pantai di Pemalang, Kabupaten Pekalongan, Kota Pekalongan, dan Kabupaten Batang. Totalnya adalah 132 hektare, dengan kebutuhan mangrove sebanyak 500 ribu batang pohon. Itu akan dilakukan bertahap selama 6 bulan," katanya.

Ia menjelaskan, nantinya di setiap desa akan ada sekitar 10 relawan yang bergerak bersama masyarakat untuk mendukung program Selamatkan Pesisir Jateng. Relawan itu tidak hanya menanam mangrove, tetapi juga bertanggung jawab untuk merawat mangrove yang sudah ditanam. Selain itu, mereka juga akan memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya menanam dan merawat mangrove.

"Paling berat tentang mangrove itu kan mengedukasi masyarakat. Jadi menanam dan merawatnya, karena ini harus tumbuh sampai masa kritisnya lewat. (Setelah) masa kritisnya lewat, inilah yang akan menjadi harapan baru dari penataan pantai," jelasnya.

Pada kesempatan itu, Ketua MPR RI, Ahmad Muzani, mengatakan, gerakan menanam dan merawat mangrove merupakan cara sederhana untuk menyelamatkan lingkungan, khususnya di wilayah pesisir. 

"Saya berterima kasih kepada penggiat lingkungan. Ini bentuk kesadaran yang dilakukan oleh masyarakat untuk menyelamatkan masa depan lingkungan, ini harus kita sambut," katanya.

Tak hanya itu, ia juga menyoroti gebrakan dari Gubernur Jateng yang mencanangkan program Mageri Segoro, sebagai upaya untuk menyelamatkan daerah pesisir. Menurutnya, program yang menargetkan penanaman 1,5 juta pohon mangrove di wilayah pesisir Jateng itu sangat bagus. 

"Pagar laut itu meskipun jangka panjang memang harus dilakukan," ujarnya.


Bagikan :

PEMALANG - Gubernur Jawa Tengah, Komjen Pol (P) Drs. Ahmad Luthfi, S.H., S.St.M.K., mengatakan, rehabilitasi garis pantai tidak bisa berhenti hanya pada penanaman mangrove, tetapi perlu ada perawatan lanjutan untuk memastikan tanaman tumbuh dengan baik.

Maka dari itu, ia meminta seluruh masyarakat dan stakeholder untuk rutin melakukan pengecekan serta merawat mangrove dan cemara laut yang sudah ditanam. Sebab, penanaman mangrove seringkali dilakukan, tetapi banyak tanaman yang tidak tumbuh atau hilang, karena kurang dirawat.

"Jangan hanya gagah kita menanam, tetapi tidak merawat. Saya minta bupati/wali kota, BUMD (Badan Usaha Milik Daerah), dan dinas lingkungan hidup, begitu tanam satu minggu, segera cek apakah tanaman bisa tumbuh atau tidak," ucap Gubernur dalam acara peluncuran program Selamatkan Pesisir Jawa Tengah yang dilaksanakan di Pantai Kertosari, Kecamatan Ulujami, Kabupaten Pemalang pada Jumat, 27 Juni 2025.

Program Selamatkan Pesisir Jawa Tengah merupakan bagian dari Gerakan Menanam dan Merawat 12 Juta Mangrove Selama 2025-2029, yang digagas oleh Yayasan Kelola Lingkungan Pesisir Nusantara. Kegiatan ini juga dihadiri oleh Ketua MPR RI, Ahmad Muzani; Bupati Pemalang, Anom Widiyantoro; serta perwakilan dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Batang, Pemkab Pekalongan, dan Pemerintah Kota Pekalongan.

Gerakan ini juga linier dengan program milik Pemerintah Provinsi Jateng yang digagas oleh Gubernur, yaitu Mageri Segoro (memagari laut). Program ini sudah diawali dengan penanaman mangrove di Kabupaten Brebes beberapa waktu lalu. Targetnya sampai Desember 2025 nanti, ada sebanyak 1,5 juta bibit mangrove yang ditanam di sepanjang pesisir utara dan selatan Jawa Tengah.

"Mageri Segoro itu, intinya bagaimana agar laut kita tidak mengganas sampai ke daratan. Kita buat pager (pagar) yang ada di segoro (laut). Garis pantai Jateng itu panjangnya sekitar 997 km, ada di pantura (pantai utara) dan pansela (pantai selatan). Sampai Desember nanti, harus tercukupi (tertanam) mangrove dan itu akan masuk rekor MURI," ucap Gubernur.

Harapannya, program Selamatkan Pesisir Jawa Tengah dengan gerakan penanaman mangrove itu dapat memberikan manfaat bagi masyarakat. Khususnya bagi warga yang tinggal di kawasan pesisir, agar abrasi dan rob yang terjadi di daerahnya bisa segera teratasi.

Sementara itu, Ketua Yayasan Kelola Lingkungan Pesisir Nusantara, Ardas Patra, mengatakan, program Selamatkan Pesisir Jawa Tengah di Pantai Kertosari ini merupakan gerakan penanaman 5.000 mangrove, di 9 desa yang terdampak langsung rob dan abrasi di pesisir pantai Kabupaten Pemalang.

"Gerakan ini akan diperlebar, meliputi seluruh pantai di Pemalang, Kabupaten Pekalongan, Kota Pekalongan, dan Kabupaten Batang. Totalnya adalah 132 hektare, dengan kebutuhan mangrove sebanyak 500 ribu batang pohon. Itu akan dilakukan bertahap selama 6 bulan," katanya.

Ia menjelaskan, nantinya di setiap desa akan ada sekitar 10 relawan yang bergerak bersama masyarakat untuk mendukung program Selamatkan Pesisir Jateng. Relawan itu tidak hanya menanam mangrove, tetapi juga bertanggung jawab untuk merawat mangrove yang sudah ditanam. Selain itu, mereka juga akan memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya menanam dan merawat mangrove.

"Paling berat tentang mangrove itu kan mengedukasi masyarakat. Jadi menanam dan merawatnya, karena ini harus tumbuh sampai masa kritisnya lewat. (Setelah) masa kritisnya lewat, inilah yang akan menjadi harapan baru dari penataan pantai," jelasnya.

Pada kesempatan itu, Ketua MPR RI, Ahmad Muzani, mengatakan, gerakan menanam dan merawat mangrove merupakan cara sederhana untuk menyelamatkan lingkungan, khususnya di wilayah pesisir. 

"Saya berterima kasih kepada penggiat lingkungan. Ini bentuk kesadaran yang dilakukan oleh masyarakat untuk menyelamatkan masa depan lingkungan, ini harus kita sambut," katanya.

Tak hanya itu, ia juga menyoroti gebrakan dari Gubernur Jateng yang mencanangkan program Mageri Segoro, sebagai upaya untuk menyelamatkan daerah pesisir. Menurutnya, program yang menargetkan penanaman 1,5 juta pohon mangrove di wilayah pesisir Jateng itu sangat bagus. 

"Pagar laut itu meskipun jangka panjang memang harus dilakukan," ujarnya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu