Follow Us :              

UMKM Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Jawa Tengah

  12 August 2025  |   09:00:00  |   dibaca : 7405 
Kategori :
Bagikan :


UMKM Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Jawa Tengah

12 August 2025 | 09:00:00 | dibaca : 7405
Kategori :
Bagikan :

Foto : Sigit (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Sigit (Humas Jateng)

SEMARANG – Hingga kini, usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) masih menjadi penopang pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah. Oleh karena itu, Pemerintah Provinsi Jateng terus berupaya menyelenggarakan berbagai program untuk mengembangkan sektor tersebut.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), UMKM di Jateng dan DI Yogyakarta menjadi yang terbanyak di Indonesia, dengan jumlah mencapai 996.951 usaha atau 22,15% dari total UMKM nasional. 

Banyaknya UMKM tersebut, tak lepas dari tumbuh suburnya ekonomi kreatif di sejumlah daerah di Jateng.

"Ekosistem ekonomi kreatif berkembang, seperti di Kota Solo, Semarang, Magelang, dan Yogyakarta. Ini menjadi pusat event seni, festival kreatif, festival destinasi wisata, hingga pasar produk lokal," ucap Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Jawa Tengah, Hidayat Prabowo, dalam kegiatan Digination Day 'Financial Innovation Day 2025' di Hotel Tentrem, Kota Semarang pada Selasa, 12 Agustus 2025. 

Ia menyampaikan, ekosistem tersebut mampu melahirkan pelaku industri kreatif dari berbagai komunitas, termasuk mereka yang berkecimpung di sektor digital. Semakin kuat dan berkembangnya sektor digital di provinsi ini, tentunya menjadikan Jateng sebagai pusat pengembangan startup berbasis teknologi, agrotech (agroteknologi), edutech (teknologi pendidikan), dan marketplace (toko online) lokal yang inovatif dan berdaya saing.

"Tidak heran, jika UMKM ini menjadi penopang pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah. Pada triwulan kedua tahun 2025, pertumbuhan (ekonomi Jateng) tercatat (sebanyak) 5,28%, lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional (sebesar) 5,12%," ucap Hidayat. 

Menurutnya, tumbuhnya perekonomian Jateng berkat kolaborasi antara OJK, pemerintah pusat dan daerah, pelaku industri/usaha, hingga masyarakat. 

Pada kesempatan itu, Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah, Sumarno, menyampaikan bahwa kolaborasi di sektor keuangan, khususnya untuk memasifkan inklusi keuangan digital perlu terus digalakkan. Sasaran utamanya adalah para pelaku UMKM, karena mereka menjadi salah satu tulang punggung perekonomian daerah.

"Harapan kami, digitalisasi keuangan yang sudah berjalan harus ditingkatkan lagi," katanya. 

Pada era digital, Sekda menilai, inklusi keuangan digital menjadi hal yang sangat penting. Sebab, upaya ini memberikan dampak positif serta mempermudah akses layanan keuangan bagi masyarakat.


Bagikan :

SEMARANG – Hingga kini, usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) masih menjadi penopang pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah. Oleh karena itu, Pemerintah Provinsi Jateng terus berupaya menyelenggarakan berbagai program untuk mengembangkan sektor tersebut.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), UMKM di Jateng dan DI Yogyakarta menjadi yang terbanyak di Indonesia, dengan jumlah mencapai 996.951 usaha atau 22,15% dari total UMKM nasional. 

Banyaknya UMKM tersebut, tak lepas dari tumbuh suburnya ekonomi kreatif di sejumlah daerah di Jateng.

"Ekosistem ekonomi kreatif berkembang, seperti di Kota Solo, Semarang, Magelang, dan Yogyakarta. Ini menjadi pusat event seni, festival kreatif, festival destinasi wisata, hingga pasar produk lokal," ucap Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Jawa Tengah, Hidayat Prabowo, dalam kegiatan Digination Day 'Financial Innovation Day 2025' di Hotel Tentrem, Kota Semarang pada Selasa, 12 Agustus 2025. 

Ia menyampaikan, ekosistem tersebut mampu melahirkan pelaku industri kreatif dari berbagai komunitas, termasuk mereka yang berkecimpung di sektor digital. Semakin kuat dan berkembangnya sektor digital di provinsi ini, tentunya menjadikan Jateng sebagai pusat pengembangan startup berbasis teknologi, agrotech (agroteknologi), edutech (teknologi pendidikan), dan marketplace (toko online) lokal yang inovatif dan berdaya saing.

"Tidak heran, jika UMKM ini menjadi penopang pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah. Pada triwulan kedua tahun 2025, pertumbuhan (ekonomi Jateng) tercatat (sebanyak) 5,28%, lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional (sebesar) 5,12%," ucap Hidayat. 

Menurutnya, tumbuhnya perekonomian Jateng berkat kolaborasi antara OJK, pemerintah pusat dan daerah, pelaku industri/usaha, hingga masyarakat. 

Pada kesempatan itu, Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah, Sumarno, menyampaikan bahwa kolaborasi di sektor keuangan, khususnya untuk memasifkan inklusi keuangan digital perlu terus digalakkan. Sasaran utamanya adalah para pelaku UMKM, karena mereka menjadi salah satu tulang punggung perekonomian daerah.

"Harapan kami, digitalisasi keuangan yang sudah berjalan harus ditingkatkan lagi," katanya. 

Pada era digital, Sekda menilai, inklusi keuangan digital menjadi hal yang sangat penting. Sebab, upaya ini memberikan dampak positif serta mempermudah akses layanan keuangan bagi masyarakat.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu