Foto : Gholib (Humas Jateng)
Foto : Gholib (Humas Jateng)
TEGAL — Bagai mendapat angin segar dalam menjalankan usaha, para pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) serta industri kecil menengah (IKM) di Kabupaten Tegal diperbolehkan untuk menggunakan aset milik Pemerintah Provinsi Jawa Tengah sebagai outlet dan tempat pembinaan.
Hal itu disampaikan oleh Gubernur Jateng, Komjen Pol (P) Drs. Ahmad Luthfi, S.H., S.St.M.K., saat memberikan motivasi dan berdialog dengan ratusan pelaku IKM dan UMKM di GOR Badminton Aries Ekoproyo, Kecamatan Talang, Kabupaten Tegal pada Sabtu, 1 November 2025.
Dialog bertema "Ekspansi Pasar dan Strategi Bersama IKM, UMKM, dan Pengusaha Pemula untuk Bersaing di Pasar Global" tersebut diinisiasi oleh Yayasan Berkah Rosi Peduli.
"Jadi, UMKM kita butuh pemasaran. Kalau di masing-masing kabupaten punya outlet untuk memasarkan, maka akan berkembang. Kalau perlu asetnya Pemprov kita gunakan untuk UMKM di kabupaten. Nanti Bank Jateng akan membina mereka di suatu tempat, kalau perlu asetnya Pemprov digunakan untuk UMKM di kabupaten," ucap Gubernur.
Ia menyampaikan, UMKM dan IKM merupakan tulang punggung perekonomian di Jateng. Bahkan, UMKM terbukti mampu bertahan di tengah pandemi dan gejolak ekonomi dunia.
"Saya bersama dengan dinas harus sering turun untuk menyerap aspirasi, karena UMKM kita itu permasalahannya banyak, terutama usaha mikro. Masalahnya mulai (dari) akses permodalan hingga pemasaran," katanya.
Dengan adanya dialog tersebut, Gubernur bisa mengetahui kondisi riil di lapangan terkait masalah yang dihadapi para pelaku UMKM dan IKM. Tak hanya didiskusikan, bahkan permasalahan yang ada bisa dicarikan solusinya.
Oleh karena itu, ia menilai, perlu adanya pembinaan secara intens bagi para pelaku usaha agar mereka bisa tumbuh dan berkembang.
Gubernur mengatakan, Pemprov Jateng terus memberikan perhatian kepada pelaku UMKM dan IKM agar bisa berkembang, naik kelas, mandiri, serta menembus pasar global. Beberapa upaya yang dilakukan, antara lain dengan membuka akses pasar dan jaringan rantai pasok UMKM; menghubungkan ratusan UMKM dengan perusahaan besar; serta memberikan akses pembiayaan, sertifikasi, dan peningkatan kompetensi.
"Untuk permodalan, Bank Jateng punya KUR (Kredit Usaha Rakyat) dengan suku bunga rendah. Dinas-dinas terkait juga sudah saya instruksikan untuk meningkatkan pembinaan. Kami ingin UMKM dan IKM ini dapat menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat," ungkapnya.
Dalam dialog itu, Gubernur juga menampung keluhan dari para pelaku IKM, mulai dari persoalan usaha sarang burung walet hingga pembuatan shuttlecock (kok).
Terkait dua hal itu, Gubernur akan berkoordinasi dengan Kementerian Perindustrian dan Perdagangan. Pasalnya, kewenangan pada sektor tersebut ada di kementerian, baik terkait regulasi ekspor sarang burung walet maupun bahan baku untuk kok.
TEGAL — Bagai mendapat angin segar dalam menjalankan usaha, para pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) serta industri kecil menengah (IKM) di Kabupaten Tegal diperbolehkan untuk menggunakan aset milik Pemerintah Provinsi Jawa Tengah sebagai outlet dan tempat pembinaan.
Hal itu disampaikan oleh Gubernur Jateng, Komjen Pol (P) Drs. Ahmad Luthfi, S.H., S.St.M.K., saat memberikan motivasi dan berdialog dengan ratusan pelaku IKM dan UMKM di GOR Badminton Aries Ekoproyo, Kecamatan Talang, Kabupaten Tegal pada Sabtu, 1 November 2025.
Dialog bertema "Ekspansi Pasar dan Strategi Bersama IKM, UMKM, dan Pengusaha Pemula untuk Bersaing di Pasar Global" tersebut diinisiasi oleh Yayasan Berkah Rosi Peduli.
"Jadi, UMKM kita butuh pemasaran. Kalau di masing-masing kabupaten punya outlet untuk memasarkan, maka akan berkembang. Kalau perlu asetnya Pemprov kita gunakan untuk UMKM di kabupaten. Nanti Bank Jateng akan membina mereka di suatu tempat, kalau perlu asetnya Pemprov digunakan untuk UMKM di kabupaten," ucap Gubernur.
Ia menyampaikan, UMKM dan IKM merupakan tulang punggung perekonomian di Jateng. Bahkan, UMKM terbukti mampu bertahan di tengah pandemi dan gejolak ekonomi dunia.
"Saya bersama dengan dinas harus sering turun untuk menyerap aspirasi, karena UMKM kita itu permasalahannya banyak, terutama usaha mikro. Masalahnya mulai (dari) akses permodalan hingga pemasaran," katanya.
Dengan adanya dialog tersebut, Gubernur bisa mengetahui kondisi riil di lapangan terkait masalah yang dihadapi para pelaku UMKM dan IKM. Tak hanya didiskusikan, bahkan permasalahan yang ada bisa dicarikan solusinya.
Oleh karena itu, ia menilai, perlu adanya pembinaan secara intens bagi para pelaku usaha agar mereka bisa tumbuh dan berkembang.
Gubernur mengatakan, Pemprov Jateng terus memberikan perhatian kepada pelaku UMKM dan IKM agar bisa berkembang, naik kelas, mandiri, serta menembus pasar global. Beberapa upaya yang dilakukan, antara lain dengan membuka akses pasar dan jaringan rantai pasok UMKM; menghubungkan ratusan UMKM dengan perusahaan besar; serta memberikan akses pembiayaan, sertifikasi, dan peningkatan kompetensi.
"Untuk permodalan, Bank Jateng punya KUR (Kredit Usaha Rakyat) dengan suku bunga rendah. Dinas-dinas terkait juga sudah saya instruksikan untuk meningkatkan pembinaan. Kami ingin UMKM dan IKM ini dapat menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat," ungkapnya.
Dalam dialog itu, Gubernur juga menampung keluhan dari para pelaku IKM, mulai dari persoalan usaha sarang burung walet hingga pembuatan shuttlecock (kok).
Terkait dua hal itu, Gubernur akan berkoordinasi dengan Kementerian Perindustrian dan Perdagangan. Pasalnya, kewenangan pada sektor tersebut ada di kementerian, baik terkait regulasi ekspor sarang burung walet maupun bahan baku untuk kok.
Berita Terbaru