Follow Us :              

Pembangunan Infrastruktur Perlu Dibarengi Pembangunan SDM

  21 May 2018  |   08:00:00  |   dibaca : 3827 
Kategori :
Bagikan :


Pembangunan Infrastruktur Perlu Dibarengi Pembangunan SDM

21 May 2018 | 08:00:00 | dibaca : 3827
Kategori :
Bagikan :

Foto : (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : (Humas Jateng)

PURBALINGGA - Kondisi bangsa Indonesia di zaman perjuangan yang dirundung kepapaan namun mampu menghasilkan energi dahsyat dalam meraih kemerdekaan, mestinya bisa menjadi inspirasi bagi penerus era sekarang. Apalagi, kini kondisi bangsa sudah jauh lebih siap, baik dari segi sumber daya manusia (SDM) maupun sumber daya alamnya (SDA).

Pesan tersebut diamanatkan Plt Gubernur Jawa Tengah Drs H Heru Sudjatmoko MSi saat membacakan pidato Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, dalam Peringatan Hari Kebangkitan Nasional ke 110 tingkat Provinsi Jawa Tengah di alun-alun Kabupaten Purbalingga, Senin (21/5/2018).

Menyadari pentingnya pembangunan SDM, pada butir kelima Nawacita Kabinet Presiden Joko Widodo mencantumkan visi meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia, melalui peningkatan kualitas pendidikan dan pelatihan. Pada awal tahun ini, visi itu mendapat penekanan lebih melalui amanat presiden yang menyatakan bahwa pemerintah akan meningkatkan pembangunan sumberdaya manusia pada 2019.

"Melalui pembangunan manusia yang terampil dan terdidik, pemerintah ingin meningkatkan daya saing ekonomi, dan secara simultan, meningkatkan kapasitas sumber daya manusianya," tuturnya.

Pihaknya yakin, kebangkitan sumberdaya manusia Indonesia secara bersama-sama dan kompak, tanpa terdistriksi godaan-godaan yang kontraproduktif, akan membawa pada kejayaan bangsa. Dan tentu, akan membawa manfaat bagi masing-masing individu.

"Bayangkan jika kita sepenuhnya berhasil membangun sumber daya manusia, dari 260 an juta penduduk di negeri ini. Bercermin dari keberhasilan  Boedi Oetomo yang menggalang ide nasionalisme mulai dengan segelintir orang, lebih dari seabad lalu," kata dia.

Heru pun sependapat dengan pesan dari pidato tersebut. Membangun infrastruktur tentu penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi maupun memberikan fasilitas yang baik kepada masyarakat. Namun, pembangunan fisik itu tidak cukup apabila tidak diiringi dengan pembangunan SDM. 

"Tema harkitnas tahun ini antara lain menggarisbawahi bahwa membangun infrastruktur itu penting. Tapi tidak kalah penting membangun SDM. Diilustrasikan di sana, kalau pembangunan fisik bisa rusak, runtuh. Tapi kalau membangun manusia, investasi yang luar biasa. Memang tidak bisa selesai satu atau dua tahun, tapi harus berkelanjutan," urai dia.

Lantaran sangat pentingnya pembangunan sumber daya manusia, Heru pun mengingatkan bahwa itu mesti menjadi visi semua kepala daerah, maupun presiden yang menjabat. Pengalaman dari bangsa - bangsa lain sudah menunjukkan, betapapun sebuah negara kaya dengan sumber daya alam, apabila sumber daya manusianya kurang baik, tetap akan terseok - seok menuju kemajuan. 

Ziarah

Usai menjadi inspektur upacara, Plt Gubernur berziarah ke makam Tokoh Pendidik Nasional, Prof Dr R Soegarda Poerbakawatja di Desa Prigi Kecamatan Padamara Purbalingga. Kiprah Prof Dr Soegarda dulu antara lain adalah sebagai sekretaris penyelidik pengajaran yang diketuai Ki Hajar Dewantara pada 1949 - 1961, salah satu pendiri Universitas Gadjah Mada, konseptor pendirian Perguruan Tinggi Pendidikan Guru yang kemudian disebut IKIP, dan pendiri Universitas Cendrawasih di Jayapura. Pada 1977, Prof Dr Soegarda menerima penghargaan dari Presiden Soeharto sebagai  Perintis Pengembangan Pendidikan Tinggi.

Ziarah selajutnya di Pesarean Keboetoh Kecamatan Sokaraja. Tabur bunga dilakukan di makam Prof Angka Projosudirjo, Dr Margono Soekarjo, dan Bupati Purbalingga ke-13 R Mas Kartono

Prof Angka adalah salah satu tokoh yang memiliki  peran saat berdirinya organisasi Boedi Oetomo pada 20 Mei 1908. Pada fase awal pembentukan organisasi, Prof Angka menjabat sebagai bendahara.

Plt Gubernur menuturkan, ziarah di makam pahlawan ini untuk mengenalkan semangat kebangsaan, mengenalkan cita-cita awal kemerdekaan, utamanya pada generasi muda. Di samping itu, memberikan inspirasi pada generasi muda, bahwa di tengah kondisi bangsa yang sengsara, para pahlawan bisa bangkit menyatukan tekad untuk merdeka. 

"Kita ingin ini jadi inspirasi, terutama bagi generasi muda. Kalau di zaman sengsara, itu saja mereka bisa. Kan banyak tokoh dengan pendidikan yang sangat baik, dia kerja dengan pemerintah kolonial kan sudah makmur. Tapi mau berjuang, mau sengsara karena didorong cita-cita, bukan untuk pribadi, tapi untuk bangsa," tutupnya. 
(Rita/Puji/Humas)

 

Baca Juga : Digitalisasi, Berkah Bagi Kebangkitan Nasional


Bagikan :

PURBALINGGA - Kondisi bangsa Indonesia di zaman perjuangan yang dirundung kepapaan namun mampu menghasilkan energi dahsyat dalam meraih kemerdekaan, mestinya bisa menjadi inspirasi bagi penerus era sekarang. Apalagi, kini kondisi bangsa sudah jauh lebih siap, baik dari segi sumber daya manusia (SDM) maupun sumber daya alamnya (SDA).

Pesan tersebut diamanatkan Plt Gubernur Jawa Tengah Drs H Heru Sudjatmoko MSi saat membacakan pidato Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, dalam Peringatan Hari Kebangkitan Nasional ke 110 tingkat Provinsi Jawa Tengah di alun-alun Kabupaten Purbalingga, Senin (21/5/2018).

Menyadari pentingnya pembangunan SDM, pada butir kelima Nawacita Kabinet Presiden Joko Widodo mencantumkan visi meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia, melalui peningkatan kualitas pendidikan dan pelatihan. Pada awal tahun ini, visi itu mendapat penekanan lebih melalui amanat presiden yang menyatakan bahwa pemerintah akan meningkatkan pembangunan sumberdaya manusia pada 2019.

"Melalui pembangunan manusia yang terampil dan terdidik, pemerintah ingin meningkatkan daya saing ekonomi, dan secara simultan, meningkatkan kapasitas sumber daya manusianya," tuturnya.

Pihaknya yakin, kebangkitan sumberdaya manusia Indonesia secara bersama-sama dan kompak, tanpa terdistriksi godaan-godaan yang kontraproduktif, akan membawa pada kejayaan bangsa. Dan tentu, akan membawa manfaat bagi masing-masing individu.

"Bayangkan jika kita sepenuhnya berhasil membangun sumber daya manusia, dari 260 an juta penduduk di negeri ini. Bercermin dari keberhasilan  Boedi Oetomo yang menggalang ide nasionalisme mulai dengan segelintir orang, lebih dari seabad lalu," kata dia.

Heru pun sependapat dengan pesan dari pidato tersebut. Membangun infrastruktur tentu penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi maupun memberikan fasilitas yang baik kepada masyarakat. Namun, pembangunan fisik itu tidak cukup apabila tidak diiringi dengan pembangunan SDM. 

"Tema harkitnas tahun ini antara lain menggarisbawahi bahwa membangun infrastruktur itu penting. Tapi tidak kalah penting membangun SDM. Diilustrasikan di sana, kalau pembangunan fisik bisa rusak, runtuh. Tapi kalau membangun manusia, investasi yang luar biasa. Memang tidak bisa selesai satu atau dua tahun, tapi harus berkelanjutan," urai dia.

Lantaran sangat pentingnya pembangunan sumber daya manusia, Heru pun mengingatkan bahwa itu mesti menjadi visi semua kepala daerah, maupun presiden yang menjabat. Pengalaman dari bangsa - bangsa lain sudah menunjukkan, betapapun sebuah negara kaya dengan sumber daya alam, apabila sumber daya manusianya kurang baik, tetap akan terseok - seok menuju kemajuan. 

Ziarah

Usai menjadi inspektur upacara, Plt Gubernur berziarah ke makam Tokoh Pendidik Nasional, Prof Dr R Soegarda Poerbakawatja di Desa Prigi Kecamatan Padamara Purbalingga. Kiprah Prof Dr Soegarda dulu antara lain adalah sebagai sekretaris penyelidik pengajaran yang diketuai Ki Hajar Dewantara pada 1949 - 1961, salah satu pendiri Universitas Gadjah Mada, konseptor pendirian Perguruan Tinggi Pendidikan Guru yang kemudian disebut IKIP, dan pendiri Universitas Cendrawasih di Jayapura. Pada 1977, Prof Dr Soegarda menerima penghargaan dari Presiden Soeharto sebagai  Perintis Pengembangan Pendidikan Tinggi.

Ziarah selajutnya di Pesarean Keboetoh Kecamatan Sokaraja. Tabur bunga dilakukan di makam Prof Angka Projosudirjo, Dr Margono Soekarjo, dan Bupati Purbalingga ke-13 R Mas Kartono

Prof Angka adalah salah satu tokoh yang memiliki  peran saat berdirinya organisasi Boedi Oetomo pada 20 Mei 1908. Pada fase awal pembentukan organisasi, Prof Angka menjabat sebagai bendahara.

Plt Gubernur menuturkan, ziarah di makam pahlawan ini untuk mengenalkan semangat kebangsaan, mengenalkan cita-cita awal kemerdekaan, utamanya pada generasi muda. Di samping itu, memberikan inspirasi pada generasi muda, bahwa di tengah kondisi bangsa yang sengsara, para pahlawan bisa bangkit menyatukan tekad untuk merdeka. 

"Kita ingin ini jadi inspirasi, terutama bagi generasi muda. Kalau di zaman sengsara, itu saja mereka bisa. Kan banyak tokoh dengan pendidikan yang sangat baik, dia kerja dengan pemerintah kolonial kan sudah makmur. Tapi mau berjuang, mau sengsara karena didorong cita-cita, bukan untuk pribadi, tapi untuk bangsa," tutupnya. 
(Rita/Puji/Humas)

 

Baca Juga : Digitalisasi, Berkah Bagi Kebangkitan Nasional


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu