Follow Us :              

Wujud Bela Negara di Masa Kini

  19 December 2018  |   07:00:00  |   dibaca : 2466 
Kategori :
Bagikan :


Wujud Bela Negara di Masa Kini

19 December 2018 | 07:00:00 | dibaca : 2466
Kategori :
Bagikan :

Foto : Bintoro (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Bintoro (Humas Jateng)

SEMARANG - Bela Negara tidak dapat hanya dilakukan dengan kekuatan fisik dan senjata semata, namun harus dilakukan secara bersama-sama oleh segenap elemen bangsa. Pasalnya, bela negara merupakan wadah peran dan kontribusi segenap komponen masyarakat, termasuk dunia usaha, dunia pendidikan, media, hingga tokoh pemuda dan tokoh agama, untuk memberikan sumbangsih kepada negara melebihi panggilan tugas yang menjadi tanggung jawabnya.

"Saya menyaksikan banyak aparat TNI dan Polri, juga para aktivis sosial dan para birokrat yang bekerja di daerah-daerah di pelosok Nusantara yang bekerja melampaui tugas yang diberikan. Banyak di antara mereka yang mengajar walaupun mereka bukan guru, yang mengajak masyarakat untuk hidup sehat walaupun mereka bukan pegawai kesehatan. Inilah sebuah bentuk dari bela negara yang patut kita apresiasi," ujar Wakil Gubernur Jawa Tengah H. Taj Yasin Maimoen saat membacakan sambutan presiden pada Upacara Peringatan Hari Bela Negara di Halaman Kantor Gubernur, Rabu (19/12/2018).

Gus Yasin, sapaan akrabnya menjelaskan, tugas bela negara bukanlah tugas yang ringan seiring dengan makin kompleksnya tantangan yang dihadapi. Teknologi transportasi dan teknologi komunikasi memang mempermudah kehidupan manusia Indonesia. Namun pada saat yang sama juga memudahkan masuknya pengaruh budaya dan ideologi yang belum tentu sesuai dengan nilai-nilai luhur bangsa.

"Interaksi antar-bangsa dan antar-budaya ini menuntut kita untuk membuka diri berdialog dengan bangsa lain, tetapi harus berpegang teguh pada kepentingan bangsa Indonesia," jelasnya.

Putera ulama kharismatik KH. Maimoen Zubair itu menegaskan, kesadaran bela negara harus tertanam dalam jiwa dan raga warga negara Indonesia sejak dini melalui pendidikan serta aksi nasional bela negara di berbagai bidang. Diperlukan cara-cara yang inovatif serta adaptif dengan perkembangan zaman agar generasi muda mendapatkan ruang untuk mengekspresikan kecintaannya pada Tanah Air. Pihaknya bahagia ketika menyaksikan banyak generasi muda yang menebarkan berita-berita baik dan menyejukkan di media sosial di tengah ujaran kebencian dan kebohongan yang menyebar.

"Banyak generasi muda yang menggunakan media sosial sebagai media untuk belajar dan media untuk memberdayakan ekonomi masyarakat. Banyak generasi muda yang menggunakan media sosial untuk menyebarkan nilai-nilai Pancasila dan terus mempererat Bhinneka Tunggal lka. Merekalah yang telah ikut bela negara, yang mewujudkan kecintaan pada bangsa melebihi tugas dan tanggung jawabnya," urainya.


Pada momentum Hari Bela Negara ini, pihaknya mengajak segenap komponen masyarakat untuk mensyukuri keberagaman ratusan suku bangsa, bahasa, adat istiadat, agama, dan kepercayaan di dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). 

"Tidak ada negeri yang seberagam dan sekaligus sebersatu negeri kita ini. Oleh sebab itu, saya mengajak semua elemen bangsa untuk mewujudkan rasa syukur atas anugerah kemerdekaan dan persatuan serta kesatuan kita dengan Aksi Nasional Bela Negara di berbagai bidang," pungkasnya.
(Arifa/Puji/Humas Jateng)

 

Baca juga : Agent Bela Negara Berani Tumpas “Hoax”


Bagikan :

SEMARANG - Bela Negara tidak dapat hanya dilakukan dengan kekuatan fisik dan senjata semata, namun harus dilakukan secara bersama-sama oleh segenap elemen bangsa. Pasalnya, bela negara merupakan wadah peran dan kontribusi segenap komponen masyarakat, termasuk dunia usaha, dunia pendidikan, media, hingga tokoh pemuda dan tokoh agama, untuk memberikan sumbangsih kepada negara melebihi panggilan tugas yang menjadi tanggung jawabnya.

"Saya menyaksikan banyak aparat TNI dan Polri, juga para aktivis sosial dan para birokrat yang bekerja di daerah-daerah di pelosok Nusantara yang bekerja melampaui tugas yang diberikan. Banyak di antara mereka yang mengajar walaupun mereka bukan guru, yang mengajak masyarakat untuk hidup sehat walaupun mereka bukan pegawai kesehatan. Inilah sebuah bentuk dari bela negara yang patut kita apresiasi," ujar Wakil Gubernur Jawa Tengah H. Taj Yasin Maimoen saat membacakan sambutan presiden pada Upacara Peringatan Hari Bela Negara di Halaman Kantor Gubernur, Rabu (19/12/2018).

Gus Yasin, sapaan akrabnya menjelaskan, tugas bela negara bukanlah tugas yang ringan seiring dengan makin kompleksnya tantangan yang dihadapi. Teknologi transportasi dan teknologi komunikasi memang mempermudah kehidupan manusia Indonesia. Namun pada saat yang sama juga memudahkan masuknya pengaruh budaya dan ideologi yang belum tentu sesuai dengan nilai-nilai luhur bangsa.

"Interaksi antar-bangsa dan antar-budaya ini menuntut kita untuk membuka diri berdialog dengan bangsa lain, tetapi harus berpegang teguh pada kepentingan bangsa Indonesia," jelasnya.

Putera ulama kharismatik KH. Maimoen Zubair itu menegaskan, kesadaran bela negara harus tertanam dalam jiwa dan raga warga negara Indonesia sejak dini melalui pendidikan serta aksi nasional bela negara di berbagai bidang. Diperlukan cara-cara yang inovatif serta adaptif dengan perkembangan zaman agar generasi muda mendapatkan ruang untuk mengekspresikan kecintaannya pada Tanah Air. Pihaknya bahagia ketika menyaksikan banyak generasi muda yang menebarkan berita-berita baik dan menyejukkan di media sosial di tengah ujaran kebencian dan kebohongan yang menyebar.

"Banyak generasi muda yang menggunakan media sosial sebagai media untuk belajar dan media untuk memberdayakan ekonomi masyarakat. Banyak generasi muda yang menggunakan media sosial untuk menyebarkan nilai-nilai Pancasila dan terus mempererat Bhinneka Tunggal lka. Merekalah yang telah ikut bela negara, yang mewujudkan kecintaan pada bangsa melebihi tugas dan tanggung jawabnya," urainya.


Pada momentum Hari Bela Negara ini, pihaknya mengajak segenap komponen masyarakat untuk mensyukuri keberagaman ratusan suku bangsa, bahasa, adat istiadat, agama, dan kepercayaan di dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). 

"Tidak ada negeri yang seberagam dan sekaligus sebersatu negeri kita ini. Oleh sebab itu, saya mengajak semua elemen bangsa untuk mewujudkan rasa syukur atas anugerah kemerdekaan dan persatuan serta kesatuan kita dengan Aksi Nasional Bela Negara di berbagai bidang," pungkasnya.
(Arifa/Puji/Humas Jateng)

 

Baca juga : Agent Bela Negara Berani Tumpas “Hoax”


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu