Foto : Istimewa (Humas Jateng)
Foto : Istimewa (Humas Jateng)
SEMARANG - Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) tengah menggelontorkan program deradikalisasi dengan cara masuk ke sekolah-sekolah SMA Negeri. Program itu dilakukan karena kekhawatiran akan banyaknya paham radikal yang masuk di kalangan pelajar SMA.
Hal itu disampaikan Ketua PW IPNU Jateng, Ferial Farhan kepada Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo saat melakukan audiensi di Puri Gedeh, Jumat (28/12/2018). Menurut Farhan, program tersebut dinilai penting untuk menjauhkan generasi muda dari gempuran paham-paham radikalisme.
"Kami sudah memulai di 12 kabupaten/kota di Jawa Tengah dan akan terus kami lebarkan hingga ke seluruh SMA di Jawa Tengah ini," kat dia.
Menurut Farhan, dari pengalaman yang didapatkannya, banyak pelajar SMA yang sudah terjangkit paham-paham radikalisme dan intoleransi. Dari beberapa tes yang dilakukan IPNU, tidak sedikit pelajar di Jateng yang mengidolakan tokoh-tokoh aliran radikal dan sepakat dengan konsep Negara Islam.
"Ini kan berbahaya, jadi kami ingin masuk ke SMA-SMA Negeri untuk ikut menyebarkan Islam yang rahmatan lilalamin, sekaligus menjadi bagian dari semua elemen yang berjuang demi keutuhan NKRI," tegasnya.
Minimnya pengetahuan tentang agama, lanjut Farhan, menjadi dasar mudahnya paham radikal masuk ke kalangan pelajar di sekolah. Untuk itu, IPNU merasa terpanggil untuk ikut melawan gerakan-gerakan yang dapat merongrong kedaulatan NKRI ini.
"Kami menghadap Pak Gubernur untuk meminta arahan agar program yang kami lakukan ini dapat berjalan sukses," katanya.
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menyambut baik program yang dilakukan oleh IPNU Jateng itu.
"Menurut saya, ide ini menarik dan memang sangat dibutuhkan saat ini. Dimana gerakan radikalisme begitu masiv dan sudah banyak meracuni generasi muda kita," kata Ganjar.
Pemerintah, ujar Ganjar, tidak akan mungkin dapat berjalan sendiri untuk memberangus gerakan anti NKRI tersebut. Untuk itu, dibutuhkan peran dari seluruh elemen masyarakat seperti IPNU dalam membantu pemerintah.
"Apalagi, ini IPNU yang tentunya memiliki pemahaman agama yang baik. Saya bersyukur dan sangat mendukung program ini. Silakan dilakukan untuk menyebarkan kebaikan kepada masyarakat," tambahnya.
Tak lupa, Ganjar juga berpesan kepada pengurus IPNU untuk memanfaatkan kemajuan teknologi dalam upaya gerakan deradikalisasi. Penggunaan medsos, lanjut dia, sangat penting karena banyak sekali informasi hoaks, ujaran kebencian bahkan radikalisme yang disebarkan melalui media sosial.
"IPNU harus aktif menggunakan medsos (media sosial) untuk berdakwah dan meng-counter paham-paham radikal yang marak di media sosial. Jangan takut di-bully, karena itu resikonya. Anggap saja bully-mu adalah semangatku," pungkasnya.
(Bowo/Puji/Humas Jateng)
SEMARANG - Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) tengah menggelontorkan program deradikalisasi dengan cara masuk ke sekolah-sekolah SMA Negeri. Program itu dilakukan karena kekhawatiran akan banyaknya paham radikal yang masuk di kalangan pelajar SMA.
Hal itu disampaikan Ketua PW IPNU Jateng, Ferial Farhan kepada Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo saat melakukan audiensi di Puri Gedeh, Jumat (28/12/2018). Menurut Farhan, program tersebut dinilai penting untuk menjauhkan generasi muda dari gempuran paham-paham radikalisme.
"Kami sudah memulai di 12 kabupaten/kota di Jawa Tengah dan akan terus kami lebarkan hingga ke seluruh SMA di Jawa Tengah ini," kat dia.
Menurut Farhan, dari pengalaman yang didapatkannya, banyak pelajar SMA yang sudah terjangkit paham-paham radikalisme dan intoleransi. Dari beberapa tes yang dilakukan IPNU, tidak sedikit pelajar di Jateng yang mengidolakan tokoh-tokoh aliran radikal dan sepakat dengan konsep Negara Islam.
"Ini kan berbahaya, jadi kami ingin masuk ke SMA-SMA Negeri untuk ikut menyebarkan Islam yang rahmatan lilalamin, sekaligus menjadi bagian dari semua elemen yang berjuang demi keutuhan NKRI," tegasnya.
Minimnya pengetahuan tentang agama, lanjut Farhan, menjadi dasar mudahnya paham radikal masuk ke kalangan pelajar di sekolah. Untuk itu, IPNU merasa terpanggil untuk ikut melawan gerakan-gerakan yang dapat merongrong kedaulatan NKRI ini.
"Kami menghadap Pak Gubernur untuk meminta arahan agar program yang kami lakukan ini dapat berjalan sukses," katanya.
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menyambut baik program yang dilakukan oleh IPNU Jateng itu.
"Menurut saya, ide ini menarik dan memang sangat dibutuhkan saat ini. Dimana gerakan radikalisme begitu masiv dan sudah banyak meracuni generasi muda kita," kata Ganjar.
Pemerintah, ujar Ganjar, tidak akan mungkin dapat berjalan sendiri untuk memberangus gerakan anti NKRI tersebut. Untuk itu, dibutuhkan peran dari seluruh elemen masyarakat seperti IPNU dalam membantu pemerintah.
"Apalagi, ini IPNU yang tentunya memiliki pemahaman agama yang baik. Saya bersyukur dan sangat mendukung program ini. Silakan dilakukan untuk menyebarkan kebaikan kepada masyarakat," tambahnya.
Tak lupa, Ganjar juga berpesan kepada pengurus IPNU untuk memanfaatkan kemajuan teknologi dalam upaya gerakan deradikalisasi. Penggunaan medsos, lanjut dia, sangat penting karena banyak sekali informasi hoaks, ujaran kebencian bahkan radikalisme yang disebarkan melalui media sosial.
"IPNU harus aktif menggunakan medsos (media sosial) untuk berdakwah dan meng-counter paham-paham radikal yang marak di media sosial. Jangan takut di-bully, karena itu resikonya. Anggap saja bully-mu adalah semangatku," pungkasnya.
(Bowo/Puji/Humas Jateng)
Berita Terbaru