Follow Us :              

Kecerdasan Pemuda Kampung Besek Diadu dengan 60 Negara di Rusia

  24 July 2019  |   09:00:00  |   dibaca : 923 
Kategori :
Bagikan :


Kecerdasan Pemuda Kampung Besek Diadu dengan 60 Negara di Rusia

24 July 2019 | 09:00:00 | dibaca : 923
Kategori :
Bagikan :

Foto : Slam (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Slam (Humas Jateng)

KAB. PURWOREJO - Hanya sebagai anak seorang pekerja serabutan, menginjakkan kaki di Rusia tidak pernah muncul di benaknya. Toh tak banyak pengetahuannya tentang Negara Beruang Putih itu, apalagi pemikiran sederet tokohnya semacam Karl Marx, Lenin, Anton Chekov, Gorbachev sampai Vladimir Putin. Tapi pasca upacara bendera Hari Kemerdekaan Indonesia nanti, Slamet, pemuda kampung asal Purworejo bakal mewakili Indonesia, bertanding adu ketangkasan dengan pemuda-pemuda dari seluruh penjuru dunia di sana. 

Nama lengkapnya Slamet Sarwo Edi. Berasal dari desa sentra besek, kotak nasi dari anyaman bambu, Mayungsari Kecamatan Bener Kabupaten Purworejo. Anak pertama dari pasangan Muhali Naruh dan Waliyah. Dia menamatkan pendidikan menengahnya di SMKN 1 Purworejo pada 2018 silam. Meski hidup di antara sawah dan tegalan, dia berhasil menjadi jawara Lomba Kompetensi Siswa (LKS) 2018 se Indonesia. Bahkan berkat kecemerlangan otaknya, PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) menariknya sebagai karyawan. 

Tidak sampai di situ, Slamet bahkan ditunjuk secara khusus mewakili Indonesia setelah mengalahkan kompetitor dari beberapa daerah untuk bertanding pada Team World Skill Competition (WSC) di Kazan Rusia 2019 Bidang Prototipe Modelling, 22 - 27 Agustus mendatang. 

"Slamet bakal bertanding bersama 1.600 pemuda dari 60 negara. Ada empat cabang perlombaan, yakni kuliner, fashion, teknologi dan pengelasan," kata Section Head Skill Competition and Certification Toyota Learning Centre PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Agung Satriawan.

Ya, Slamet bakal bertading secara tim. Dia berperan sebagai "eksekutor" konsep rancangan Tim Toyota, yang telah ditunjuk Kementerian Pendidikan Nasional. Persiapan telah dilakukan sejak satu tahun silam pasca kelulusan tahun ajar 2017/2018. Slamet diboyong ke Jakarta untuk mendapat pelatihan intensif di Toyota Learning Centre. Karena bakal bertanding di bidang prototipe, Slamet digembleng membuat prototipe berbasis CNC Milling, printer 3 dimensi dan peralatan manual.

"Slamet bakal membuat prototipe las bawah laut dalam waktu 22 jam," katanya. 

Melihat perkembangan Slamet dalam satu tahun di training center, raihan medali emas menurut Agung bukanlah hal mustahil bagi Slamet. Bukan asal melambungkan harapan, Agung telah jadi pendamping lebih dari 10 tahun untuk ajang dua tahunan ini. Terlebih dalam tim tersebut juga terdapat peraih medali perak pada ajang serupa tahun 2013 silam. 

"Sejak saat itu, Indonesia tidak pernah keluar dari tiga besar. Bahkan dengan kontingen dari negara-negara Eropa, kita masih jauh lebih baik," katanya. 

Untuk segi kecerdasan dan kecermatan, Slamet memang tidak bisa dipandang sebelah mata. Rasa-rasanya SMKN 1 Purworejo benar-benar jadi kawah condrodimuko bagi perkembangan otaknya. Namun yang masih jadi PR Slamet adalah segi mentalnya. Budiyanto, Kepala SMKN 1 Purworejo pun mengakui itu. Namun dia tidak mau melepas alumninya begitu saja. Bimbingan tetap diberikan pihak sekolah yang saat ini di bawah kelola langsung Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. 

"Kami akan membantu untuk itu, Slamet harus membuktikan meski orang kampung mampu berprestasi di tingkat internasional. Apalagi saat ini Slamet sedang latihan di bengkel sekolah," katanya. 

Cara tersebut memang jadi pilihan Budiyanto. Karena dalam mandat yang dia terima dari Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, semua fasilitas sekolah harus dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk pengembangan kemampuan siswa. 

Selama satu bulan sampai 7 Juli kemarin Slamet memang tengah pulang kampung, kembali mengakrabi alat dan mesin-mesin di bengkel sekolahnya. Momen tersebut sekaligus dia manfaatkan untuk intens minta berkah dari Ibunda dan ayahandanya. Karena bagi Slamet, energi ya g ditularkan orangtua tiada bandingnya. 

"Sebelum berangkat pada 17 Agustus, saya akan eksebisi di beberapa tempat. Saya minta doa dan dukungannya. Semoga bisa membawa emas ke Indonesia, ke Jawa Tengah, ke kampung halaman," kata Slamet.


Bagikan :

KAB. PURWOREJO - Hanya sebagai anak seorang pekerja serabutan, menginjakkan kaki di Rusia tidak pernah muncul di benaknya. Toh tak banyak pengetahuannya tentang Negara Beruang Putih itu, apalagi pemikiran sederet tokohnya semacam Karl Marx, Lenin, Anton Chekov, Gorbachev sampai Vladimir Putin. Tapi pasca upacara bendera Hari Kemerdekaan Indonesia nanti, Slamet, pemuda kampung asal Purworejo bakal mewakili Indonesia, bertanding adu ketangkasan dengan pemuda-pemuda dari seluruh penjuru dunia di sana. 

Nama lengkapnya Slamet Sarwo Edi. Berasal dari desa sentra besek, kotak nasi dari anyaman bambu, Mayungsari Kecamatan Bener Kabupaten Purworejo. Anak pertama dari pasangan Muhali Naruh dan Waliyah. Dia menamatkan pendidikan menengahnya di SMKN 1 Purworejo pada 2018 silam. Meski hidup di antara sawah dan tegalan, dia berhasil menjadi jawara Lomba Kompetensi Siswa (LKS) 2018 se Indonesia. Bahkan berkat kecemerlangan otaknya, PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) menariknya sebagai karyawan. 

Tidak sampai di situ, Slamet bahkan ditunjuk secara khusus mewakili Indonesia setelah mengalahkan kompetitor dari beberapa daerah untuk bertanding pada Team World Skill Competition (WSC) di Kazan Rusia 2019 Bidang Prototipe Modelling, 22 - 27 Agustus mendatang. 

"Slamet bakal bertanding bersama 1.600 pemuda dari 60 negara. Ada empat cabang perlombaan, yakni kuliner, fashion, teknologi dan pengelasan," kata Section Head Skill Competition and Certification Toyota Learning Centre PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Agung Satriawan.

Ya, Slamet bakal bertading secara tim. Dia berperan sebagai "eksekutor" konsep rancangan Tim Toyota, yang telah ditunjuk Kementerian Pendidikan Nasional. Persiapan telah dilakukan sejak satu tahun silam pasca kelulusan tahun ajar 2017/2018. Slamet diboyong ke Jakarta untuk mendapat pelatihan intensif di Toyota Learning Centre. Karena bakal bertanding di bidang prototipe, Slamet digembleng membuat prototipe berbasis CNC Milling, printer 3 dimensi dan peralatan manual.

"Slamet bakal membuat prototipe las bawah laut dalam waktu 22 jam," katanya. 

Melihat perkembangan Slamet dalam satu tahun di training center, raihan medali emas menurut Agung bukanlah hal mustahil bagi Slamet. Bukan asal melambungkan harapan, Agung telah jadi pendamping lebih dari 10 tahun untuk ajang dua tahunan ini. Terlebih dalam tim tersebut juga terdapat peraih medali perak pada ajang serupa tahun 2013 silam. 

"Sejak saat itu, Indonesia tidak pernah keluar dari tiga besar. Bahkan dengan kontingen dari negara-negara Eropa, kita masih jauh lebih baik," katanya. 

Untuk segi kecerdasan dan kecermatan, Slamet memang tidak bisa dipandang sebelah mata. Rasa-rasanya SMKN 1 Purworejo benar-benar jadi kawah condrodimuko bagi perkembangan otaknya. Namun yang masih jadi PR Slamet adalah segi mentalnya. Budiyanto, Kepala SMKN 1 Purworejo pun mengakui itu. Namun dia tidak mau melepas alumninya begitu saja. Bimbingan tetap diberikan pihak sekolah yang saat ini di bawah kelola langsung Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. 

"Kami akan membantu untuk itu, Slamet harus membuktikan meski orang kampung mampu berprestasi di tingkat internasional. Apalagi saat ini Slamet sedang latihan di bengkel sekolah," katanya. 

Cara tersebut memang jadi pilihan Budiyanto. Karena dalam mandat yang dia terima dari Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, semua fasilitas sekolah harus dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk pengembangan kemampuan siswa. 

Selama satu bulan sampai 7 Juli kemarin Slamet memang tengah pulang kampung, kembali mengakrabi alat dan mesin-mesin di bengkel sekolahnya. Momen tersebut sekaligus dia manfaatkan untuk intens minta berkah dari Ibunda dan ayahandanya. Karena bagi Slamet, energi ya g ditularkan orangtua tiada bandingnya. 

"Sebelum berangkat pada 17 Agustus, saya akan eksebisi di beberapa tempat. Saya minta doa dan dukungannya. Semoga bisa membawa emas ke Indonesia, ke Jawa Tengah, ke kampung halaman," kata Slamet.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu