Follow Us :              

Ganjar : Penyebab Kebakaran Sumbing Belum Ditemukan

  13 August 2019  |   09:30:00  |   dibaca : 434 
Kategori :
Bagikan :


Ganjar : Penyebab Kebakaran Sumbing Belum Ditemukan

13 August 2019 | 09:30:00 | dibaca : 434
Kategori :
Bagikan :

Foto : Vivi (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Vivi (Humas Jateng)

SEMARANG - Kawasan lahan hutan seluas 42 hektar milik Perhutani di lereng Gunung Sumbing, Desa Banyumudal, Kecamatan Sapuran, Kabupaten Wonosobo terbakar pada Minggu (11/8/2019). Seluruh jalur pendakian baik dari arah Wonosobo, maupun Kabupaten Magelang pun ditutup sampai batas waktu yang belum ditentukan. 

Gubernur Jateng Ganjar Pranowo pun sudah meminta kepada LMDH, TNI, Polri maupun warga untuk memantau terus menerus kondisi lahan yang terbakar maupun yang tidak. Selain itu, ia juga meminta agar mengantisipasi kebakaran dengan menyadarkan masyarakat untuk tidak membuka lahan dengan cara membakar.

"Para pendaki juga kita minta untuk menyiram sisa bakar-bakaran dengan air maupun membuang puntung rokok sembarangan pada musim kemarau ini di lahan yang mudah terbakar. Soal penyebabnya belum kita temukan," katanya di Puri Gedeh. 

Ganjar juga menegaskan, pemadaman titik api di Gunung Sumbing dapat dilakukan dengan teknologi yang ada bersama Basarnas, TNI dan Polri. 

Untuk diketahui, saat kebakaran lahan Perhutani itu, angin bertiup cukup kencang. Api yang awalnya berada di lereng hutan Desa Banyumudal Kecamatan Sapuran, merembet ke wilayah Bowongso Wonosobo dan wilayah Kajoran dan Kaliangkrik Kabupaten Magelang. 

Gunung Sumbing yang memiliki ketinggian sekitar 3.371 mdpl itu merupakan gunung tertinggi di Pulau Jawa setelah Gunung Semeru dan Gunung Slamet.


Bagikan :

SEMARANG - Kawasan lahan hutan seluas 42 hektar milik Perhutani di lereng Gunung Sumbing, Desa Banyumudal, Kecamatan Sapuran, Kabupaten Wonosobo terbakar pada Minggu (11/8/2019). Seluruh jalur pendakian baik dari arah Wonosobo, maupun Kabupaten Magelang pun ditutup sampai batas waktu yang belum ditentukan. 

Gubernur Jateng Ganjar Pranowo pun sudah meminta kepada LMDH, TNI, Polri maupun warga untuk memantau terus menerus kondisi lahan yang terbakar maupun yang tidak. Selain itu, ia juga meminta agar mengantisipasi kebakaran dengan menyadarkan masyarakat untuk tidak membuka lahan dengan cara membakar.

"Para pendaki juga kita minta untuk menyiram sisa bakar-bakaran dengan air maupun membuang puntung rokok sembarangan pada musim kemarau ini di lahan yang mudah terbakar. Soal penyebabnya belum kita temukan," katanya di Puri Gedeh. 

Ganjar juga menegaskan, pemadaman titik api di Gunung Sumbing dapat dilakukan dengan teknologi yang ada bersama Basarnas, TNI dan Polri. 

Untuk diketahui, saat kebakaran lahan Perhutani itu, angin bertiup cukup kencang. Api yang awalnya berada di lereng hutan Desa Banyumudal Kecamatan Sapuran, merembet ke wilayah Bowongso Wonosobo dan wilayah Kajoran dan Kaliangkrik Kabupaten Magelang. 

Gunung Sumbing yang memiliki ketinggian sekitar 3.371 mdpl itu merupakan gunung tertinggi di Pulau Jawa setelah Gunung Semeru dan Gunung Slamet.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu