Follow Us :              

Pastikan Hak Pendidikan Anak Terpenuhi, Pemprov Jateng Anggarkan Beasiswa Hingga Miliaran Rupiah 

  28 June 2025  |   09:00:00  |   dibaca : 14 
Kategori :
Bagikan :


Pastikan Hak Pendidikan Anak Terpenuhi, Pemprov Jateng Anggarkan Beasiswa Hingga Miliaran Rupiah 

28 June 2025 | 09:00:00 | dibaca : 14
Kategori :
Bagikan :

Foto : Fajar (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Fajar (Humas Jateng)

SUKOHARJO – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah memberikan beasiswa kepada ribuan anak dari keluarga miskin di wilayahnya, untuk memastikan mereka mendapatkan hak pendidikannya.

Gubernur Jawa Tengah, Komjen Pol (P) Drs. Ahmad Luthfi, S.H., S.St.M.K., menyampaikan bahwa pendidikan adalah kunci utama dalam menuntaskan kemiskinan.

“Di Jawa Tengah, tingkat kemiskinan masih 9,58 persen, tetapi identitas masyarakat bukan hanya sandang, pangan, papan. Yang paling pokok adalah pendidikan,” ucapnya dalam acara Pelepasan Angkatan V Sekolah Unggulan CT Arsa Foundation Sukoharjo pada Sabtu, 28 Juni 2025.

Pada tahun ini, Pemprov Jateng telah memberikan beasiswa kepada 1.100 anak putus sekolah atau rentan putus sekolah di SMA, SMK, dan SLB. Rincian penerimanya, ada sebanyak 200 anak SMA, 893 anak SMK, dan 7 anak di sekolah luar biasa (SLB). Total anggaran beasiswa itu mencapai Rp2,2 miliar, dengan catatan setiap anak mendapatkan pembiayaan sebesar Rp2 juta. 

Selain itu, beasiswa juga diberikan kepada 15.000 siswa dari keluarga miskin. Rinciannya, ada 6.000 siswa SMA, 7.000 siswa SMK, dan 2.000 siswa SLB dengan total anggaran mencapai Rp15 miliar.

Gubernur mengatakan, pemberian beasiswa ini menjadi bagian dari upaya penuntasan kemiskinan yang tidak hanya berfokus pada pembangunan infrastruktur, tetapi juga penguatan kualitas sumber daya manusia.

Guna mendukung hal tersebut, pihaknya juga telah memberikan arahan langsung kepada kepala daerah di wilayahnya, untuk turut serta mendukung upaya peningkatan pendidikan di daerahnya masing-masing.

“Kita buat direktif kepada seluruh jajaran bupati dan wali kota, untuk ikut serta mendukung program ini, karena jika pendidikan anak-anak kita terjamin, maka secara tidak langsung pengangguran terbuka bisa ditekan,” jelasnya.

Gubernur menyampaikan, pendidikan yang layak akan membuka peluang kerja dan mengurangi beban sosial ekonomi di masa depan.

“Begitu seseorang punya pendidikan yang memadai, maka dia memiliki bekal keterampilan dan kesempatan kerja yang lebih baik. Ini adalah kunci menekan kemiskinan secara berkelanjutan,” ucapnya.

Maka dari itu, dalam pelepasan 101 siswa lulusan SMA Unggulan CT Arsa Foundation Sukoharjo itu, Gubernur mengajak para siswa untuk tidak takut bermimpi. 

Sebagai informasi, SMA Unggulan CT Arsa Foundation Sukoharjo merupakan sekolah yang memberikan pendidikan gratis bagi anak-anak dari keluarga miskin yang berpotensi di Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), dan Madiun Raya.

“Saya anak petani, dulu telur satu dibagi enam, tetapi saya bisa jadi gubernur. Kalian pasti bisa lebih dari saya,” ucap Gubernur. 

Walaupun para siswa berasal dari keluarga kurang mampu, semangat mereka tak pernah surut dalam mengenyam pendidikan. Hal ini dibuktikan dengan capaian luar biasa para siswa setelah lulus dari SMA Unggulan itu, dari total 101 siswa, sebanyak 85 siswa diterima di perguruan tinggi negeri terbaik, 7 siswa di perguruan tinggi luar negeri, 7 siswa di perguruan tinggi swasta ternama, dan 2 siswa di politeknik.

“Ini adalah bentuk nyata kolaborasi antara pemerintah provinsi, pemerintah daerah, dan masyarakat. Kita berupaya memangkas kemiskinan dari sektor pendidikan,” ujar Gubernur.

Ia menekankan tidak semua orang mampu mengubah garis kemiskinan. Akan tetapi, dengan adanya pembiayaan dan pemberian beasiswa, anak-anak dari keluarga prasejahtera kini bisa mengakses pendidikan bermutu dan menunjukkan prestasinya.

Salah satu siswa dari Purworejo, Esa, merupakan anak tunggal dari ibu single parent, yang sudah diterima di Institut Pertanian Bogor (IPB) jurusan Proteksi Tanaman.

“Sekarang sedang proses daftar KIP (Kartu Indonesia Pintar), biar bisa lanjut kuliah dengan beasiswa,” katanya.

Sementara itu, Daffa Aziz Firmansyah dari Cilacap, paling mencuri perhatian. Daffa yang orang tuanya bermata pencaharian sebagai petani itu, diterima di 14 kampus luar negeri, termasuk University of Sydney, Monash University, dan Nanyang Technological University (NTU).

Suwarti, ibu dari Daffa, hanya bisa bersyukur. Dengan latar belakang sebagai seorang petani, ia tak pernah menyangka anaknya bisa terus melanjutkan pendidikan, bahkan diterima di perguruan tinggi bergengsi di luar negeri.

Pada kesempatan itu, Ketua CT Arsa Foundation, Anita Ratnasari Tanjung, menyebut, SMA Unggulan ini lahir dari semangat untuk memutus rantai kemiskinan.

“Cikal bakal kami dari tsunami. Kami menyekolahkan anak-anak Aceh dan Medan. Tahun 2010 kami mulai dirikan sekolah. Sekarang, sudah ada 147 sekolah dan masjid yang berdiri. 

Ia juga mengungkapkan, CT Arsa saat ini ditunjuk sebagai percontohan program sekolah rakyat, yang menjadi program dari pemerintah pusat.


Bagikan :

SUKOHARJO – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah memberikan beasiswa kepada ribuan anak dari keluarga miskin di wilayahnya, untuk memastikan mereka mendapatkan hak pendidikannya.

Gubernur Jawa Tengah, Komjen Pol (P) Drs. Ahmad Luthfi, S.H., S.St.M.K., menyampaikan bahwa pendidikan adalah kunci utama dalam menuntaskan kemiskinan.

“Di Jawa Tengah, tingkat kemiskinan masih 9,58 persen, tetapi identitas masyarakat bukan hanya sandang, pangan, papan. Yang paling pokok adalah pendidikan,” ucapnya dalam acara Pelepasan Angkatan V Sekolah Unggulan CT Arsa Foundation Sukoharjo pada Sabtu, 28 Juni 2025.

Pada tahun ini, Pemprov Jateng telah memberikan beasiswa kepada 1.100 anak putus sekolah atau rentan putus sekolah di SMA, SMK, dan SLB. Rincian penerimanya, ada sebanyak 200 anak SMA, 893 anak SMK, dan 7 anak di sekolah luar biasa (SLB). Total anggaran beasiswa itu mencapai Rp2,2 miliar, dengan catatan setiap anak mendapatkan pembiayaan sebesar Rp2 juta. 

Selain itu, beasiswa juga diberikan kepada 15.000 siswa dari keluarga miskin. Rinciannya, ada 6.000 siswa SMA, 7.000 siswa SMK, dan 2.000 siswa SLB dengan total anggaran mencapai Rp15 miliar.

Gubernur mengatakan, pemberian beasiswa ini menjadi bagian dari upaya penuntasan kemiskinan yang tidak hanya berfokus pada pembangunan infrastruktur, tetapi juga penguatan kualitas sumber daya manusia.

Guna mendukung hal tersebut, pihaknya juga telah memberikan arahan langsung kepada kepala daerah di wilayahnya, untuk turut serta mendukung upaya peningkatan pendidikan di daerahnya masing-masing.

“Kita buat direktif kepada seluruh jajaran bupati dan wali kota, untuk ikut serta mendukung program ini, karena jika pendidikan anak-anak kita terjamin, maka secara tidak langsung pengangguran terbuka bisa ditekan,” jelasnya.

Gubernur menyampaikan, pendidikan yang layak akan membuka peluang kerja dan mengurangi beban sosial ekonomi di masa depan.

“Begitu seseorang punya pendidikan yang memadai, maka dia memiliki bekal keterampilan dan kesempatan kerja yang lebih baik. Ini adalah kunci menekan kemiskinan secara berkelanjutan,” ucapnya.

Maka dari itu, dalam pelepasan 101 siswa lulusan SMA Unggulan CT Arsa Foundation Sukoharjo itu, Gubernur mengajak para siswa untuk tidak takut bermimpi. 

Sebagai informasi, SMA Unggulan CT Arsa Foundation Sukoharjo merupakan sekolah yang memberikan pendidikan gratis bagi anak-anak dari keluarga miskin yang berpotensi di Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), dan Madiun Raya.

“Saya anak petani, dulu telur satu dibagi enam, tetapi saya bisa jadi gubernur. Kalian pasti bisa lebih dari saya,” ucap Gubernur. 

Walaupun para siswa berasal dari keluarga kurang mampu, semangat mereka tak pernah surut dalam mengenyam pendidikan. Hal ini dibuktikan dengan capaian luar biasa para siswa setelah lulus dari SMA Unggulan itu, dari total 101 siswa, sebanyak 85 siswa diterima di perguruan tinggi negeri terbaik, 7 siswa di perguruan tinggi luar negeri, 7 siswa di perguruan tinggi swasta ternama, dan 2 siswa di politeknik.

“Ini adalah bentuk nyata kolaborasi antara pemerintah provinsi, pemerintah daerah, dan masyarakat. Kita berupaya memangkas kemiskinan dari sektor pendidikan,” ujar Gubernur.

Ia menekankan tidak semua orang mampu mengubah garis kemiskinan. Akan tetapi, dengan adanya pembiayaan dan pemberian beasiswa, anak-anak dari keluarga prasejahtera kini bisa mengakses pendidikan bermutu dan menunjukkan prestasinya.

Salah satu siswa dari Purworejo, Esa, merupakan anak tunggal dari ibu single parent, yang sudah diterima di Institut Pertanian Bogor (IPB) jurusan Proteksi Tanaman.

“Sekarang sedang proses daftar KIP (Kartu Indonesia Pintar), biar bisa lanjut kuliah dengan beasiswa,” katanya.

Sementara itu, Daffa Aziz Firmansyah dari Cilacap, paling mencuri perhatian. Daffa yang orang tuanya bermata pencaharian sebagai petani itu, diterima di 14 kampus luar negeri, termasuk University of Sydney, Monash University, dan Nanyang Technological University (NTU).

Suwarti, ibu dari Daffa, hanya bisa bersyukur. Dengan latar belakang sebagai seorang petani, ia tak pernah menyangka anaknya bisa terus melanjutkan pendidikan, bahkan diterima di perguruan tinggi bergengsi di luar negeri.

Pada kesempatan itu, Ketua CT Arsa Foundation, Anita Ratnasari Tanjung, menyebut, SMA Unggulan ini lahir dari semangat untuk memutus rantai kemiskinan.

“Cikal bakal kami dari tsunami. Kami menyekolahkan anak-anak Aceh dan Medan. Tahun 2010 kami mulai dirikan sekolah. Sekarang, sudah ada 147 sekolah dan masjid yang berdiri. 

Ia juga mengungkapkan, CT Arsa saat ini ditunjuk sebagai percontohan program sekolah rakyat, yang menjadi program dari pemerintah pusat.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu