Follow Us :              

Sekda: Data Tidak Valid Hasilkan Kebijakan Asal-asalan

  13 August 2019  |   08:00:00  |   dibaca : 827 
Kategori :
Bagikan :


Sekda: Data Tidak Valid Hasilkan Kebijakan Asal-asalan

13 August 2019 | 08:00:00 | dibaca : 827
Kategori :
Bagikan :

Foto : Ebron (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Ebron (Humas Jateng)

SEMARANG - Data merupakan hal penting atau unsur utama untuk menentukan tingkat kualitas kebijakan. Karenanya, pengelolaan data tidak boleh sembarangan atau asal-asalan tetapi harus valid, up to date, dan bisa dipertanggungjawabkan.

Pernyataan itu disampaikan Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Sri Puryono KS saat memberi sambutan sekaligus membuka Workshop Hasil Pengolahan Data Survei Perusahaan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah di Hotel Setos Semarang, Selasa (12/8/2019).

"Data diibaratkan sebagai fondasi suatu bangunan, sedangkan rumah adalah kebijakannya, dan di sela-sela antara data dan kebijakan itu ada informasi. Sehingga rumah yang baik itu akan melindungi penghuninya dari hantaman-hantaman bencana, fungsi fondasi supaya tidak mudah roboh, sehingga fondasi yang kita bangun bukan yang asal-asalan," ujar Sekda.

Sekda menyebutkan, baik di perkebunan besar, perkebunan rakyat, BUMN, maupun BUMD harus benar-benar paham mengelola data dengan baik. Berbagai data, termasuk data pangan untuk mendesain kerangka kebijakan pembangunan ketahanan pangan, dalam penyusunan perencanaannya harus akurat dan tepat waktu sebagai dasar penetapan target dan sasaran yang akan dicapai.

"Saya termasuk orang yang tidak mudah percaya dengan informasi yang tidak didukung oleh data. Kalau kita laporkan, baik secara lisan maupun tertulis harus ada data yang akurat dan bisa dipertanggungjawabkan. Itu sangat penting karena beda data akan beda cerita dan beda keputusan," bebernya.

Workshop bertema “Menuju Satu Data Perkebunan” dengan sub tema “Sinergi Antar Stakeholder Merupakan Energi Menuju Satu Data Perkebunan” tersebut, mantan Kepala Dinas Kehutanan Jawa Tengah itu berharap, kegiatan yang dihadiri tujuh perusahaan perkebunan dan 19 BPS dari berbagai kabupaten di Jateng, dapat mendorong peran serta perusahaan perkebunan dalam memberikan data yang objektif, valid, up to date dan secara berkesinambungan.

"Dalam upaya mendukung Sistem Statistik Nasional, BPS telah melakukan berbagai upaya untuk memperbaiki pengumpulan data. Salah satunya dalam pengumpulan data perusahaan perkebunan dilakukan workshop yang bertujuan mendapatkan saran, masukan, dan dukungan dari semua stakeholder dan pengguna data," jelasnya.

Dalam kesempatan tersebut juga dilakukan penyerahan piagam Award Responden Perkebunan Terbaik oleh sekda Jateng kepada tiga responden perusahaan perkebunan terbaik. Yakni terbaik pertama PT Pagilaran Banjarnegara, PT Perkebunan Nusantara IX Banyumas, dan PT Kebun Agung (PG Trangkil) Kabupaten Pati.

Sementara itu Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah, Sentot Bangun Widoyono menyebutkan beberapa manfaat data perkebunan. Di antaranya menghasilkan data publikasi statistik perkebunan, support data indikator ekonomi, indikator pertanian, support data statistik Indobrsia, serta dukungan data organisasi atau asosiasi internasional maupun lembaga dan asosiasi.

"Pengumpulan data perkebunan dilakukan kerjasama antara  BPS dengan Kementerian Pertanian. BPS bertanggungjawab melakukan pengumpulan data untuk perusahaan perkebunan besar. Sedangkan perkebunan rakyat dilakukan oleh Ditjen Perkebunan, Kementerian Perkebunan," terangnya.

Untuk mendukung data perkebunan rakyat, BPS juga melakukan survei rumah tangga komoditas strategis perkebunan, diantaranya komoditas cokelat dan tebu. Sementara penyajian statistik perkebunan meliputi luas, produksi, ekspor dan impor komoditas perkebunan strategis pada tingkat provinsi dengan periode data bulanan dan tahunan.

 

Baca juga : Survei Pertanian Kini Manfaatkan Teknologi Informasi


Bagikan :

SEMARANG - Data merupakan hal penting atau unsur utama untuk menentukan tingkat kualitas kebijakan. Karenanya, pengelolaan data tidak boleh sembarangan atau asal-asalan tetapi harus valid, up to date, dan bisa dipertanggungjawabkan.

Pernyataan itu disampaikan Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Sri Puryono KS saat memberi sambutan sekaligus membuka Workshop Hasil Pengolahan Data Survei Perusahaan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah di Hotel Setos Semarang, Selasa (12/8/2019).

"Data diibaratkan sebagai fondasi suatu bangunan, sedangkan rumah adalah kebijakannya, dan di sela-sela antara data dan kebijakan itu ada informasi. Sehingga rumah yang baik itu akan melindungi penghuninya dari hantaman-hantaman bencana, fungsi fondasi supaya tidak mudah roboh, sehingga fondasi yang kita bangun bukan yang asal-asalan," ujar Sekda.

Sekda menyebutkan, baik di perkebunan besar, perkebunan rakyat, BUMN, maupun BUMD harus benar-benar paham mengelola data dengan baik. Berbagai data, termasuk data pangan untuk mendesain kerangka kebijakan pembangunan ketahanan pangan, dalam penyusunan perencanaannya harus akurat dan tepat waktu sebagai dasar penetapan target dan sasaran yang akan dicapai.

"Saya termasuk orang yang tidak mudah percaya dengan informasi yang tidak didukung oleh data. Kalau kita laporkan, baik secara lisan maupun tertulis harus ada data yang akurat dan bisa dipertanggungjawabkan. Itu sangat penting karena beda data akan beda cerita dan beda keputusan," bebernya.

Workshop bertema “Menuju Satu Data Perkebunan” dengan sub tema “Sinergi Antar Stakeholder Merupakan Energi Menuju Satu Data Perkebunan” tersebut, mantan Kepala Dinas Kehutanan Jawa Tengah itu berharap, kegiatan yang dihadiri tujuh perusahaan perkebunan dan 19 BPS dari berbagai kabupaten di Jateng, dapat mendorong peran serta perusahaan perkebunan dalam memberikan data yang objektif, valid, up to date dan secara berkesinambungan.

"Dalam upaya mendukung Sistem Statistik Nasional, BPS telah melakukan berbagai upaya untuk memperbaiki pengumpulan data. Salah satunya dalam pengumpulan data perusahaan perkebunan dilakukan workshop yang bertujuan mendapatkan saran, masukan, dan dukungan dari semua stakeholder dan pengguna data," jelasnya.

Dalam kesempatan tersebut juga dilakukan penyerahan piagam Award Responden Perkebunan Terbaik oleh sekda Jateng kepada tiga responden perusahaan perkebunan terbaik. Yakni terbaik pertama PT Pagilaran Banjarnegara, PT Perkebunan Nusantara IX Banyumas, dan PT Kebun Agung (PG Trangkil) Kabupaten Pati.

Sementara itu Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah, Sentot Bangun Widoyono menyebutkan beberapa manfaat data perkebunan. Di antaranya menghasilkan data publikasi statistik perkebunan, support data indikator ekonomi, indikator pertanian, support data statistik Indobrsia, serta dukungan data organisasi atau asosiasi internasional maupun lembaga dan asosiasi.

"Pengumpulan data perkebunan dilakukan kerjasama antara  BPS dengan Kementerian Pertanian. BPS bertanggungjawab melakukan pengumpulan data untuk perusahaan perkebunan besar. Sedangkan perkebunan rakyat dilakukan oleh Ditjen Perkebunan, Kementerian Perkebunan," terangnya.

Untuk mendukung data perkebunan rakyat, BPS juga melakukan survei rumah tangga komoditas strategis perkebunan, diantaranya komoditas cokelat dan tebu. Sementara penyajian statistik perkebunan meliputi luas, produksi, ekspor dan impor komoditas perkebunan strategis pada tingkat provinsi dengan periode data bulanan dan tahunan.

 

Baca juga : Survei Pertanian Kini Manfaatkan Teknologi Informasi


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu