Foto : Fajar (Humas Jateng)
Foto : Fajar (Humas Jateng)
BLORA - Kehadiran Gubernur Jateng Ganjar Pranowo dalam Jambore Daerah XV sekaligus Hari Pramuka ke-58 di Bumi Perkemahan Mustik atau bekas lapangan golf Blora menjadi ajang curhat atau keluhan para guru yang juga menjadi peserta kegiatan.
Seperti Trimo, guru Bahasa Jawa yang mengeluhkan berkurangnya pelajaran Bahasa Jawa di sekolah-sekolah. Tri Wahono, juga mengeluhkan berkurangnya jumlah guru Agama Hindu karena banyak yang memasuki purna tugas, atau pensiun.
"Bahasa Jawa sebenarnya sangat penting sebagai budaya yang harus dipertahankan. Tolong Pak Ganjar, pelajaran bahasa Jawa ditambahkan," kata Trimo.
"Tolong Pak Ganjar mengusulkan penambahan guru Agama Hindu. Yang pensiun sudah banyak, belum ada penambahan," kata Tri Wahono.
Pertanyaan itu diberikan usai Ganjar memberikan paparan Kursus Orientasi Kepramukaan bagi Majels pembimbing daerah dan pengurus kwartir daerah Jateng 2018-2023. Ganjar pun memberikan kesempatan kepada peserta untuk bertanya, akan tetapi pertanyaannya justru curhat soal aktifitas mereka. Ganjar pun tetap menjawabnya.
"Saya sedang mengkampanyekan jangan menjadikan sekolah sebagai penindas, sekolah harus membebaskan. Bisa ga ya semua permasalahan menjadi tanggungjawab gubernur. Guru agama kan dibawah kemenag dan bahasa Jawa dibawah kemendikud dan keduanya jelas beda nasibnya. Biar saya bisa mengatur, bolehkah Kakanwil Kemenag, yang melantik gubernur agar ada pengaturan terencana, tetapi kan tidak bisa," papar Ganjar.
Soal bahasa Jawa, sebenarnya, pihaknya sudah menambah dengan mewajibkan mengunakan bahasa Jawa setiap Kamis di seluruh instansi. Harapannya, bahasa Jawa tetap lestari dan berkesinambungan hingga tua nanti dan diteruskan kepada generasi.
Kepada para pembina pramuka, Ganjar berpesan agar pramuka selalu memperbaharui diri, seperti yang disampaikan Presiden RI pertama, Ir Sukarno. Pramuka pun harus dipaksa untuk memperbarui diri sesuai dengan dasa dharma. Karena nilai karakter ada didalamnya.
"Dasa dharma itu kesempurnaan hidup. Tantangan yang ada harus direslpon, kepanduan yang kita harapkan, pramuka ya menjadiagen. Pandu itu konsep leadership atau kepemimpinan," tandasnya.
Kapusdiklatnas Prof Dr Suyatno MPd yang hadir memenuhi undangan Kwarda Jateng mengajak para Mabincab untuk memadupadankan tujuan pramuka dalam membentuk karakter, kebangsaan dan kecakapan hidup.
"Karakter itu nomer satu, pintar nomer dua. Pramuka harus gas pol," ujarnya.
Dalam sambutannya, Ketua Kwarda Jateng Atikoh Ganjar Pranowo mengatakan, selain memperingati Hari Pramuka ke 58, Jambore Kwarda diisi dengan orientasi pengetahuan, dan wawasan, karena tidak semua dari pramuka saat ini berjenjang dan tidak terputus, agar sinergi pramuka se-Jateng dapat berjalan.
"Saya tidak akan menyampaikan panjang-panjang. Karena, kalau ada suami, pidato saya tidak boleh panjang-panjang," kata Atikoh disambut tepuk tangan.
Ganjar, didampingi Atikoh, Bupati Blora Joko Nugroho, Wakil Bupati Blora Arief Rohman, dan para kepala OPD pun kemudian berkeliling melihat aktifitas peserta di tenda serta mengecek MCK dan kecukupan air.
Baca juga : Diminta Maju, Inilah Tugas dari Ganjar Untuk Para Pramuka
BLORA - Kehadiran Gubernur Jateng Ganjar Pranowo dalam Jambore Daerah XV sekaligus Hari Pramuka ke-58 di Bumi Perkemahan Mustik atau bekas lapangan golf Blora menjadi ajang curhat atau keluhan para guru yang juga menjadi peserta kegiatan.
Seperti Trimo, guru Bahasa Jawa yang mengeluhkan berkurangnya pelajaran Bahasa Jawa di sekolah-sekolah. Tri Wahono, juga mengeluhkan berkurangnya jumlah guru Agama Hindu karena banyak yang memasuki purna tugas, atau pensiun.
"Bahasa Jawa sebenarnya sangat penting sebagai budaya yang harus dipertahankan. Tolong Pak Ganjar, pelajaran bahasa Jawa ditambahkan," kata Trimo.
"Tolong Pak Ganjar mengusulkan penambahan guru Agama Hindu. Yang pensiun sudah banyak, belum ada penambahan," kata Tri Wahono.
Pertanyaan itu diberikan usai Ganjar memberikan paparan Kursus Orientasi Kepramukaan bagi Majels pembimbing daerah dan pengurus kwartir daerah Jateng 2018-2023. Ganjar pun memberikan kesempatan kepada peserta untuk bertanya, akan tetapi pertanyaannya justru curhat soal aktifitas mereka. Ganjar pun tetap menjawabnya.
"Saya sedang mengkampanyekan jangan menjadikan sekolah sebagai penindas, sekolah harus membebaskan. Bisa ga ya semua permasalahan menjadi tanggungjawab gubernur. Guru agama kan dibawah kemenag dan bahasa Jawa dibawah kemendikud dan keduanya jelas beda nasibnya. Biar saya bisa mengatur, bolehkah Kakanwil Kemenag, yang melantik gubernur agar ada pengaturan terencana, tetapi kan tidak bisa," papar Ganjar.
Soal bahasa Jawa, sebenarnya, pihaknya sudah menambah dengan mewajibkan mengunakan bahasa Jawa setiap Kamis di seluruh instansi. Harapannya, bahasa Jawa tetap lestari dan berkesinambungan hingga tua nanti dan diteruskan kepada generasi.
Kepada para pembina pramuka, Ganjar berpesan agar pramuka selalu memperbaharui diri, seperti yang disampaikan Presiden RI pertama, Ir Sukarno. Pramuka pun harus dipaksa untuk memperbarui diri sesuai dengan dasa dharma. Karena nilai karakter ada didalamnya.
"Dasa dharma itu kesempurnaan hidup. Tantangan yang ada harus direslpon, kepanduan yang kita harapkan, pramuka ya menjadiagen. Pandu itu konsep leadership atau kepemimpinan," tandasnya.
Kapusdiklatnas Prof Dr Suyatno MPd yang hadir memenuhi undangan Kwarda Jateng mengajak para Mabincab untuk memadupadankan tujuan pramuka dalam membentuk karakter, kebangsaan dan kecakapan hidup.
"Karakter itu nomer satu, pintar nomer dua. Pramuka harus gas pol," ujarnya.
Dalam sambutannya, Ketua Kwarda Jateng Atikoh Ganjar Pranowo mengatakan, selain memperingati Hari Pramuka ke 58, Jambore Kwarda diisi dengan orientasi pengetahuan, dan wawasan, karena tidak semua dari pramuka saat ini berjenjang dan tidak terputus, agar sinergi pramuka se-Jateng dapat berjalan.
"Saya tidak akan menyampaikan panjang-panjang. Karena, kalau ada suami, pidato saya tidak boleh panjang-panjang," kata Atikoh disambut tepuk tangan.
Ganjar, didampingi Atikoh, Bupati Blora Joko Nugroho, Wakil Bupati Blora Arief Rohman, dan para kepala OPD pun kemudian berkeliling melihat aktifitas peserta di tenda serta mengecek MCK dan kecukupan air.
Baca juga : Diminta Maju, Inilah Tugas dari Ganjar Untuk Para Pramuka
Berita Terbaru