Foto : Fajar (Humas Jateng)
Foto : Fajar (Humas Jateng)
SEMARANG - Usai menjadi inspektur upacara Hari Kesaktian Pancasila di halaman kantornya, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mendadak meminta pengurus Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Jateng yang sebelumnya juga turut menjadi peserta upacara untuk berdiskusi dengannya di Gedung A Kantor Gubernur Jateng, Selasa (1/10/2019).
Sambil menikmati makanan tradisional, jajaran pengurus FKUB Jateng, Taslim Syahlan (Ketua FKUB), Imron Nawawi (Generasi Muda FKUB), Dwi Utami (Kepercayaan), Romo Agadamo Warto (Hindu), pendeta M Miritus Ekalasa Purwibawa (Kristen), pendeta Joshua Wardyaha (Kristen), Ws Liem Ping An (Konghucu), Romo Merkurius Kusuma Aji (Katolik) dan Sujaelanto (Hindu) serta FKUB generasi muda, diminta Ganjar untuk membantu meredakan suasana bangsa yang kurang kondusif.
Ganjar menyebutkan, saat ini yang bisa menyejukkan suasana di Indonesia di antaranya para tokoh agama. Para tokoh diminta Ganjar agar mengajak umat menciptakan dan menjaga agar lebih bijak menyikapi masalah.
"Saat ini kita sedang di provokasi. Kita butuh kejernihan berpikir. Karena ada upaya memecah belah terhadap bangsa yang besar ini dengan sumber daya alam yang melipah. Saya mengajak tean-temann membombardir gerakan itu melalui teknologi dengan menyebarkan kebaikan. Buatlah statemen-statemen yang sejuk," kata Ganjar.
Ganjar mengakui jika perbedaan itu indah. Akan tetapi, tidak sedikit orang yang memanfaatkan perbedaan itu untuk mendapatkan kepentingan pribadi maupun kepentingan kelompoknya. Protes, menurut Ganjar tidak dilarang, tetapi ia memita agar protes yang dilakukan mahasiswa maupun masyarakat dilakukan dengan santun.
"Ayo rembugan, aja nesunan disik. (Ayo bermusyawarah, jangan marah dulu)," tandasnya.
Ketua FKUB Jateng Taslim Syahlan mengatakan, jika FKUB sampai hari ini masih menyaksikan dinamika demokrasi yang luar biasa. Sikap kritis yang dilakukan sejumlah elemen justru disampaikan dengan cara yang tidak sesuai dengan budaya bangsa Indonesia.
"Sampaikan sikap kritis yang sesuai budaya bangsa, jangan rusuh. Teteplah komitmen menegakkan dan menjaga Indonesia dan koridor membangun bangsa. Sampaikan aspirasi dengan benar, tanpa harus ditumpangi kepentingan-kepentingan yang tidak bertanggungjawab," pesannya.
Baca juga : Ganjar, Ulama dan Tokoh Lintas Agama Doakan Perdamaian Indonesia
SEMARANG - Usai menjadi inspektur upacara Hari Kesaktian Pancasila di halaman kantornya, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mendadak meminta pengurus Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Jateng yang sebelumnya juga turut menjadi peserta upacara untuk berdiskusi dengannya di Gedung A Kantor Gubernur Jateng, Selasa (1/10/2019).
Sambil menikmati makanan tradisional, jajaran pengurus FKUB Jateng, Taslim Syahlan (Ketua FKUB), Imron Nawawi (Generasi Muda FKUB), Dwi Utami (Kepercayaan), Romo Agadamo Warto (Hindu), pendeta M Miritus Ekalasa Purwibawa (Kristen), pendeta Joshua Wardyaha (Kristen), Ws Liem Ping An (Konghucu), Romo Merkurius Kusuma Aji (Katolik) dan Sujaelanto (Hindu) serta FKUB generasi muda, diminta Ganjar untuk membantu meredakan suasana bangsa yang kurang kondusif.
Ganjar menyebutkan, saat ini yang bisa menyejukkan suasana di Indonesia di antaranya para tokoh agama. Para tokoh diminta Ganjar agar mengajak umat menciptakan dan menjaga agar lebih bijak menyikapi masalah.
"Saat ini kita sedang di provokasi. Kita butuh kejernihan berpikir. Karena ada upaya memecah belah terhadap bangsa yang besar ini dengan sumber daya alam yang melipah. Saya mengajak tean-temann membombardir gerakan itu melalui teknologi dengan menyebarkan kebaikan. Buatlah statemen-statemen yang sejuk," kata Ganjar.
Ganjar mengakui jika perbedaan itu indah. Akan tetapi, tidak sedikit orang yang memanfaatkan perbedaan itu untuk mendapatkan kepentingan pribadi maupun kepentingan kelompoknya. Protes, menurut Ganjar tidak dilarang, tetapi ia memita agar protes yang dilakukan mahasiswa maupun masyarakat dilakukan dengan santun.
"Ayo rembugan, aja nesunan disik. (Ayo bermusyawarah, jangan marah dulu)," tandasnya.
Ketua FKUB Jateng Taslim Syahlan mengatakan, jika FKUB sampai hari ini masih menyaksikan dinamika demokrasi yang luar biasa. Sikap kritis yang dilakukan sejumlah elemen justru disampaikan dengan cara yang tidak sesuai dengan budaya bangsa Indonesia.
"Sampaikan sikap kritis yang sesuai budaya bangsa, jangan rusuh. Teteplah komitmen menegakkan dan menjaga Indonesia dan koridor membangun bangsa. Sampaikan aspirasi dengan benar, tanpa harus ditumpangi kepentingan-kepentingan yang tidak bertanggungjawab," pesannya.
Baca juga : Ganjar, Ulama dan Tokoh Lintas Agama Doakan Perdamaian Indonesia
Berita Terbaru