Follow Us :              

Dialog dengan Milenial, Ganjar dan Gus Miftah Saling Sindir

  11 October 2019  |   13:00:00  |   dibaca : 2932 
Kategori :
Bagikan :


Dialog dengan Milenial, Ganjar dan Gus Miftah Saling Sindir

11 October 2019 | 13:00:00 | dibaca : 2932
Kategori :
Bagikan :

Foto : Vivi (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Vivi (Humas Jateng)

SURAKARTA - Sarasehan dan Dialog Kebangsaan Milenial dengan tema Generasi Milenial Siap Merawat dan Menjaga NKRI di Graha IAIN Surakarta, Jumat (11/10/2019) siang yang diikuti mahasiswa se-Solo Raya berlangsung gayeng.

Terutama karena dua pembicara, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo dan Pengasuh Pondok Pesantren Ora Aji Miftah Maulana Habiburrahman atau lebih dikenal dengan Gus Miftah saling sindir saat memulai paparan.

"Gus Miftah ki ngisi pengajian kemana-mana, opo bisyarohe kurang, ora tau cukur rambut," kata Ganjar disambut tawa Gus Miftah.

Gus Miftah pun tak mau kalah. Ia membalas sindiran Ganjar dan menyebut jika orang nomor satu di Jateng itu telah meninggalkan dunia hitam.

"Pak Ganjar itu sudah meninggalkan dunia hitam, sekarang rambutnya putih," kata Gus Miftah yang juga disambut tawa Ganjar.

Dialog kebangsaan dimoderatori Rektor Walisongo Imam Taufiq yang diawali dengan sambutan danucapan selamat datang Rektor IAIN Surakarta Mudofir. 

"Kehadiran Pak Ganjar ini sebagai bagian dari negara harus hadir di perguruan tinggi untuk memberikan pencerahan," kata Mudofir.

Dalam paparannya Ganjar menyampaikan jika Islam itu pada dasarnya membawa rahmatan lil alamin. Islam juga membawa cinta dan kasih sayang seperti tanaman kering dan sering disiram agar tumbuh subur. 

"Saya mengajak kaum milenial ini menggunakan sosial media untuk menyampaikan kebenaran dan kebaikan. Di atas politik ada kemanusiaan. Kita harus bersama-sama menjaga Indonesia," tandas Ganjar. 

Gus Miftah juga menegaskan, berkali ulang nasionalisme diuji dengan gerakan radikalisme yang menganggap nasionalime itu tidak ada dalam agama. Dengan tegas, Gus Miftah jika ada yang mengatakan itu, bersrti belum pernah ngaji. 

"Salah tafsir terhadap agama itu karena salah memilih guru. Ilmu tanpa guru ya gurune setan, salah milih guru ya gurune setan. Yang muncul kemudian fitnah," katanya.

Gus Miftah yang viral dengan dakwahnya di cafe dan tempat prostitusi mengajak para milenial untuk mencintai agama dengan hati, dengan nilai-nilai pancasila. 

"Pancasila melemah itu karena sekarang di SMP, SMA tidak ada lagi Penataran P4. Kendalikan sosmedmu, karena, tanganmu, jarimu akan dipertanggungjawabkan kelak dihadapan Allah Swt," ujar Gus Miftah yang di akhir acara bersama Ganjar mengajak mahasiswa berikrar untuk menjaga Pancasila dan NKRI.


Bagikan :

SURAKARTA - Sarasehan dan Dialog Kebangsaan Milenial dengan tema Generasi Milenial Siap Merawat dan Menjaga NKRI di Graha IAIN Surakarta, Jumat (11/10/2019) siang yang diikuti mahasiswa se-Solo Raya berlangsung gayeng.

Terutama karena dua pembicara, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo dan Pengasuh Pondok Pesantren Ora Aji Miftah Maulana Habiburrahman atau lebih dikenal dengan Gus Miftah saling sindir saat memulai paparan.

"Gus Miftah ki ngisi pengajian kemana-mana, opo bisyarohe kurang, ora tau cukur rambut," kata Ganjar disambut tawa Gus Miftah.

Gus Miftah pun tak mau kalah. Ia membalas sindiran Ganjar dan menyebut jika orang nomor satu di Jateng itu telah meninggalkan dunia hitam.

"Pak Ganjar itu sudah meninggalkan dunia hitam, sekarang rambutnya putih," kata Gus Miftah yang juga disambut tawa Ganjar.

Dialog kebangsaan dimoderatori Rektor Walisongo Imam Taufiq yang diawali dengan sambutan danucapan selamat datang Rektor IAIN Surakarta Mudofir. 

"Kehadiran Pak Ganjar ini sebagai bagian dari negara harus hadir di perguruan tinggi untuk memberikan pencerahan," kata Mudofir.

Dalam paparannya Ganjar menyampaikan jika Islam itu pada dasarnya membawa rahmatan lil alamin. Islam juga membawa cinta dan kasih sayang seperti tanaman kering dan sering disiram agar tumbuh subur. 

"Saya mengajak kaum milenial ini menggunakan sosial media untuk menyampaikan kebenaran dan kebaikan. Di atas politik ada kemanusiaan. Kita harus bersama-sama menjaga Indonesia," tandas Ganjar. 

Gus Miftah juga menegaskan, berkali ulang nasionalisme diuji dengan gerakan radikalisme yang menganggap nasionalime itu tidak ada dalam agama. Dengan tegas, Gus Miftah jika ada yang mengatakan itu, bersrti belum pernah ngaji. 

"Salah tafsir terhadap agama itu karena salah memilih guru. Ilmu tanpa guru ya gurune setan, salah milih guru ya gurune setan. Yang muncul kemudian fitnah," katanya.

Gus Miftah yang viral dengan dakwahnya di cafe dan tempat prostitusi mengajak para milenial untuk mencintai agama dengan hati, dengan nilai-nilai pancasila. 

"Pancasila melemah itu karena sekarang di SMP, SMA tidak ada lagi Penataran P4. Kendalikan sosmedmu, karena, tanganmu, jarimu akan dipertanggungjawabkan kelak dihadapan Allah Swt," ujar Gus Miftah yang di akhir acara bersama Ganjar mengajak mahasiswa berikrar untuk menjaga Pancasila dan NKRI.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu