Follow Us :              

Gus Yasin : Santri Itu Ngaji kepada Kiai dan Ponpes, Bukan Google atau Youtube

  22 October 2019  |   08:00:00  |   dibaca : 1927 
Kategori :
Bagikan :


Gus Yasin : Santri Itu Ngaji kepada Kiai dan Ponpes, Bukan Google atau Youtube

22 October 2019 | 08:00:00 | dibaca : 1927
Kategori :
Bagikan :

Foto : Bintoro (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Bintoro (Humas Jateng)

REMBANG - Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen mengatakan tagline santri saat ini adalah ngaji kepada kiai dan habaib, ngaji di pondok pesantren (ponpes) bukan di google. Santri juga harus bisa mengembalikan posisi agama untuk menyelesaikan permasalahan, bukan menjadikan sebagai permasalahan.

"Kiai dan Habaib di Indonesia keilmuannya memiliki sanat sampai kepada Nabi Muhammad SAW. Mari pertahankan dan suarakan bahwa belajar harus kepada Kiai yang memiliki sanat sampai kepada nabi. Santri nusantara itu tetap 'gondhelan dateng kiai'. Maka dari itu tagline santri saat ini adalah ngaji kepada kiai dan habaib, ngaji di pondok pesantren, bukan ngaji di google atau youtube," katanya usai upacara Peringatan Hari Santri Nasional (HSN) 2019 di Alun-alun Rembang, Selasa (22/10/2019).

Gus Yasin menjelaskan, sejak dulu agama lahir untuk menyelesaikan permasalahan. Namun fenomena saat ini agama juga menjadi permasalahan. Itulah yang menjadi salah satu tantangan santri sekarang ini.

"Tantangan santri adalah mengembalikan posisi agama untuk menyelesaikan permasalahan. Bisa memposisikan santri. Jadi ketika ada santri, di situ bisa menyelesaikan permasalahan," katanya 

Bertepatan dengan Hari Santri Nasional kelima ini, Gus Yasin juga mengajak para santri untuk menunjukkan kepada dunia bahwa santri Indonesia bisa membawa kedamaian untuk dunia. Hal itu sesuai dengan tagline HSN 2019 "Santri Indonesia Untuk Perdamaian Dunia". 

Sebelumnya Gus Yasin juga sempat menyampaikan tantangan santri milenial kepada para santri dari berbagai daerah di Jawa Tengah dalam acara Sarasehan dan Dialog "Santri Generasi Milenial, Nasionalis, dan Religius" di Ponpes Al Anwar 3 Sarang Rembang. Menurutnya, santri milenial harus bisa terbuka dan tidak ekslusif sehingga masyarakat bisa merasa nyaman, damai, dan tenang ketika mendengar kata ponpes atau santri.

"Apa yang berkembang beberapa waktu terakhir adalah pandangan masyarakat mengenai ponpes yang dirasa ekslusif. Maka santri milenial harus bisa menumbuhkan kembali kepercayaan masyarakat bahwa santri ada untuk m membantu menyelesaikan permasalahan, bukan menjadi permasalahan," ungkapnya.

Santri juga diharapkan bisa menjawab tantangan terkait permasalahan ekonomi di masyarakat. Salah satunya adalah mulai mengembangkan kreasi dan inovasi dan menciptakan produk-produk yang memiliki nilai jual. "Sejauh ini sudah banyak ponpes yang memiliki produk tetapi masih kurang dalam hal pemasaran. Tantangan ini juga yang harus dijawab oleh para santri," katanya.

 

Baca juga : Mundur dari Mimbar, Ganjar Persilakan Gus Yasin Beri Sambutan di Hari Santri Nasional


Bagikan :

REMBANG - Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen mengatakan tagline santri saat ini adalah ngaji kepada kiai dan habaib, ngaji di pondok pesantren (ponpes) bukan di google. Santri juga harus bisa mengembalikan posisi agama untuk menyelesaikan permasalahan, bukan menjadikan sebagai permasalahan.

"Kiai dan Habaib di Indonesia keilmuannya memiliki sanat sampai kepada Nabi Muhammad SAW. Mari pertahankan dan suarakan bahwa belajar harus kepada Kiai yang memiliki sanat sampai kepada nabi. Santri nusantara itu tetap 'gondhelan dateng kiai'. Maka dari itu tagline santri saat ini adalah ngaji kepada kiai dan habaib, ngaji di pondok pesantren, bukan ngaji di google atau youtube," katanya usai upacara Peringatan Hari Santri Nasional (HSN) 2019 di Alun-alun Rembang, Selasa (22/10/2019).

Gus Yasin menjelaskan, sejak dulu agama lahir untuk menyelesaikan permasalahan. Namun fenomena saat ini agama juga menjadi permasalahan. Itulah yang menjadi salah satu tantangan santri sekarang ini.

"Tantangan santri adalah mengembalikan posisi agama untuk menyelesaikan permasalahan. Bisa memposisikan santri. Jadi ketika ada santri, di situ bisa menyelesaikan permasalahan," katanya 

Bertepatan dengan Hari Santri Nasional kelima ini, Gus Yasin juga mengajak para santri untuk menunjukkan kepada dunia bahwa santri Indonesia bisa membawa kedamaian untuk dunia. Hal itu sesuai dengan tagline HSN 2019 "Santri Indonesia Untuk Perdamaian Dunia". 

Sebelumnya Gus Yasin juga sempat menyampaikan tantangan santri milenial kepada para santri dari berbagai daerah di Jawa Tengah dalam acara Sarasehan dan Dialog "Santri Generasi Milenial, Nasionalis, dan Religius" di Ponpes Al Anwar 3 Sarang Rembang. Menurutnya, santri milenial harus bisa terbuka dan tidak ekslusif sehingga masyarakat bisa merasa nyaman, damai, dan tenang ketika mendengar kata ponpes atau santri.

"Apa yang berkembang beberapa waktu terakhir adalah pandangan masyarakat mengenai ponpes yang dirasa ekslusif. Maka santri milenial harus bisa menumbuhkan kembali kepercayaan masyarakat bahwa santri ada untuk m membantu menyelesaikan permasalahan, bukan menjadi permasalahan," ungkapnya.

Santri juga diharapkan bisa menjawab tantangan terkait permasalahan ekonomi di masyarakat. Salah satunya adalah mulai mengembangkan kreasi dan inovasi dan menciptakan produk-produk yang memiliki nilai jual. "Sejauh ini sudah banyak ponpes yang memiliki produk tetapi masih kurang dalam hal pemasaran. Tantangan ini juga yang harus dijawab oleh para santri," katanya.

 

Baca juga : Mundur dari Mimbar, Ganjar Persilakan Gus Yasin Beri Sambutan di Hari Santri Nasional


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu