Follow Us :              

Lewat Cubitan, Ganjar Ajari Siswa Tentang Bahaya Terorisme

  06 November 2019  |   16:00:00  |   dibaca : 1596 
Kategori :
Bagikan :


Lewat Cubitan, Ganjar Ajari Siswa Tentang Bahaya Terorisme

06 November 2019 | 16:00:00 | dibaca : 1596
Kategori :
Bagikan :

Foto : Slam (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Slam (Humas Jateng)

SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo memiliki cara unik untuk memberikan pemahaman tentang terorisme kepada siswa SMA/SMK yang mengikuti Kemah Rohis di Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT), Rabu (6/11/2019). Alih-alih memberikan teori yang sulit, Ganjar justru memberikan pemahaman tentang terorisme dengan cubitan.

Adalah Nina dan Kirana, dua peserta yang diminta Ganjar mempraktikkan hal itu. Kepada kedua siswi ini, Ganjar meminta keduanya untuk saling mencubit satu sama lainnya.

"Coba Nina cubit Kirana, terus dibalas dengan cubitan yang sama. Cubit beneran lho, jangan bohongan ya," kata Ganjar.

Kedua siswi itu kemudian mempraktikkannya. Meski tertawa, namun keduanya meringis dan menjerit kecil karena cubitannya terasa sakit.

"Sakit tidak?," tanya Ganjar dan dijawab kompak keduanya.

"Sakit sekali pak," jawab Nina dan Kirana.

Jawaban itulah yang digunakan Ganjar untuk menerangkan kepada para siswa tersebut tentang terorisme. Menurut Ganjar, kalau sudah tahu dicubit sakit, maka jangan mencubit orang lain.

"Itu baru dicubit, sakit kan ya? Apalagi tindakan terorisme, dia ngebom, menusuk, melukai dan menyakiti banyak orang. Apakah itu ajaran agama kita?," tanya Ganjar yang dijawab kompak oleh ratusan siswa dengan kata tidak.

Setiap agama lanjut Ganjar tidak pernah mengajarkan pengikutnya untuk saling menyakiti. Cinta kasih dan perdamaian adalah hal utama yang selalu diajarkan agama di dunia.

"Jadi kalau ada yang menyakiti sesama manusia atas nama agama, itu patut dipertanyakan," tegasnya.

Lebih lanjut Ganjar menerangkan, dunia pendidikan merupakan tempat favorit para teroris untuk menyebarkan paham radikal. Melalui dunia pendidikan itu, mereka menanamkan sikap kebencian dan paham radikal kepada siswa.

"Maka saya minta teman-teman yang ada di sini untuk waspada. Penelitian dari universitas Islam Negeri Syarief Hidayatullah Jakarta membuktikan, bahwa intoleransi beragama di kalangan generasi millenial khususnya pelajar cukup tinggi," tutupnya.

Cara Ganjar mengajarkan tentang terorisme dengan bahasa sederhana itu begitu disenangi para siswa. Dani Candra misalnya, siswa SMAN 2 Semarang ini mengatakan, bahwa cara Ganjar memberikan pemahaman sangat millenial.

"Bahasanya sederhana, jadi mudah dipahami. Pak Ganjar sosok gubernur millenial yang paham bagaimana berkomunikasi dengan anak muda," kata dia.


Bagikan :

SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo memiliki cara unik untuk memberikan pemahaman tentang terorisme kepada siswa SMA/SMK yang mengikuti Kemah Rohis di Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT), Rabu (6/11/2019). Alih-alih memberikan teori yang sulit, Ganjar justru memberikan pemahaman tentang terorisme dengan cubitan.

Adalah Nina dan Kirana, dua peserta yang diminta Ganjar mempraktikkan hal itu. Kepada kedua siswi ini, Ganjar meminta keduanya untuk saling mencubit satu sama lainnya.

"Coba Nina cubit Kirana, terus dibalas dengan cubitan yang sama. Cubit beneran lho, jangan bohongan ya," kata Ganjar.

Kedua siswi itu kemudian mempraktikkannya. Meski tertawa, namun keduanya meringis dan menjerit kecil karena cubitannya terasa sakit.

"Sakit tidak?," tanya Ganjar dan dijawab kompak keduanya.

"Sakit sekali pak," jawab Nina dan Kirana.

Jawaban itulah yang digunakan Ganjar untuk menerangkan kepada para siswa tersebut tentang terorisme. Menurut Ganjar, kalau sudah tahu dicubit sakit, maka jangan mencubit orang lain.

"Itu baru dicubit, sakit kan ya? Apalagi tindakan terorisme, dia ngebom, menusuk, melukai dan menyakiti banyak orang. Apakah itu ajaran agama kita?," tanya Ganjar yang dijawab kompak oleh ratusan siswa dengan kata tidak.

Setiap agama lanjut Ganjar tidak pernah mengajarkan pengikutnya untuk saling menyakiti. Cinta kasih dan perdamaian adalah hal utama yang selalu diajarkan agama di dunia.

"Jadi kalau ada yang menyakiti sesama manusia atas nama agama, itu patut dipertanyakan," tegasnya.

Lebih lanjut Ganjar menerangkan, dunia pendidikan merupakan tempat favorit para teroris untuk menyebarkan paham radikal. Melalui dunia pendidikan itu, mereka menanamkan sikap kebencian dan paham radikal kepada siswa.

"Maka saya minta teman-teman yang ada di sini untuk waspada. Penelitian dari universitas Islam Negeri Syarief Hidayatullah Jakarta membuktikan, bahwa intoleransi beragama di kalangan generasi millenial khususnya pelajar cukup tinggi," tutupnya.

Cara Ganjar mengajarkan tentang terorisme dengan bahasa sederhana itu begitu disenangi para siswa. Dani Candra misalnya, siswa SMAN 2 Semarang ini mengatakan, bahwa cara Ganjar memberikan pemahaman sangat millenial.

"Bahasanya sederhana, jadi mudah dipahami. Pak Ganjar sosok gubernur millenial yang paham bagaimana berkomunikasi dengan anak muda," kata dia.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu