Follow Us :              

Belajar Kegigihan Dari Pengasingan Bung Karno

  24 November 2019  |   16:00:00  |   dibaca : 6782 
Kategori :
Bagikan :


Belajar Kegigihan Dari Pengasingan Bung Karno

24 November 2019 | 16:00:00 | dibaca : 6782
Kategori :
Bagikan :

Foto : Tim Humas (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Tim Humas (Humas Jateng)

BENGKULU - Perjuangan Soekarno untuk memerdekakan bangsa Indonesia dari jajahan Belanda penuh dengan duka lara. Menjadi musuh Kolonial tempo dulu, Bung Karno kerap diasingkan ke berbagai tempat terpencil, seperti Ende Flores hingga Bengkulu.

Di Bengkulu, kisah Bung Karno berjuang demi kemerdekaan saat menjalani pengasingan terekam dengan baik di rumah yang terletak di Kelurahan Anggut Atas Kecamatan Ratu Samban, Kota Bengkulu itu. Puluhan foto berjejer di sepanjang dinding, untuk menceritakan bagaimana perjuangan Soekarno saat masa pengasingan. 

Kisah kegigihan Bung Karno yang pantang menyerah meski dalam kondisi sulit tergambar di salah satu foto di ruang kerjanya. Foto tersebut menggambarkan, bagaimana Bung Karno menderita penyakit malaria cukup parah hingga membuatnya hampir menyerah saat diasingkan di Ende. Namun karena kegigihannya dan semangatnya untuk berjuang demi kemerdekaan, pengasingan dan sakit itu tidak menghalanginya.

Kegigihan Bung Karno itulah yang membuat Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo tak bisa berkata banyak saat mengunjungi rumah pengasingan Bung Karno di Bengkulu, Minggu (24/11). Kekaguman Ganjar terhadap kisah perjuangan sang Proklamator itu, membuatnya membisu dan tertegun.

Setapak demi setapak, Ganjar menyusuri rumah dengan luas 9x18 meter tersebut. Ruang tamu, ruang kerja, kamar tidur, tempat makan hingga sumur yang dahulu digunakan Soekarno saat pengasingan, tak luput dari perhatian Ganjar.

Ratusan buku, berbagai seragam Tonil, group yang didirikan Soekarno hingga sepeda tua diamatinya dengan seksama. Puluhan foto yang menggambarkan perjuangan Soekarno selama pengasingan, dilihat secara detil oleh Ganjar.

"Bung Karno sosok yang tangguh. Di manapun dia dibuang, dia tetap survive dan terus gigih memperjuangkan kemerdekaan. Ini pelajaran bagi semua pemimpin, harus tangguh dan tidak boleh cengeng. Di rumah pengasingan ini, saya belajar bagaimana kegigihan bapak bangsa itu," kata Ganjar.

Banyak hal yang dapat diteladani dari sosok Bung Karno selama dalam pengasingan, khususnya bagi para pemimpin saat ini. Kisah ketabahan Bung Karno menjadi hal pertama yang dikomentari Ganjar. Menurutnya, menjadi orang yang dimusuhi Belanda dan dibuang ke sejumlah tempat yang jauh, ketabahan Bung Karno benar-benar teruji.

"Itu pesan bagi kita semua, bahwa menjadi pemimpin itu harus tabah, plularis dan memiliki strong leadership serta punya passion dalam kepemimpinan. Tidak boleh cengeng, apapun yang terjadi harus survive," tegasnya.

Satu lagi lanjut dia, pesan Bung Karno bagi para pemimpin adalah tidak lupa dari mana asalnya. 

"Pemimpin itu lahir dari rakyat, tumbuh bersama rakyat dan bukan di atas rakyat. Itu pesan Bung Karno untuk para pemimpin. Semoga, kita selalu ingat dari mana asalnya," pungkasnya.

Menurut keterangan Yamanudin, pengurus rumah pengasingan Soekarno di Bengkulu, rumah Bung Karno tidak hanya mengisahkan tentang perjuangan semata. Namun, kisah cinta Bung Karno dengan Ibu Fatmawati juga terjadi di rumah ini.

"Semua masih lengkap dan asli, bahkan surat Bung Karno untuk bu Fatma juga masih ada," terangnya.

Hampir semua perlengkapan yang ada di rumah itu lanjut dia masih asli. Ranjang, sepeda, ruang kerja hingga buku-buku bacaan Bung Karno masih tersimpan rapi di rumah itu.

"Ada 300 lebih koleksi buku Bung Karno di rumah ini. Tidak hanya bahasa Indonesia, namun juga bahasa Belanda, China dan lainnya. Bung Karno memang sosok yang tidak pernah lelah untuk belajar," tegasnya.


Bagikan :

BENGKULU - Perjuangan Soekarno untuk memerdekakan bangsa Indonesia dari jajahan Belanda penuh dengan duka lara. Menjadi musuh Kolonial tempo dulu, Bung Karno kerap diasingkan ke berbagai tempat terpencil, seperti Ende Flores hingga Bengkulu.

Di Bengkulu, kisah Bung Karno berjuang demi kemerdekaan saat menjalani pengasingan terekam dengan baik di rumah yang terletak di Kelurahan Anggut Atas Kecamatan Ratu Samban, Kota Bengkulu itu. Puluhan foto berjejer di sepanjang dinding, untuk menceritakan bagaimana perjuangan Soekarno saat masa pengasingan. 

Kisah kegigihan Bung Karno yang pantang menyerah meski dalam kondisi sulit tergambar di salah satu foto di ruang kerjanya. Foto tersebut menggambarkan, bagaimana Bung Karno menderita penyakit malaria cukup parah hingga membuatnya hampir menyerah saat diasingkan di Ende. Namun karena kegigihannya dan semangatnya untuk berjuang demi kemerdekaan, pengasingan dan sakit itu tidak menghalanginya.

Kegigihan Bung Karno itulah yang membuat Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo tak bisa berkata banyak saat mengunjungi rumah pengasingan Bung Karno di Bengkulu, Minggu (24/11). Kekaguman Ganjar terhadap kisah perjuangan sang Proklamator itu, membuatnya membisu dan tertegun.

Setapak demi setapak, Ganjar menyusuri rumah dengan luas 9x18 meter tersebut. Ruang tamu, ruang kerja, kamar tidur, tempat makan hingga sumur yang dahulu digunakan Soekarno saat pengasingan, tak luput dari perhatian Ganjar.

Ratusan buku, berbagai seragam Tonil, group yang didirikan Soekarno hingga sepeda tua diamatinya dengan seksama. Puluhan foto yang menggambarkan perjuangan Soekarno selama pengasingan, dilihat secara detil oleh Ganjar.

"Bung Karno sosok yang tangguh. Di manapun dia dibuang, dia tetap survive dan terus gigih memperjuangkan kemerdekaan. Ini pelajaran bagi semua pemimpin, harus tangguh dan tidak boleh cengeng. Di rumah pengasingan ini, saya belajar bagaimana kegigihan bapak bangsa itu," kata Ganjar.

Banyak hal yang dapat diteladani dari sosok Bung Karno selama dalam pengasingan, khususnya bagi para pemimpin saat ini. Kisah ketabahan Bung Karno menjadi hal pertama yang dikomentari Ganjar. Menurutnya, menjadi orang yang dimusuhi Belanda dan dibuang ke sejumlah tempat yang jauh, ketabahan Bung Karno benar-benar teruji.

"Itu pesan bagi kita semua, bahwa menjadi pemimpin itu harus tabah, plularis dan memiliki strong leadership serta punya passion dalam kepemimpinan. Tidak boleh cengeng, apapun yang terjadi harus survive," tegasnya.

Satu lagi lanjut dia, pesan Bung Karno bagi para pemimpin adalah tidak lupa dari mana asalnya. 

"Pemimpin itu lahir dari rakyat, tumbuh bersama rakyat dan bukan di atas rakyat. Itu pesan Bung Karno untuk para pemimpin. Semoga, kita selalu ingat dari mana asalnya," pungkasnya.

Menurut keterangan Yamanudin, pengurus rumah pengasingan Soekarno di Bengkulu, rumah Bung Karno tidak hanya mengisahkan tentang perjuangan semata. Namun, kisah cinta Bung Karno dengan Ibu Fatmawati juga terjadi di rumah ini.

"Semua masih lengkap dan asli, bahkan surat Bung Karno untuk bu Fatma juga masih ada," terangnya.

Hampir semua perlengkapan yang ada di rumah itu lanjut dia masih asli. Ranjang, sepeda, ruang kerja hingga buku-buku bacaan Bung Karno masih tersimpan rapi di rumah itu.

"Ada 300 lebih koleksi buku Bung Karno di rumah ini. Tidak hanya bahasa Indonesia, namun juga bahasa Belanda, China dan lainnya. Bung Karno memang sosok yang tidak pernah lelah untuk belajar," tegasnya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu